Horor atau Stylish? Gaun Drakula 'Hantui' Paris Fashion Week

Paris Fashion Week untuk koleksi haute couture (adibusana) musim semi dan panas 2022 sedang berlangsung. Para desainer pun berlomba-lomba memamerkan karya terbaiknya demi memanjakan para pelanggan loyalnya yang rela membayar uang ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk sebuah gaun.

Salah satu jenama atau merek yang ambil bagian adalah Viktor & Rolf, besutan duo desainer Belanda Viktor Horsting dan Rolf Snoeren. Peragaan koleksi adibusana yang digelar pada Rabu (26/1/2022) ini sekaligus menandai kembalinya Viktor & Rolf setelah hampir dua tahun absen mengadakan fashion show fisik di salah satu agenda terpenting dalam kalender mode dunia ini karena pandemi COVID-19.

Koleksi Viktor & Rolf Haute Couture Spring/Summer 2022. (Foto: Getty Images/Kristy Sparow)

Kali ini, Viktor & Rolf mempersembahkan koleksi yang sumber inspirasinya datang dari drakula dan kisah horor film Hollywood klasik lainnya.

"Drakula adalah simbol ketakutan yang kuat akan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat. Di film-film klasik Hollywood, rasa takut itu dimunculkan lewat visualisasi orang yang menyeramkan muncul di depan pintu," kata Rolf kepada Vogue.

Koleksi Viktor & Rolf Haute Couture Spring/Summer 2022. (Foto: Getty Images/Kristy Sparow)

Inspirasi tersebut lalu mereka terjemahkan ke dalam siluet yang unik. Dari gaun, tuksedo, jas hingga kemeja, semuanya disajikan dengan bahu tinggi dramatis yang hampir melewati kuping. Model yang memakainya pun terlihat seolah-seolah tenggelam atau mirip si Bungkuk dari Notre Dame. Postur mereka yang mendadak tinggi besar mengingatkan pula pada sosok Frankenstein.

Untuk memaksimalkan gaya horor tersebut, para model juga memakai cakar panjang yang seakan siap menerkam mangsa siapa saja. Wajah mereka pun dipulas sedemikian rupa sehingga seperti mayat yang pucat. Sementara itu, rona gelap untuk bibir menyumbangkan kesan gothic.

Koleksi Viktor & Rolf Haute Couture Spring/Summer 2022. (Foto: AP/Thibault Camus)

Bagi Viktor & Rolf, busana berbahu ekstrem sebenarnya bukan sesuatu yang baru. "Ini mengingatkan pada garis bahu yang kami kembangkan sekitar 30 tahun lalu saat kami membuat koleksi untuk sebuah kompetisi desain di Hyeres pada 1993," kata Rolf.

Kala itu, mereka keluar sebagai pemenang berkat koleksi yang bermula dari konsep 'bersembunyi' tersebut. Namun, kata Rolf, konsep tersebut masih relevan dengan situasi dunia saat ini.

"Memang agak sedikit kontras. Namun, konsep ini menggambarkan kita yang sedang mencoba hidup normal kembali tapi dengan wawas diri," ungkapnya.

Koleksi Viktor & Rolf Haute Couture Spring/Summer 2022. (Foto: Getty Images/Kristy Sparow)