Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Serba Putih di Karya Terbaru Sejauh Mata Memandang, Teduh Usai Bulan Politik

Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 12 Mar 2024 16:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Koleksi Sasi Sejauh Mata Memandang di Plaza Indonesia Fashion Week 2024
Desainer dan pendiri Sejauh Mata Memandang Chitra Subyakto usai mempersembahkan koleksi 'Sasi' di Plaza Indonesia Fashion Week 2024. (Foto: Mohammad Abduh/detikcom)
Jakarta -

Kegaduhan bulan-bulan politik mengusik benak Chitra Subyakto, pendiri dan desainer Sejauh Mata Memandang (SMM). Lahirlah kreasi bertajuk 'Sasi' dengan menyertakan tren white-on-white yang meneduhkan.

Presentasi tersebut mengisi hari ke-6 Plaza Indonesia Fashion Week, Kamis (7/3/2024). SMM berbagi panggung dengan Baha Gia, jenama besutan Bianca Adinegoro Lutfi, istri mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Dalam bahasa Sanskerta, 'Sasi' dapat dimaknai sebagai bulan penanggalan, penanda waktu yang biasa digunakan dalam kalender.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koleksi Sasi Sejauh Mata MemandangAsmara Abigail memeragakan koleksi 'Sasi' Sejauh Mata Memandang. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

"Setelah kita kemarin sudah pusing-pusing dengan berbagai kabar politik, kita akan menghadapi bulan baru. Harapan baru," ujar Chitra tentang koleksinya.

Ia merujuk pada bulan Ramadan yang akan tiba beberapa hari lagi. Kebaruan itu kemudian ia terjemahkan ke dalam motif dan warna baru.

ADVERTISEMENT

Aktris Asmara Abigail membuka peragaan dalam balutan kebaya putih tanpa lengan dan kain coklat bermotif jalinan segiempat menyerupai ketupat. Melengkapi gayanya, sebuah peplum yang sebenarnya adalah sabuk.

Koleksi Sejauh Mata Memandang di PIFW 2024Koleksi Sejauh Mata Memandang di PIFW 2024 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Chitra yang selalu mengedepankan prinsip ramah lingkungan di setiap karyanya menyertakan aksesori tambahan yang seakan menyatu dengan busana. Selain sebagai sabuk, peplum juga dapat dipakai dengan gaya selendang sehingga memberi tampilan berbeda tanpa harus membeli baju baru.

Harapannya, si pemakai tidak lagi konsumtif dalam membeli pakaian demi mengurangi limbah pakaian bekas. "Baju kita kan sebenarnya itu-itu saja. Balik lagi ke personal styling masing-masing bagaimana cara memadu-padankan," tambah Chitra yang mendirikan SMM sebagai jenama slow fashion pada 2014.

Di samping motif baru, motif ayam khas SMM yang terinspirasi dari mangkuk bakso tetap menjadi primadona walaupun hanya sebagai aksen. Semua diaplikasikan dengan teknik batik cap di atas kain lyocell dari Tencel, katun primisima, serta katun voile. SMM senantiasa menggunakan material dari sumber-sumber yang bersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC).

Koleksi Sejauh Mata Memandang di PIFW 2024Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Di luar itu, koleksi ini turut menyertakan detail patchwork yang terbuat dari kain perca sisa produksi (limbah tekstil pra-konsumsi) yang sekali lagi mempertegas tanggung jawabnya terhadap lingkungan dalam berkarya.

Chitra juga mengeksplor teknik bordir, bordir kerancang pada bahan tulle, linen, dan katun yang membuat koleksi ini semakin berkarakter.

Busana serba putih yang hadir dalam siluet kebaya panjang hingga terusan berkamisol yang sesekali dipadu selendang hingga veil menutup peragaan. Sebuah tawaran untuk opsi pengganti gaun pengantin atau busana Ramadan?

Koleksi Sasi Sejauh Mata Memandang di Plaza Indonesia Fashion Week 2024 Foto: Dok. Sejauh Mata Memandang



Chitra tak memungkiri kedua ide tersebut. Namun pastinya, tren white-on-white tersebut diusung untuk satu alasan.

"Selain merepresentasikan keteduhan dan perdamaian, kain putih tidak perlu pewarnaan lagi sehingga lebih ramah untuk lingkungan. Kalau dipakai rasa adem, sesuai iklim kita yang tropis," katanya.

Koleksi Sasi Sejauh Mata Memandang di Plaza Indonesia Fashion Week 2024Foto: Dok. Sejauh Mata Memandang
(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads