Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Busana Karya 4 Siswi SMK Kudus Naik Pentas di Panggung Mode Hong Kong

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 09 Sep 2016 16:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. Djarum Foundation
Jakarta - Usia mereka boleh saja masih muda. Tapi para siswi SMK ini sudah bisa pamer karya di panggung mode internasional.

Adalah Risa Maharani, Nafida Royyana, Nia Faradiska, dan Rania, empat siswi SMK NU Banat, Kudus, Jawa Tengah, yang mendapat kesempatan berpartisipasi di Asia's Fashion Spotlight di Hongkong, 7-10 September.

Membawa brand Zelmira, mereka menampilkan koleksi bertema 'Revive' yang terdiri dari pilihan busana modest wear bergaya urban dengan sentuhan batik dan bordir khas Indonesia. Tema 'Revive' sendiri terinspirasi dari Menara Kota Kudus yang bersejarah dan bangunan Gerbang Kudus Kota Kretek. Zelmira pun menjadi satu-satunya peserta pameran yang mengangkat modest wear di ajang ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rasanya masih tidak percaya bisa membawa identitas Indonesia melalui busana ke panggung utama ajang internasional seperti ini," ujar Risa mewakili ketiga rekannya dalam siaran persnya.

(Foto: Dok. Djarum Foundation)

Mereka adalah murid terpilih dari program dukungan yang diberikan Bakti Pendidikan Djarum Foundation bersama Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Ditali Cipta Kreatif. Sebelum bertolak ke Hongkong, mereka terlebih dulu mendapatkan pendampingan secara intensif berkonsep inkubasi selama 4 bulan dengan mentor para desainer profesional dari IFC.

Menurut Risa, bisa berpartisipasi di ajang bertaraf internasional seperti ini juga menjadi wadah pembelanjaran tersendiri bagi mereka. "Di sini kami belajar banyak, menjadi desainer itu tidak bisa hanya mengandalkan kreativitas tetapi juga perlu kemampuan mengembangkan bisnis," katanya.

Koleksi mereka tampil di panggung utama Center Stage's Asia's Fashion Premiere. Seluruh seat dipenuhi para buyer dan trader fashion mancanegara. Juga hadir Konsulat Jenderal RI untuk Hongkong Tri Tharyat dan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M. Mustaghfirin Amin.

Tri Tharyat menyebut potensi para siswi SMK ini layak untuk mendapatkan tempat dan panggung di ajang internasional lebih banyak lagi. "Jujur saya bangga. Mereka membuat saya terkesan. Pesan saya, jangan hanya berhenti pada desain. Tetapi harus berimbang dengan segi bisnisnya. Harus bisa dipasarkan dan dipakai di Hongkong juga. Dari Hongkong menyebar ke seluruh dunia," ujar Tri Tharyat.

(Foto: Dok. Djarum Foundation)

Pujian juga datang dari Alexander Geyman, salah seorang editor majalah fashion dari Amerika Serikat, yang sempat mengunjungi booth Zelmira. Menurutnya, karya keempat siswi ini sebagai salah satu koleksi busana paling berkelas dan tampil berbeda dibandingkan dengan berbagai label fashion internasional lainnya.

"Apa yang mereka tampilkan ini sangat berbeda. Sangat berkelas dan sophisticated. Mereka menampilkan identitas yang sangat kuat dalam koleksi busananya," ungkap editor majalah Focus on Shoes itu.

Ia mengaku terkejut ketika mendapati bahwa desainer di balik koleksi Zelmira adalah para siswi tingkat sekolah menengah yang baru berusia 16-17 tahun. Sebagai editor dengan pengalaman yang panjang di industri fashion dunia, Alexander mengagumi koleksi busana yang kental dengan identitas dari mana mereka berasal. Melihat potensi dari keempat siswi SMK tersebut, Alexander mendorong mereka untuk terus berupaya menembus industri fashion dunia. (dng/dng)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads