Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tampil Apik dengan Lurik

Keistimewaan Kain Lurik Menurut Desainer Lulu Lutfi Labibi

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 01 Apr 2016 09:37 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. Instagram Lulu Lutfi Labibi
Jakarta - Kain tradisional Indonesia kini banyak diolah menjadi busana siap pakai, salah satunya adalah kain lurik. Kain yang biasanya digunakan sebagai pakaian prajurit keraton Yogyakarta ini dimodifikasi oleh para desainer menjadi atasan, dress, rok, atau dipadukan dengan kain nusantara lainnya seperti batik dan songket.

Lantas mengapa banyak perancang busana yang tertarik mengangkat kain lurik sebagai karya rancangnya? Desainer Lulu Lutfi Labibi yang populer dengan karya luriknya memaparkan, keistimewaan lurik terletak pada motifnya yang hanya berbentuk garis, baik itu melintang atau membujur.

"Menurut saya dengan motif itu orang melihat lurik sangat membumi. Itulah yang saya suka dan menjadi titik poin di mana saya mengolahnya menjadi sesuatu yang modern dan pada akhirnya sekarang banyak dipakai orang-orang," tuturnya saat diwawancarai Wolipop secara eksklusif melalui telepon, Selasa (29/3/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang akrab disapa Lulu itu melanjutkan, kain lurik dilihatnya sebagai satu kain yang dapat dipakai oleh siapapun. Pada zaman dulu, kain lurik digunakan oleh prajurit keraton, aparat kerajaan, hingga rakyat biasa terutama para pria saat menghadiri acara adat.

"Lurik juga dipakai oleh supir andong, jadi saya lihat lurik itu membumi. Dalam artian seperti tidak memilah-milih siapa yang mau memakainya, bisa dipakai oleh siapa saja dengan tingkatan apa saja," kata Lulu yang karyanya banyak dipakai selebriti mulai dari Dian Sastro Wardoyo, Titi Kamal, Ruth Sahanaya, Andien dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 30 Gaya Selebriti di Indonesia Fashion Week 2016

Desainer yang mulai berkarya sejak 2005 ini sempat bercerita, ia banyak mengobrol dengan kliennya saat mereka mampir ke butiknya. Ternyata, sebagian pelanggannya masih banyak yang tidak mengetahui bahwa kain dengan motif garis-garis tersebut adalah lurik.

"Banyak yang datang ke butik dan mencari batik, tapi yang dipegang kain lurik. Mereka kira lurik itu batik, padahal lurik dan batik adalah dua kain yang sangat berbeda," lanjut desainer yang berdomisili di Yogyakarta ini.

Inilah yang membuatnya ingin mengenalkan lurik lebih dalam terhadap orang-orang awam. Namun ia tidak ingin berkoar-koar mengkampanyekan untuk mencintai kain tradisional Indonesia, melainkan ingin berkampanye melalui karya rancangnya.

"Sekarang saya menilai bahwa karya kita yang akan berbicara. Caranya ya membuat sesuatu yang bisa diterima dan bahkan unik. Ketika seseorang membuat sesuatu yang sangat original, pasti orang akan mencarinya," terangnya.

Ditambahkan oleh desainer Didiet Maulana, menurutnya keistimewaan lurik terletak pada motif garisnya yang khas. Selain itu, cara mengaplikasikannya pun juga beragam serta bisa dikombinasikan dengan berbagai material bahan. (itn/itn)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads