Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Aktor yang Dijuluki 'The Most Beautiful Boy' Meninggal di Usia 70 Tahun

Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 28 Okt 2025 13:10 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Björn Andrésen
Foto: Dok. Twitter
Jakarta -

Björn Andrésen pernah dijuluki 'the most beautiful boy in the world'. Ketampanannya saat remaja menginspirasi budaya pop sejak era 70an hingga sekarang. Lama tak muncul di dunia hiburan, laporan terbaru menyebut aktor asal Swedia tersebut telah menghembuskan napas terakhir di usia 70 tahun.

Dilansir The Guardian, kabar kepergian Bjorn Andresen telah dikonfirmasi oleh putrinya kepada pers Swedia juga sutradara film dokumenter tentang hidupnya, Kristina Lindström dan Kristian Petri. Berita ini mengguncang dunia perfilman sekaligus membangkitkan kembali kenangan akan kecantikan Bjorn saat muda yang pernah ditangkap sutradara Luchino Visconti dalam film 'Death in Venice'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Pada tahun 1970, Luchino Visconti menjelajahi Eropa untuk mencari sosok pemuda sempurna yang bisa menjadi wujud 'kecantikan sejati' untuk adaptasi 'Death in Venice' karya Thomas Mann. Di Stockholm, ia kemudian menemukan Björn Andrésen untuk berperan sebagai Tadzio.


Film 'Death in Venice' rilis 1 Maret 1971 di London dengan dihadiri Ratu Elizabeth II dan Putri Anne. Pada pemutaran perdana itulah Visconti menyebut Björn sebagai 'pemuda tertampan di dunia' yang melekat padanya sampai sekarang. Sejak saat itu, ia tiba-tiba menjadi terkenal secara internasional dalam semalam. Sayangnya, sepanjang hidup Bjorn secara terbuka bicara tentang dampak negatif ketenarannya dan bagaimana ia diidolakan hanya karena kecantikannya setelah tampil dalam film tersebut.

Pengalaman syuting film tersebut disebut menjerumuskan Bjorn ke dalam depresi yang kemudian membawanya pada kecanduan. Dalam film dokumenter tentang hidupnya terungkap bahwa pada malam pemutaran perdana ia beralih ke alkohol untuk meredakan kesepian. Kebiasaan itu kembali terulang ketika Bjorn tur ke Jepang di mana ia didorong untuk menggunakan narkoba sebelum tampil di hadapan penonton lokal.

Terungkap pula bahwa masa kecilnya diwarnai tragedi karena Bjorn tumbuh tanpa ayah dan ibunya bunuh diri ketika ia baru berusia sepuluh tahun. Bjorn kemudian dibesarkan oleh kakek-nenek dari pihak ibu di mana ia belajar musik di Sekolah Adolf Fredrik dan menunjukkan bakat bermain piano.


Di Jepang sendiri, Bjorn menjadi ikon budaya pop pada masanya. Di sana, ia pernah merekam lagu dan tampil dalam iklan sebagai model. Penampilannya yang tampan bahkan menginspirasi para pembuat film, seniman manga, dan anime sampai sekarang.

Setelah 'Death in Venice', Bjorn Andresen sempat bermain dalam beberapa film, seperti A Swedish Love Story (En kärlekshistoria). Ia sering bekerja di berbagai produksi Swedia dan Jepang, termasuk Midsommar (2019) dan Smugglarkungen (1985).

Bkorn Andrésen menikah dengan Susanna Román, dan mereka memiliki dua anak, Robine dan Elvin. Namun tragedi kembali terjadi ketika putranya yang masih bayi meninggal karena sindrom kematian bayi mendadak pada usia sembilan bulan.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads