Ayah Ditangkap KPK, Feby Haniv Pernah Bikin Baju Bertema Mafia & Kriminal

Nama desainer Feby Haniv mendadak menjadi perbincangan. Bukan karena karyanya, melainkan kasus gratifikasi yang melibatkan sang ayah, Mohamad Haniv.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Mohamad Haniv sebagai tersangka dugaan korupsi berupa penerimaan gratifikasi ketika bekerja di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Haniv menjabat kepala kantor wilayah direktorat jenderal pajak Jakarta Khusus pada 2015-2018.

Kasusnya masih didalami, tapi ada dugaan bahwa dana yang diterimanya juga mengalir ke Feby Haniv untuk 'mensponsori' peragaan busananya.

Feby diketahui merintis karier sebagai desainer setelah mengenyam pendidikan mode secara formal di Esmod Jakarta, Melbourne School of Fashion, dan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT).

Mulanya mendesain pakaian wanita, Feby kemudian banting setir sebagai desainer busana pria dengan meluncurkan lini F.H. Pour Homme by Feby Haniv.
Sebuah gelaran mode di Glass House, Ritz Carlton Pacific-Place Jakarta, pada 19 Mei 2016 menandai kiprah barunya. Peragaan tersebut menampilkan 16 set setelan formal yang sumber inspirasinya datang dari ayahnya sendiri. "Dia selalu terlihat rapi," kata Feby kepada CNN Indonesia kala itu.

Feby kian serius bergelut di ranah menswear dengan berpartisipasi di Plaza Indonesia Men's Fashion Week (PIMFW). Pertama di PIMFW 2016, kemudian pada tahun berikutnya.

Untuk kesempatan kedua, ia menyuguhkan koleksi bertajuk 'Savage'. Ilhamnya kali ini datang dari para pelaku kriminal.

"Koleksi saya lebih tentang mafia dan para tahanan penjara era 1930-an," katanya usai menampilkan karya di PIMFW 2017 dalam tayangan YouTube Plaza Indonesia.

Para model pria muncul dalam balutan setelan yang dipadu topi fedora. Riasan wajah mereka menyerupai memar seakan baru berkelahi.

Dalam temuan KPK, Haniv pada 5 Desember 2016 sempat mengirim email ke Yul Dirga yang ketika menjabat Kepala Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing 3. Isinya, Haniv meminta bantuan Yul Dirga (mantan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga Kanwil Jakarta Khusus) untuk mencarikan sponsor untuk fashion show putrinya.

Seperti dikabarkan detikNews, nominal permintaan dana ditulis sebesar Rp 150 juta. Nomor rekening BRI serta nomor telepon bernama Feby Paramita juga tertera di surat elektronik.

Karena email ini, masuk gelontoran uang ke rekening milik Feby. Uang ini dikirim oleh pengusaha wajib pajak. Tak diketahui peragaan busana mana yang pembiayaannya menggunakan uang gratifikasi tersebut.

"Bahwa seluruh penerimaan gratifikasi berupa sponsorship pelaksanaan fashion show FH Pour Homme by Feby Haniv adalah sebesar Rp 804 juta di mana perusahaan-perusahaan tersebut menyatakan tidak mendapatkan keuntungan atas pemberian uang sponsorship untuk kegiatan fashion show," ujar Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2025).

KPK mengatakan Mohamad Haniv tak bisa menjelaskan asal-usul uang tersebut. Selain penerimaan gratifikasi sejumlah Rp 804.000.000 untuk fashion show, Haniv juga menerima dalam bentuk valas Rp 6.665.006.000 dan penempatan pada deposito BPR Rp 14.088.834.634. Sehingga total penerimaan sekurang-kurangnya Rp 21.560.840.63

Feby Haniv bukan satu-satunya pelaku industri mode yang berada di pusaran kasus korupsi. Sebelumnya, KPK menetapkan tujuh tersangka korupsi minyak mentah. Salah satunya, Kerry Riza, anak 'raja minyak' Reza Chalid, sekaligus suami dari Atya Irdita Sardadi. Atya merupakan chief marketing officer ARTKEA.