Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Baju Sekretaris Pers Trump Diduga Buatan China, Picu Perdebatan

Daniel Ngantung - wolipop
Kamis, 17 Apr 2025 15:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

WASHINGTON, DC - JANUARY 31: White House Press Secretary Karoline Leavitt arrives for a news conference in the Brady Press Briefing Room at the White House on January 31, 2025 in Washington, DC. Leavitt announced that 25-percent tariffs on Canada and Mexico and a 10-percent tariff on China will go into effect on February 1. (Photo by Chip Somodevilla/Getty Images)
Penampilan Karoline Leavitt dengan terusan yang disebut menggunakan bahan dari China pada Januari 2025. (Foto: Chip Somodevilla/Getty Images)
Washington D.C. -

Penampilan Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, memicu kontroversi di tengah memanasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China

Perempuan 27 tahun itu difoto mengenakan terusan formal merah lengan panjang dengan aksen renda hitam dan empat kantong. Foto yang diambil saat Leavitt melakukan jumpa pers di Gedung Putih pada akhir Januari lalu tersebut menarik perhatian Zhang Zhishen, Konsul Jenderal Republik Rakyat China di Denpasar, Indonesia.

WASHINGTON, DC - JANUARY 31: White House Press Secretary Karoline Leavitt arrives for a news conference in the Brady Press Briefing Room at the White House on January 31, 2025 in Washington, DC. Leavitt announced that 25-percent tariffs on Canada and Mexico and a 10-percent tariff on China will go into effect on February 1. (Photo by Chip Somodevilla/Getty Images)Penampilan Karoline Leavitt dengan terusan yang disebut menggunakan bahan dari China pada Januari 2025. (Foto: Chip Somodevilla/Getty Images)

Baru-baru ini, Zhang mengunggah foto pakaian serupa di platform X, disertai tangkapan layar dari pengguna Weibo yang mengklaim bahwa renda pada gaun tersebut diproduksi di sebuah pabrik di Mabu, Tiongkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menuduh China adalah bisnis. Membeli dari China adalah gaya hidup," sindir Zhang dalam unggahan tersebut seperti dikutip WWD. "Renda indah pada gaun itu dikenali oleh seorang pekerja perusahaan Tiongkok sebagai produk mereka," tambahnya.

WASHINGTON, DC - JANUARY 31: White House Press Secretary Karoline Leavitt arrives for a news conference in the Brady Press Briefing Room at the White House on January 31, 2025 in Washington, DC. Leavitt announced that 25-percent tariffs on Canada and Mexico and a 10-percent tariff on China will go into effect on February 1. (Photo by Chip Somodevilla/Getty Images)Foto: Chip Somodevilla/Getty Images

Unggahan Zhang memicu gelombang tanggapan dan perdebatan lanjutan di media sosial, bersamaan dengan meningkatnya ketegangan perang dagang. Menyusul kebijakan Presiden Donald Trump yang menetapkan tarif impor hingga 145 persen terhadap produk Tiongkok, pemerintah Tiongkok membalas dengan menaikkan tarif untuk produk asal AS hingga 125 persen pekan lalu.

ADVERTISEMENT

Kontroversi ini muncul di saat media sosial seperti TikTok ramai dengan konten tentang bagaimana banyak rumah mode mewah memproduksi tas dan barang bernilai tinggi lainnya di Tiongkok. Beberapa pengguna TikTok bahkan menunjukkan rekaman dari dalam pabrik dan membagikan lokasi mereka untuk mendorong konsumen membeli langsung dari sana.

WASHINGTON, DC - JANUARY 31: White House Press Secretary Karoline Leavitt arrives for a news conference in the Brady Press Briefing Room at the White House on January 31, 2025 in Washington, DC. Leavitt announced that 25-percent tariffs on Canada and Mexico and a 10-percent tariff on China will go into effect on February 1. (Photo by Chip Somodevilla/Getty Images)Foto: Chip Somodevilla/Getty Images

Menurut data Statista, Tiongkok telah menjadi produsen dan eksportir pakaian terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade, dengan 13.820 perusahaan pakaian dan aksesori tercatat tahun lalu.

Susan Scafidi, pendiri Fashion Law Institute di Fakultas Hukum Universitas Fordham, menilai konten TikTok dari China yang mengklaim bahwa mode mewah sebenarnya dibuat di sana terkesan berlebihan tapi tak memungkiri kemungkinan kebenarannya. "Tak heran jika gaun merah milik sekretaris pers Gedung Putih dijadikan bahan propaganda dengan nada serupa."

Ia menambahkan, "Mungkin respons terbaik Leavitt adalah tampil di jumpa pers berikutnya dengan bajunya dibalik, label terlihat, jika ia bisa menemukan label 'Made in U.S.A.' yang langka di lemari pakaiannya."

Terkait dampak perang dagang, Scafidi melontarkan rasa pesimisnya. "Saya tidak optimistis , baik soal penurunan tarif dalam waktu dekat, maupun soal kondisi finansial industri mode Amerika dan konsumennya."

Ia juga menyoroti dampak pemangkasan anggaran di lembaga pemerintah yang menurutnya bisa menyulitkan pegawai untuk membeli pakaian, yang harganya kian naik akibat perang dagang.

Sementara itu, Minh-ha Pham, profesor media digital di Pratt Institute, mengatakan insiden Leavitt mencerminkan "titik buta besar dalam pemahaman pemerintahan ini terhadap ekonomi global, terutama dalam penerapan tarif tinggi terhadap negara-negara Asia, khususnya China."

Pham, yang meneliti persimpangan gender, ras, dan tenaga kerja dalam kapitalisme global digital, menegaskan, bukan sesuatu yang mengherankan jika Leavitt memakai busana buatan China karena globalisasi yang tak terelakkan.

"Selama hampir satu abad, hukum dan praktik dagang AS telah membantu menjadikan China sebagai pabrik dunia. Tak mengejutkan jika gaun Leavitt dibuat di China, kemungkinan besar, ponselnya dan banyak barang lain yang ia gunakan juga berasal dari sana," jelasnya.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads