Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

El Putra dan Xaviera Putri Cerita Pengalaman Bertumbuh di Komunitas

Shalli Irda - wolipop
Sabtu, 06 Des 2025 19:24 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Bright League Main Conference 2025 menghadirkan ruang berbagi bagi generasi muda untuk memahami arti tumbuh melalui komunitas dan kolaborasi.
Foto: Shalli Irda
Jakarta -

Bright League Main Conference 2025 menghadirkan ruang berbagi bagi generasi muda untuk memahami arti tumbuh melalui komunitas dan kolaborasi. Bersama Light+ by Wardah, forum ini menekankan pentingnya ruang aman, pembelajaran, dan komunitas untuk membantu Gen Z menghadapi tekanan sekaligus mengasah potensi diri.

Sesi dibuka dengan sambutan dari Brand Activation Wardah, Dzikrillah Rizqi Amalia, yang menjelaskan alasan lahirnya Light+ sebagai ruang relevan bagi Gen Z. Ia menekankan anak muda membutuhkan wadah di mana mereka merasa aman untuk berbagi, mencoba, dan bertumbuh tanpa tuntutan harus langsung sempurna.

"Gen Z menghadapi tekanan dan ekspektasi dari banyak arah, dan itu sering membuat mereka merasa harus langsung 'jadi' padahal mereka baru mulai. Karena itu komunitas adalah jawabannya, ruang di mana mereka bisa nyaman berkembang, berproses, dan tidak takut untuk berbagi," ujarnya di Paragon Community Hub, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Sabtu (6/12/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai ruang yang menekankan pertumbuhan kolektif, Bright League memperlihatkan antusiasme tinggi dari peserta yang hadir, termasuk mereka yang mengikuti rangkaian kompetisi dan mini conference sebelumnya.

Wardah menempatkan platform ini sebagai bukti bahwa brand tidak hanya hadir sebagai produk, tetapi juga sebagai bagian dari perjalanan tumbuh anak muda.

ADVERTISEMENT
Bright League Main Conference 2025 menghadirkan ruang berbagi bagi generasi muda untuk memahami arti tumbuh melalui komunitas dan kolaborasi.Bright League Main Conference 2025 menghadirkan ruang berbagi bagi generasi muda untuk memahami arti tumbuh melalui komunitas dan kolaborasi. Foto: Shalli Irda

Peran Komunitas sebagai Penggerak

Talkshow sesi pertama menghadirkan CEO Youth Ranger Indonesia, Dimas Dwi Pangestu, yang mengangkat peran komunitas sebagai penggerak potensi. Ia menegaskan banyak anak muda sebenarnya memiliki kemampuan besar, namun belum menemukan ruang untuk mengasahnya.

"Kita sering tidak sadar akan potensi diri sampai ada komunitas yang menemani dan membuka jalannya. Banyak anak muda baru berani melangkah ketika ada ruang yang membuat mereka merasa didukung dan dipercaya," kata Dimas.

Perjalanan Dimas menunjukkan bagaimana komunitas tidak hanya memberikan bimbingan, tetapi juga akses dan peluang yang tidak selalu tersedia di bangku pendidikan. Ia menilai komunitas menjadi salah satu cara paling efektif untuk membuat anak muda berani melangkah dan memulai aksi nyata.

Sementara itu, El Putra Sarira, aktor yang juga aktif dalam kegiatan sosial, menambahkan perspektif tentang pentingnya aksi kecil yang konsisten. Ia membagikan bagaimana empati dan kepedulian yang ia pelajari sejak kecil membuatnya yakin bahwa kontribusi tidak harus besar untuk bisa berdampak.

"Yang paling penting adalah bergerak. Aksi kecil yang dilakukan terus-menerus bisa membuka banyak kesempatan, karena dari proses itulah kita belajar, bertemu orang baru, dan menemukan cara untuk memberi dampak ke sekitar," ujar El.

Pengalaman El yang berangkat dari Papua dan bertemu banyak latar budaya membuatnya percaya bahwa keberagaman dalam komunitas adalah energi yang bisa mendorong kreativitas sekaligus memperluas wawasan anak muda.

Berproses dalam Komunitas Internasional dan Lingkungan

Memasuk talkshow sesi kedua, Xaviera Putri berbagi pengalaman sebagai mahasiswa dan figur publik yang berproses dalam lingkungan internasional. Ia menekankan komunitas adalah ruang yang membantu seseorang menemukan nilai diri, terutama ketika berada jauh dari rumah atau berada di lingkungan tempat ia menjadi minoritas.

"Komunitas mendefinisikan kembali apa arti kebersamaan dan bagaimana kita memulai hal besar dari langkah kecil. Dari komunitas, kita belajar menemukan nilai diri, saling menguatkan, dan membuka peluang yang mungkin tidak bisa kita lakukan sendirian," ungkap Xaviera.

Xaviera juga menyoroti pentingnya disiplin, keberanian untuk belajar hal baru, dan konsistensi sebagai fondasi anak muda dalam menghadapi dunia yang bergerak cepat. Ia menilai, tanpa komunitas yang mendukung, proses tersebut terasa jauh lebih berat.

Bright League Main Conference 2025 menghadirkan ruang berbagi bagi generasi muda untuk memahami arti tumbuh melalui komunitas dan kolaborasi.Bright League Main Conference 2025 menghadirkan ruang berbagi bagi generasi muda untuk memahami arti tumbuh melalui komunitas dan kolaborasi. Foto: Shalli Irda

Sementara itu, President of Indonesia Youth Diplomacy, Muhammad Syaeful Mujab menyoroti isu global yang kini terhubung langsung dengan realitas lokal. Ia menyebut bahwa generasi muda perlu memiliki perspektif global untuk memahami tantangan masa depan, mulai dari perubahan iklim hingga perkembangan teknologi.

"Kita tidak harus langsung hebat. Yang penting adalah percaya pada proses dan memanfaatkan setiap kesempatan yang datang. Setiap tantangan itu ada maknanya, dan dari situlah kita tumbuh dan membangun kapasitas diri," ujar Mujab.

Menurutnya, kolaborasi generasi muda dalam komunitas membuat mereka lebih siap menghadapi dinamika dunia, sekaligus menumbuhkan semangat kontribusi dan kepedulian sosial.

Melalui dua sesi talkshow yang saling melengkapi, Bright League 2025 menghadirkan narasi besar bahwa tumbuh tidak harus sendirian. Komunitas menjadi jembatan yang mempertemukan akses, keberanian, disiplin, dan empati dalam satu ruang yang aman bagi Gen Z untuk berkembang.

Menutup acara, para narasumber sepakat bahwa keberanian memulai langkah kecil, dikelilingi dukungan komunitas yang tepat, menjadi fondasi bagi perjalanan panjang generasi muda.

"Komunitas membuat kita sadar bahwa setiap perjalanan punya nilai, dan setiap langkah kecil berarti. Dari ruang seperti ini, kita belajar bahwa berkembang itu tidak harus cepat atau besar, yang penting dimulai dan dijalani bersama orang-orang yang saling mendukung," pungkas Xaviera.

Komunitas sebagai ruang tumbuh itu menjadi penegasan yang terasa kuat di sepanjang Bright League 2025. Cerita para narasumber menegaskan bahwa perjalanan anak muda tak perlu besar atau sempurna, yang utama adalah keberanian memulai dengan dukungan lingkungan yang memahami proses dan memberi ruang untuk menjadi diri sendiri.

Acara ini menunjukkan bahwa langkah kecil bersama komunitas membuka peluang bagi generasi muda, dan Bright League 2025 mengingatkan bahwa tumbuh adalah perjalanan kolektif yang bermakna dengan dukungan tepat.

(akd/ega)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads