Nike Banjir Kritikan, Dipicu Seragam Atlet Wanita AS untuk Olimpiade 2024
Olimpiade 2024 baru beberapa bulan lagi digelar, tapi kontroversi sudah membayangi. Kostum untuk atlet AS buatan Nike menjadi pemicunya.
Pekan lalu, Nike meluncurkan seragam resmi para atlet dari negara-negara yang disponsorinya untuk Olimpiade musim panas tahun ini. Acara tersebut berlangsung di Paris, Prancis, yang menjadi tuan rumah untuk pesta olahraga empat tahunan itu.
Sejumlah atlet top dunia dan para veteran olahraga seperti Serena William ambil bagian untuk memperagakan seragam tersebut. Tidak ketinggalan atlet lari Anna Cockrell yang mewakili Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atlet lari Anna Cockrell memeragakan kostum kontingen AS buatan Nike untuk Olimpiade 2024. (Foto: Dominique Maitre/WWD via Getty Images) |
Anna muncul dengan kostum bernuansa biru-merah yang terdiri dari sport bra dengan tulisan 'USA', dan bawahan seperti panties.
Nike juga memperkenalkan seragam serupa di media sosialnya. Sebuah foto resmi memperlihatkan sebuah maneken memakai leotard dengan aksen ritsleting. Bagian bawahnya tampak mengekspos secara ekstrem area selangkang sang patung peraga.
Pakaian tersebut lantas memicu perdebatan soal kostum olahraga yang mumpuni bagi atlet perempuan. Apakah Nike sedang mencoba menseksualisasikan mereka, alih-alih menonjolkan bakat mereka lewat pakaian yang lebih mengedepankan fungsionalitas?
"Baju-baju itu jelas tidak dibuat untuk performa," kritik pelari halang rintang AS Colleen Quigley kepada Reuters.
Bintang lompat jauh Queen Harrison Claye menanggapinya dengan candaan bahwa klinik wax bulu semestinya ikut mensponsori kontingen AS.
Sindiran juga datang Katelyn Hutchison, pelari Negeri Paman Sam. "April mop 10 hari lalu," katanya dikutip Vogue.
Nike mengkonfrontasi respons tersebut. Kepada Women's Wear Daily, Wakil Presiden Nike Sport Research Lab Matthew Nurse mengklaim bahwa raksasa olahraga itu telah berkonsultasi dengan sekitar 5.000 atlet saat mempersiapkan seragam bagi kontingen AS.
Atlet Sha'Carri Richardson. (Foto: Dominique Maitre/WWD via Getty Images) |
Sebanyak 70 persen di antaranya perempuan untuk "mencari tahu kebutuhan dari setiap tipe tubuh, termasuk pula variasi dalam risiko cedera, performa, tantangan dalam pemulihan, dan fluktuasi hormonal."
Katie Moon, pemenang Olimpiade dari cabang olahraga atletik sekaligus salah satu atlet AS yang disponsori Nike, tak menampik bahwa pakaian yang diperagakan di maneken tersebut sangat 'mengkhawatirkan'.
Namun, seperti dikatakannya lewat cuitan di X, para atlet perempuan memiliki setidaknya 20 opsi seragam dari Nike untuk dipakai saat bertanding di Olimpiade nanti. Mereka juga bisa memilih pakaian yang didesain bagi para atlet pria.
"Saya rasa ini hanya masalah maneken," tulisnya.
(dtg/dtg)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
A$AP Rocky Jadi Brand Ambassador Terbaru Chanel
Rumor Pacaran Winter aespa & Jungkook BTS Mencuat, Disorot Punya Tato Sama
Penampilan Terbaru Vanness Wu Bikin Khawatir Penggemar, Disebut Turun 20 Kg
7 Artis Korea Adu Outfit di Acara LV, Lisa BLACKPINK Hingga Jun Ji Hyun
3 Tips Rawat Dispenser agar Tidak Cepat Bau dan Rusak













































