Gaya 'Performative Male' yang Jadi Tren di Kalangan Pria, Apa Itu?
Belakangan ini, istilah 'performative male' atau pria performatif tengah jadi perbincangan hangat di media sosial. Tak hanya viral sampai dilombakan di luar negeri, fenomena ini juga jadi tren di Indonesia. Akun Instagram @ussfeeds sendiri sempat mengunggah video acara kontes performative male yang diadakan di Taman Langsat, Jakarta. Lantas apa sebenarnya 'performative male'?
Performative male adalah pria, biasanya Gen Z, yang tampil seperti sosok yang suka baca buku feminis, dengerin lagu mellow, rajin terapi, minum matcha, pakai tote bag, dan paham mengenai zodiak. Gaya tersebut berbeda dari ciri khas pria yang umumnya terlihat maskulin. Tapi, semua itu dilakukan bukan karena benar-benar suka, melainkan karena tahu citra itu disukai banyak perempuan.
Tren ini lahir dari TikTok dan Instagram, lalu berkembang jadi semacam gaya untuk pria yang terlihat sadar diri dan emosional. Feed mereka penuh tentang healing, self-love, dan terapi. Semua itu dikemas estetik dan catchy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar negeri sendiri 'performative male' dijadikan sebuah kontes, di mana pesertanya membawa matcha, gitar akustik, buku feminis, skateboard, dan kamera. Semua demi citra yang terlihat menarik dan unik.
Sebenarnya, tidak salah untuk menyukai minuman matcha, journaling, atau ikut terapi. Tapi masalahnya muncul kalau semua itu hanya untuk pencitraan, bukan pertumbuhan.
Pria performatif seringkali hanya membuka diri 'secukupnya' agar menarik, lalu menghindar saat keadaan mulai lebih melibatkan emosional. Mereka bisa berkata 'sedang healing', tapi tetap bersikap manipulatif. Ini bukan tentang jadi pria lembut, tapi tentang berpura-pura jadi pria lembut.
Apakah Kamu Termasuk Performative Male?
Coba jawab ini:
β’ Pernah pura-pura suka buku atau musik demi disukai perempuan?
β’ Ikut tren seperti minum matcha atau pakai tote bag walau tidak suka?
β’ Merasa perlu terlihat journaling atau baca buku di tempat umum?
β’ Mengubah gaya demi validasi, bukan karena suka?
Kalau jawabannya 'iya', kamu mungkin sudah masuk ke tipe performative male.
Perlu diingat bahwa yang dibutuhkan bukan hanya sekedar estetika, tapi autentisitas. Berkembanglah secara nyata, bukan hanya demi 'terlihat' tumbuh. Jadi pria yang peduli dan emosional itu baik, tapi pastikan kamu melakukannya untuk dirimu sendiri, bukan demi likes atau validasi dari orang lain.
(vio/vio)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
A$AP Rocky Jadi Brand Ambassador Terbaru Chanel
Kisah Hidup Zhang Xin, dari Buruh Pabrik Jadi Wanita Terkaya Dunia
Transformasi Asmirandah Before-After Sedot Lemak, Makin Cantik dan Langsing
Ramalan Zodiak 6 Desember: Aries Atur Pengeluaran, Taurus Jangan Boros
Ini Rahasia Rambut Sehat Berkilau Tasya Farasya dan Davina Karamoy











































