Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Gaya 'Performative Male' yang Jadi Tren di Kalangan Pria, Apa Itu?

Vina Oktiani - wolipop
Rabu, 06 Agu 2025 10:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Performative Male
Foto: Instagram/@ussfeeds
Jakarta -

Belakangan ini, istilah 'performative male' atau pria performatif tengah jadi perbincangan hangat di media sosial. Tak hanya viral sampai dilombakan di luar negeri, fenomena ini juga jadi tren di Indonesia. Akun Instagram @ussfeeds sendiri sempat mengunggah video acara kontes performative male yang diadakan di Taman Langsat, Jakarta. Lantas apa sebenarnya 'performative male'?

Performative male adalah pria, biasanya Gen Z, yang tampil seperti sosok yang suka baca buku feminis, dengerin lagu mellow, rajin terapi, minum matcha, pakai tote bag, dan paham mengenai zodiak. Gaya tersebut berbeda dari ciri khas pria yang umumnya terlihat maskulin. Tapi, semua itu dilakukan bukan karena benar-benar suka, melainkan karena tahu citra itu disukai banyak perempuan.

Tren ini lahir dari TikTok dan Instagram, lalu berkembang jadi semacam gaya untuk pria yang terlihat sadar diri dan emosional. Feed mereka penuh tentang healing, self-love, dan terapi. Semua itu dikemas estetik dan catchy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di luar negeri sendiri 'performative male' dijadikan sebuah kontes, di mana pesertanya membawa matcha, gitar akustik, buku feminis, skateboard, dan kamera. Semua demi citra yang terlihat menarik dan unik.

Sebenarnya, tidak salah untuk menyukai minuman matcha, journaling, atau ikut terapi. Tapi masalahnya muncul kalau semua itu hanya untuk pencitraan, bukan pertumbuhan.

ADVERTISEMENT

Pria performatif seringkali hanya membuka diri 'secukupnya' agar menarik, lalu menghindar saat keadaan mulai lebih melibatkan emosional. Mereka bisa berkata 'sedang healing', tapi tetap bersikap manipulatif. Ini bukan tentang jadi pria lembut, tapi tentang berpura-pura jadi pria lembut.

Apakah Kamu Termasuk Performative Male?

Coba jawab ini:
β€’ Pernah pura-pura suka buku atau musik demi disukai perempuan?
β€’ Ikut tren seperti minum matcha atau pakai tote bag walau tidak suka?
β€’ Merasa perlu terlihat journaling atau baca buku di tempat umum?
β€’ Mengubah gaya demi validasi, bukan karena suka?

Kalau jawabannya 'iya', kamu mungkin sudah masuk ke tipe performative male.

Perlu diingat bahwa yang dibutuhkan bukan hanya sekedar estetika, tapi autentisitas. Berkembanglah secara nyata, bukan hanya demi 'terlihat' tumbuh. Jadi pria yang peduli dan emosional itu baik, tapi pastikan kamu melakukannya untuk dirimu sendiri, bukan demi likes atau validasi dari orang lain.

(vio/vio)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads