Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Definisi Gaya Seksi Versi Michael Kors, Senggol Bianca Censori

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 14 Feb 2025 13:45 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Model on the runway at the Michael Kors Fall RTW 2025 fashion show as part of New York Fashion Week held at the Terminal Warehouse on February 11, 2025 in New York, New York. (Photo by Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)
Koleksi Michael Kors Fall 2025. (Foto: Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)
New York City -

Michael Kors mengungkapkan pandangannya tentang tren fashion terkini. Menurutnya, keseksian tidak lagi identik dengan pakaian minim, melainkan dengan gaya berpakaian yang nyaman dan elegan.

Jelang peragaan koleksi Fall 2025 di New York Fashion Week baru-baru ini, desainer 65 tahun itu membagikan pengalamannya saat mengunjungi London dan melihat banyak perempuan keluar malam di tengah musim dingin tanpa mengenakan mantel.

"Rasanya mengejutkan melihat kebutuhan untuk berpakaian seperti itu. Baru-baru ini, kita melihat sesuatu di karpet merah yang benar-benar berlebihan, tampil nyaris tanpa busana bukanlah sesuatu yang seksi," ujarnya seperti dikutip Forbes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Model on the runway at the Michael Kors Fall RTW 2025 fashion show as part of New York Fashion Week held at the Terminal Warehouse on February 11, 2025 in New York, New York. (Photo by Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)Michael Kors Fall 2025. (Foto: Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)

Pernyataan tersebut keluar setelah kemunculan istri Kanye West yang vulgar di karpet merah Grammy Awards 2025. Penampilan tersebut sempat menimbulkan kehebohan dan berujung kontroversi.

Koleksi terbaru Kors menawarkan konsep berbusana yang lebih tertutup tapi tetap menawan. "Dalam koleksi ini, tidak ada gaun ketat, tidak ada korset, bustier, atau tulang penyangga. Orang ingin merasa nyaman dan modern. Saya juga berpikir konsep pakaian dalam seperti Spanx itu tidak masuk akal," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Untuk busana malam, Kors menghadirkan gaun longgar berbahan silk jersey dengan gaya kaftan yang dihiasi payet, dipadukan dengan sandal datar. "Ini kebalikan dari korset. Nyaman, sensual, dan memudahkan pergerakan. Tidak ada satu pun sepatu stiletto di koleksi ini. Ini adalah gaya chic yang tak lekang oleh waktu dan modern untuk malam hari," jelasnya.

Model on the runway at the Michael Kors Fall RTW 2025 fashion show as part of New York Fashion Week held at the Terminal Warehouse on February 11, 2025 in New York, New York. (Photo by Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)Michael Kors Fall 2025. (Foto: Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)

Tema utama koleksi ini merujuk pada 'dégagé dressing', gaya berpakaian yang santai tapi berkelas, terinspirasi dari tren mode Amerika pada tahun 1970-an yang mengutamakan kenyamanan dan kehangatan modern.

"Di masa yang penuh ketidakpastian, orang menginginkan sesuatu yang pasti, tetapi tidak membosankan; sesuatu yang timeless dan istimewa. Dunia saat ini dipenuhi dengan berita yang terus-menerus muncul di ponsel kita, dan saya ingin memberikan rasa ketenangan, kepercayaan diri, serta kemewahan bagi orang-orang," lanjut Kors.

Konsep ini juga diterapkan pada desain pakaian sehari-hari yang fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai musim. Gaun sutra ringan, misalnya, dapat dikenakan di akhir musim panas dan dipadukan dengan lapisan tambahan saat musim dingin. Trench coat ringan yang diperkenalkan dalam koleksi ini menampilkan inovasi desain dengan elemen dekoratif berupa motif ikat pinggang.

Cici Xiang Yejing on the runway at the Michael Kors Fall RTW 2025 fashion show as part of New York Fashion Week held at the Terminal Warehouse on February 11, 2025 in New York, New York. (Photo by Gilbert Flores/WWD via Getty Images)Michael Kors Fall 2025. (Foto: Gilbert Flores/WWD via Getty Images)

Kors juga menegaskan pentingnya memahami keinginan pelanggan dengan berbicara langsung kepada mereka di butiknya. "Ini adalah pendidikan terbaik bagi seorang desainer. Pelanggan saya cerdas," ujarnya. Ia pun menyoroti konsep 'cost per wear' (biaya per pemakaian), yaitu nilai sebuah pakaian menjadi lebih ekonomis jika dapat dipakai berulang kali dibandingkan hanya sekali.

Dalam koleksi ini, Kors menawarkan inovasi kain wol tradisional dengan motif trompe l'oeil tweed pada sutra serta aplikasi payet lukis tangan yang dipadukan dengan bahan wol 'smudged'. Sentuhan detail seperti lengan cutaway pada setelan malam memberikan kesan elegan sekaligus fungsional. Warna-warna seperti hijau botol, burgundy, dan cokelat tua mendominasi koleksi, sementara aksesori berbahan shearling pada topi oversized dan tas jinjing menambah kesan menyenangkan.

Panggung peragaan terinspirasi dari rumah Kors dan butik barunya di Madison Avenue, lengkap dengan lampu-lampu Noguchi. Tata rias dan rambut para model pun dibuat lebih natural, sebagai respons terhadap tren media sosial yang menurut Kors telah membuat tampilan kecantikan menjadi berlebihan. "Ini tentang berpakaian untuk diri sendiri, bukan untuk media sosial," tegasnya. Selain itu, kehadiran model senior di peragaan kali ini mendapat apresiasi tersendiri.

Model on the runway at the Michael Kors Fall RTW 2025 fashion show as part of New York Fashion Week held at the Terminal Warehouse on February 11, 2025 in New York, New York. (Photo by Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)Michael Kors Fall 2025. (Foto: Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)

Musik yang mengiringi pertunjukan pun tak kalah menarik, menampilkan remix lagu-lagu klasik seperti "Mad World" dan "Everybody Wants to Rule the World" dari Tears for Fears, "Only You" dari Yaz, serta "Enjoy the Silence" dari Depeche Mode, yang sukses membuat suasana lebih hidup.

Kors memang selalu merayakan perempuan terlepas dari latar belakang mereka, termasuk pandangan politiknya. Namun, untuk mendesain pakaian Ibu Negara Melania Trump, ia tak mau terlalu bicara banyak. Beberapa kali busana Michael Kors menemani penampilan Trump. Ia menyebut bahwa semua kliennya membeli pakaian mereka sendiri. "Saya lebih suka fokus pada apa yang dapat dilakukan oleh fashion daripada terjebak dalam siapa yang memilih untuk mengenakannya," katanya.

Model on the runway at the Michael Kors Fall RTW 2025 fashion show as part of New York Fashion Week held at the Terminal Warehouse on February 11, 2025 in New York, New York. (Photo by Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)Desainer Michael Kors menyapa para tamu seusai mempresentasikan koleksi Fall 2025. (Foto: Giovanni Giannoni/WWD via Getty Images)

Di tengah dunia yang penuh tantangan, Kors ingin membawa optimisme melalui fashion. "Bukan ingin terdengar dangkal, tetapi saya mencoba melihat sisi positifnya. Fashion membuat seseorang merasa lebih baik tentang dirinya sendiri, dan dengan itu, mereka bisa menghadapi dunia dengan lebih percaya diri," pungkasnya.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads