Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Ancam Lingkungan, Peredaran Baju Fast-Fashion Bakal Dilarang di Prancis

Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 19 Mar 2024 15:45 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

People enter H&Ms flagship Moscow store for the last time before the worlds No.2 fashion retailer closes all its stores in Russia for good, Moscow, Russia, Wednesday, Nov. 30, 2022. H&M shut its stores soon after Russia sent tens of thousands of troops into Ukraine, before reopening to snaking queues of people in August to sell surplus inventory. The crowds were not so large on Wednesday, but those who made the effort were rewarded with fully stocked shelves and 50% off everything. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Fashion H&M koleksi Fall 2017 di Paris, Prancis (Foto: AP Photo/Zacharie Scheurer)
Paris -

Prancis bersiap menjadi negara pertama yang secara tegas menindak jenama-jenama ultra fast-fashion secara hukum untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Rancangan undang-undang (RUU) yang mengaturnya sudah mendapat lampu hijau.

Pekan lalu, RUU tersebut berhasil mengumpulkan suara terbanyak dari Mahkamah Terendah Prancis untuk segera diajukan ke Senat. Berbagai sanksi harus siap dihadapi para produsen jika akhirnya RUU disahkan.

Peraturan yang diusulkan mencakup pemberian denda hingga 10 euro untuk setiap pakaian yang diproduksi, berlaku mulai 2030, dan pelarangan iklan yang mempromosikannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CANNES, FRANCE - MAY 19:  The Dior logo is shown on the front of a Dior store during the 56th International Cannes Film Festival 2003 May 19, 2003 in Cannes, France. Thousands of people are attending the festival for movie premieres, deal-making and parties.  (Photo by Scott Barbour/Getty Images)Logo Dior di depan butik Dior Cannes, Prancis. (Foto: Getty Images/Scott Barbour)

Paris, ibukota Prancis, merupakan tempat kelahiran haute couture atau adibusana, strata tertinggi dalam hal kualitas yang mengedepankan seni pembuatan pakaian. Eksistensi tersebut tak lepas dari para pionir seperti Christian Dior, Coco Chanel, Cristobal Balenciaga, Pierre Balmain, dan Hubert Givenchy.

Namun, Paris yang selama ini menjadi kiblat mode dunia harus bersaing dengan jenama fast-fashion seperti Shein dari China atau Zara asal Spanyol yang mulai mendominasi pasar.

ADVERTISEMENT

Menteri Lingkungan Prancis Christophe BΓ©chu menegaskan bahwa peraturan ini dibuat bukan karena soal persaingan bisnis, melainkan demi mengurangi kerusakan alam yang disebabkan oleh industri fashion.

A page from the Shein website is shown in this photo, in New York, Friday, June 23, 2023. China's fast fashion retailer Shein is facing a lawsuit that claims the company is infringing on copyrights in a way that amounts to racketeering. (AP Photo/Richard Drew)Situs fast fashion China Shein. (Foto: AP Photo/Richard Drew)

"Sebuah langkah besar telah dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari sektor tekstil," tulisnya di X. Menurutnya, baru Prancis yang berani menempuh tindakan tersebut.

Lebih lanjut tertulis dalam RUU tersebut bagaimana kehadiran fast-fashion sangat mengancam di segala tatanan hidup.

"Evolusi sektor pakaian menuju fashion yang bersifat sementara, yang menggabungkan peningkatan volume dan harga murah, memengaruhi kebiasaan membeli konsumen dengan menciptakan dorongan membeli dan kebutuhan konstan untuk pembaruan, yang bukannya tanpa konsekuensi lingkungan, sosial, dan ekonomi," demikian seperti dikutip Reuters.

FILE - Garment employees work at Arrival Fashion Limited in Gazipur, Bangladesh, Saturday, March 13, 2021. The European Union warned consumers to stop using their clothes like throwaway items and said Wednesday, March 30, 2022, that it plans to counter the polluting use of mass-market fast fashion.  In 2019, the 27-nation bloc imported over 80 billion euros ($89.2 billion) in clothes, mainly from China, Bangladesh and Turkey, according to the European Commission, and the average consumer throws away 11 kilos (over 24 pounds) of textiles a year.  (AP Photo/Mahmud Hossain Opu, File)Pekerja garmen di Bangladesh. (Foto: AP Photo/Mahmud Hossain Opu)

Menurut laporan State of Fashion keluaran konsultan McKinsey sebagaimana dikabarkan CNN, industri fashion menyumbang setidaknya 3-5 persen emisi karbon global.

Adapun, Refashion, grup nirlaba yang ditunjuk Pemerintah Prancis untuk mengorganisir program layanan perbaikan pakaian, menyebut 3,3 miliar pakaian, produk rumah tangga berbahan linen, dan sepatu beredar di pasar Prancis pada 2022. Sementara itu, Kementerian Ekologi Prancis melaporkan penduduknya membuang 700.000 pakaian, 2/3 di antaranya berakhir di TPA, setiap tahun.

Merespons RUU tersebut, Shein mengeluarkan pernyataan bahwa pakaian yang diproduksi memenuhi permintaan yang ada sehingga tingkat pakaian yang tidak terjual tetap rendah satu digit, berbeda dari pesaingnya yang menghasilkan hingga 40 persen limbah.

Ditambahkan pula bahwa justru RUU tersebut bakal memperburuk daya beli konsumen Prancis ketika biaya hidup mahal semakin mahal.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads