Blue sapphire masih menjadi perbincangan hangat menyusul penampilan Maia Estianty di siraman menjelang pernikahan putranya, Al Ghazali, dengan Alyssa Daguise. Perhiasannya, mulai dari kalung, anting, gelang hingga cincin berhiaskan safir biru. Lantas, apa yang membuat salah satu jenis batu permata ini begitu spesial dan berharga?
Menurut Leslie Christian Saputra, gemolog atau pakar gemologi dari jenama perhiasan ternama Mondial, blue sapphire termasuk satu dari tiga precious stones yang paling populer di dunia. Biasa disebut the big three, selain blue sapphire, ada ruby dan emerald.
Blue sapphire dan ruby terbentuk dari sumber yang sama, yakni mineral berkomposisi aluminium dan oksida, atau dalam istilah sains lebih dikenal sebagai corundum (korundum).
"Korundum murni sebenarnya colorless atau tidak berwarna, mirip berlian," ungkap Leslie kepada Wolipop, Rabu (18/6/2025).
Namun, korundum tersebut, lanjut Leslie, bisa memiliki warna berbeda karena trace element, faktor utama penentu keunikan blue sapphire.
"Kalau blue sapphire, trace element-nya adalah iron dan titanium, sementara merahnya ruby terbentuk karena kromium," jelas Leslie yang juga menjabat sebagai general manager Mondial.
Kualitas bebatuan blue sapphire bergantung pula pada tempat tambangnya atau negara asal (country of origin/COO). Leslie memaparkan, pengklasifikasian lokasi tambang blue sapphire terbagi menjadi dua, yaitu daerah basaltic dan non-basaltic.
Karakteristik daerah basaltic terlihat dari kandungan iron yang dominan sehingga menghasilkan blue sapphire dengan kedalaman warna yang lebih gelap. "Agak sedikit kehijauan juga. Biasanya blue sapphire jenis ini masuk kategori commercial quality sehingga sedikit peminatnya," tutur Leslie.
Lantas, hasil tambang dari daerah non-basaltic adalah kebalikannya. Dengan warna birunya cenderung lebih cerah, blue sapphire jenis ini memiliki nilai yang lebih tinggi atau Leslie menyebutnya sebagai fine-to-finest quality karena terbilang langka.
"Salah satu lokasi yang berciri non-basaltic ada di Myanmar, asal Burmese sapphire. Lalu India, dengan Kashmir sapphire-nya. Sri Lanka dan Madagaskar juga termasuk," papar Leslie.
Saat diolah, sudah menjadi praktik umum bahwa blue sapphire akan melalui proses pemanasan atau heat-treatment untuk mengangkat kualitas warnanya. Jika untreated, kata Leslie, permukaan terlihat pucat sehingga mengurangi daya tariknya sebagai sebuah precious stone.
Favorit Keluarga Kerajaan
Menurut Leslie, sulit untuk membantah bahwa kemewahan blue sapphire ikut terdefinisikan karena identik dengan perhiasan favorit keluarga kerajaan dari generasi ke generasi.
Pada era modern, terungkapnya cincin lamaran Putri Wales Putri Diana dari Inggris yang bertakhtakan batu biru safir menjadi salah satu momentumnya. Tiga dekade kemudian, kepopuleran cincin tersebut terulang kembali saat Pangeran William melamar Kate Middleton pada 2010.
"Keluarga kerajaan menjadi sosok penting dalam mempopulerkan big three, khususnya blue sapphire ini sehingga tersirat makna kejujuran, ketulusan, keagungan, dan kemewahan," katanya.
Berangkat dari popularitas tersebut, Mondial pun meluncurkan koleksi perhiasan blue sapphire lewat lini Mondial Precious yang diperkuat dengan kolaborasi bersama Nicholas Saputra mulai dari 2023. Di luar ketenarannya sebagai aktor, Nicholas rupanya seorang gemstone enthusiast sehingga digandeng Mondial untuk turut terlibat dalam proses mendesain.
"Koleksi perhiasan blue sapphire kami cukup bervariasi. Untuk range harga, mulai dari Rp 20 jutaan hingga miliaran rupiah," katanya.
Simak juga Video 'Momen Hangat Ahmad Dhani-Maia Dampingi Pernikahan Al Ghazali':
(dtg/dtg)