Kontes Miss Universe 2025 kembali menjadi sorotan setelah muncul klaim mengejutkan bahwa daftar Top 30 finalis telah ditentukan sebelum para kontestan tampil di panggung preliminer. Seorang peserta yang meminta identitasnya dirahasiakan mengaku kecewa dan patah hati setelah mengetahui rumor tersebut.
Kabar ini bermula pada Selasa (18/11/2025) ketika musisi Omar Harfouch mengumumkan pengunduran dirinya dari jajaran juri hanya tiga hari sebelum malam final digelar di Bangkok, Thailand. Melalui Instagram Story, ia menyatakan bahwa organisasi Miss Universe membentuk dewan juri dadakan untuk memilih 30 finalis bahkan sebelum 136 kontestan tampil di babak preliminer.
Harfouch juga menuding panel juri tidak resmi tersebut terdiri dari individu yang memiliki potensi konflik kepentingan. Menurut Harfouch, beberapa hubungan pribadi dengan peserta Miss Universe, termasuk orang yang bertanggung jawab menghitung suara dan mengelola hasil.
Salah satu kontestan Miss Universe 2025 buka suara soal isu tersebut. Dia mengaku kecewa dan patah hati dengan organisasi Miss Universe.
"Malam ini, setelah turun dari panggung latihan, banyak dari kami mengetahui melalui media sosial, bukan dari Miss Universe Organization, bahwa seleksi preliminer untuk Top 30 dilakukan tanpa kehadiran juri resmi, bahkan sebelum kami tampil di panggung. Banyak nama dalam daftar Top 30 yang bocor memiliki konflik kepentingan lewat hubungan pribadi dengan orang-orang dalam organisasi. Ini sungguh memilukan," ujarnya finalis yang ingin dirahasiakan itu kepada People.
Kontestan itu kemudian mengungkapkan pengorbanan besar yang telah dilakukan dirinya dan peserta lain. Ia menyebut bahwa seolah kerja kerasnya sia-sia ketika penilaian ternyata sudah diatur.
"Banyak dari kami mengorbankan kehidupan pribadi, meninggalkan pekerjaan, dan menghabiskan satu tahun mempersiapkan momen ini. Ada yang jatuh sakit, dirawat, atau memaksa diri tetap tampil meski hanya tidur tiga sampai empat jam setiap malam. Kami melakukan semua ini karena percaya pada integritas organisasi dan misi yang mereka sampaikan," katanya.
Ia juga mempertanyakan tema Miss Universe tahun ini, 'The Power of Love,' yang menurutnya tidak selaras dengan praktik yang terjadi.
"Bagaimana kalian mengajarkan 'The Power of Love' jika bekerja secara diam-diam? Bagaimana Anda menuntut para perempuan memberikan yang terbaik, sementara transparansi tidak diberikan? Salah satu misi organisasi adalah memperjuangkan kesetaraan, tapi bagaimana bisa bicara soal kesetaraan jika kami tidak diperlakukan setara? Kami datang membawa hati, tetapi tidak mendapat penghargaan yang sama," ungkapnya lagi.
Sang kontestan menegaskan bahwa para peserta datang ke Thailand dengan semangat penuh untuk berkompetisi secara adil. Kenyataannya, organisasi belum memberi rasa hormat yang sama.
"Jika organisasi ini ingin menjunjung tinggi pemberdayaan, maka kejujuran, keadilan, dan akuntabilitas harus didahulukan daripada mahkota dan kamera," tegasnys.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Omar Harfouch yang telah jujur dan berani buka suara.
"Kami berterima kasih kepada Omar Harfouch karena berani memperjuangkan integritas ketika organisasi tidak melakukannya. Ia menunjukkan kepemimpinan yang memang pantas dirayakan Miss Universe," ungkap calon Miss Universe itu.
Miss Universe Organization merilis pernyataan resmi di akun Instagram untuk membantah tuduhan Harfouch. Dalam pernyataan tersebut, mereka menegaskan bahwa tidak ada juri dadakan.
"Miss Universe Organization dengan tegas mengklarifikasi bahwa tidak ada juri dadakan yang dibentuk, tidak ada kelompok eksternal yang diberi wewenang menilai delegasi atau memilih finalis, dan seluruh proses penilaian tetap mengikuti protokol MUO yang transparan, terawasi, dan telah ditetapkan," pernyataan resmi organisasi Miss Universe.
Simak Video "Video: 5 Peserta yang Mundur dari Miss Universe 2025"
(kik/kik)