Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Dosen di Serang Rintis UMKM Batik, Kembangkan Motif Baru Khas Banten

Daniel Ngantung - wolipop
Senin, 29 Mei 2023 15:16 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto Batik Banten Ratu
Ratu Nijmah Salamah, pendiri UMKM Batik Ratu yang mencoba mengembangkan motif baru khas Banten. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)
Serang -

Banten mungkin tidak tenar dengan kerajinan batik seperti provinsi lain di pulau Jawa. Perajin dan pelaku UMKM yang menggarap batik tersebut pun masih terbilang sedikit. Namun, seorang pengajar dan pemerhati sejarah asal Serang melihatnya sebagai peluang bisnis sekaligus sarana edukasi.

Adalah Ratu Nijmah Salamah, pendiri Batik Ratu & Souvenir, salah satu UMKM yang menawarkan busana dengan motif batik Banten. Ditemui di rumahnya di Serang belum lama ini, Ratu yang seorang akademisi dan pemerhati sejarah Banten menuturkan usahanya tersebut dirintis tanpa sengaja pada pertengahan 2021.

Semuanya berawal dari seorang temannya, seorang perajin asal Solo, Jawa Tengah, yang ingin membuat batik dengan motif berciri khas Banten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pas 2019, teman saya itu mau bikin batik untuk keturunan Kesultanan Banten. Karena saya sering tulis tentang sejarah Banten, jadi teman saya minta masukan tentang motif-motif yang mewakili Banten," ujar perempuan lulusan Hubungan Internasional Universitas Pasundan Bandung ini.

Foto Batik Banten RatuRatu Nijmah Salama mulai merintis UMKM Batik Ratu pada 2021 di tengah pandemi COVID-19. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Ratu pun menyarankannya mengangkat motif yang terinspirasi dari lada. Menurut perempuan kelahiran September 1983 ini, Banten memiliki sejarah sebagai penghasil lada terbesar di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Zaman kerajaan Banten masih eksis, lada menjadi komoditas yang berharga sampai Belanda ingin menguasainya. Ratu menuturkan, begitu tinggi nilainya, lada juga sering dijadikan sebagai mahar di pernikahan keluarga kaum bangsawan Banten.

Setelah batik selesai dibuat, ia kemudian ikut mempromosikannya lewat grup Whatsapp dan media sosial. Respons positif pun menyambutnya.

"Mungkin karena banyak orang Banten yang belum tahu tentang sejarah daerahnya dan setelah melihat batik itu mereka jadi belajar. Mereka juga merasa sudah saatnya Banten punya ciri khas tersendiri setelah resmi jadi provinsi," ungkap ibu tiga anak ini.

Foto Batik Banten RatuMotif lada yang dikembangkan Ratu sebagai batik khas Banten. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Pada 2021, datang tawaran untuk berpartisipasi di pameran yang digelar secara virtual oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten. Dari situ, ia mencoba untuk mengembangkan motif-motif baru khas Banten selain pala untuk keperluan pameran.

Meski suku Baduy yang berada di wilayah Banten sudah memiliki motif khasnya yang bernama Tapak Kebo, Ratu mencoba menggarap sesuatu yang berbeda.

Ada Teluk Banten yang memperlihatkan corak nelayan, pohon kelapa hingga ikan baronang. Warna biru mendominasi sebagai representasi laut Banten.

Ia mendesain sendiri motif batik tersebut kemudian sketsanya dicitrakan secara digital ke atas lembaran kain (manual printing). Ratu berkolaborasi dengan tiga perajin yang mengolah batik tersebut ke dalam potongan busana seperti kemeja, blus dan masker.

Lewat pameran tersebut, batik Ratu semakin dikenal luas dan menarik minat pembeli. Ratu yang tadinya tidak berminat berkecimpung di dunia kewirausahaan pun akhirnya mencoba menseriusi jualan batik khas Banten.

Foto Batik Banten RatuRatu memperlihatkan kemeja dengan motif Teluk Banten. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Sebelumnya, ia mendedikasikan diri di dunia pendidikan. Ratu sempat menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi seperti STIKOM Wangsa Jaya Banten dan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Banten. Terakhir, ia mengajar untuk mata kuliah Kewarganegaraan, Filsafat dan Organisasi Administrasi Internasional (OAI) di Universitas Prima Graha Serang, sebelum vakum sejenak pada 2013 karena melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.

Batik Ratu dijalaninya sambil menuntaskan tesis dan merampungkan buku seputar sejarah Banten yang memang merupakan hasratnya.

"Dengan batik, ternyata saya juga masih bisa mengedukasi masyarakat tentang sejarah Banten," kata Ratu yang berencana mengajar lagi usai merampungkan tesisnya.

Dengan modal seadanya sekitar Rp 500 ribuan dari kantong sendiri, ia memberanikan diri untuk merintis Batik Ratu.

Sejumlah pembinaan UMKM rutin diikutinya, salah satunya yang digelar oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI). Dari situ, ia belajar banyak tentang strategi pemasaran hingga memaksimalkan perkembangan teknologi untuk memudahkan transaksi.

Foto Batik Banten RatuRatu sebelumnya aktif mengajar sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi di Serang dan Jakarta. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

"Sempat diajak BRI juga ke Jakarta untuk ikut pembekalan. Pak Erick Thohir (Menteri Badan Usaha Milik Negara) jadi pembicaranya," kata Ratu yang tergabung dalam Rumah BUMN BRI Serang.

Kegiatan-kegiatan pembekalan tersebut turut memperluas jaringan Ratu untuk keperluan promosi. Saat ini, ia lebih sering menerima pesanan seragam dari korporasi dan lembaga pendidikan di sekitaran Serang dan Cilegon.

"Omzetnya cukup lumayan lah walau nggak besar-besar banget. Sekitar Rp 3 juta - Rp 5 juta per bulan," kata Ratu. Harga kemeja dipatok berdasarkan jenis bahannya. Misal untuk kemeja dengan material premium seperti katun primissima, ia jual seharga Rp 250.000 per potong.

Ia berharap, kehadiran Batik Ratu dapat mendorong lebih banyak UMKM yang menggarap batik Banten. Menurutnya, ada peluang besar bagi batik Banten untuk dikembangkan sebagai sumber mata pencaharian yang mendatangkan cuan jika digarap lebih serius dan pemerintah aktif mendukung.

Menurut data Rumah BUMN BRI Serang, terdapat 295 anggota UMKM yang aktif di Serang dan sekitarnya pada 2022. Dari jumlah tersebut, UMKM yang bergerak di bidang kuliner mendominasi.

Koordinator Rumah BUMN BRI Serang Yudi Guntara mengatakan sebenarnya kategori fashion di Banten memiliki potensi untuk berkembang lebih masif tapi selalu terpentok pada strategi pemasaran.

"Sejauh ini kami buatkan kegiatan dengan komunitas-komunitas perajin dan desainer lokal banten untuk rekrut reseller dan dropshipper baru," kata Yudi soal strategi untuk menstimulasi kategori tersebut saat dihubungi Wolipop secara terpisah.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads