Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sebelum Meninggal, Ozzy Osbourne Ingin Bunuh Diri Usai Operasi Leher Gagal

Kiki Oktaviani - wolipop
Senin, 06 Okt 2025 21:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Penampilan Ozzy Osbourne di konser terakhir Black Sabbath.
Ozzy Osbourne Foto: dok. Instagram @ozzyosbourne
Jakarta -

Legenda musik rock dunia Ozzy Osbourne sempat mengungkapkan bahwa ia pernah berada di titik terendah dalam hidupnya hingga mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup. Pikiran kalutnya itu didasari karena operasi leher yang dijalaninya berjalan tidak sesuai rencana.

"Pikiran untuk tidak bermusik lagi. Aku benar-benar berada di titik depresi," ungkap mendiang Prince of Darkness itu dalam dokumenter terbarunya berjudul "Ozzy: No Escape From Now".

"Saat ini aku minum antidepresan karena aku sering bersiap untuk bunuh diri," tambahnya lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ozzy, yang meninggal dunia pada 22 Juli lalu di usia 76 tahun, menjalani serangkaian operasi pada leher dan tulang belakangnya setelah mengalami kecelakaan pada 2019. Insiden tersebut memindahkan batang logam yang sebelumnya dipasang setelah kecelakaan ATV pada 2003, sehingga memperparah cedera lama yang ia derita.

Meski pernah berpikir untuk bunuh diri, Ozzy menuturkan bahwa rasa takut justru membuatnya mengurungkan niat.

ADVERTISEMENT

"Aku akan berpikir seperti itu dan bilang, 'Kamu ngomong apa sih?' Karena aku tahu, aku setengah melakukannya dan setengah mati," katanya. "Maksudku, aku tidak akan mati. Itu keberuntunganku," akunya lagi.

BIRMINGHAM, UNITED KINGDOM - JULY 30: The wife of Ozzy Osborne Sharon Osbourne mourns during the funeral ceremony of Ozzy Osbourne in Birmingham on 30 July 2025. Ozzy Osbourne, the iconic front man of Black Sabbath and one of the most influential British figures in heavy metal music, has died at the age of 76. (Photo by Loannis Alexopoulos/Anadolu via Getty Images)Gaya keluarga Osbourne di pemakaman Ozzy Osbourne (Photo by Loannis Alexopoulos/Anadolu via Getty Images) Foto: Loannis Alexopoulos/Anadolu via Getty Images

Istri Ozzy, Sharon Osbourne juga menyoroti dampak besar operasi tersebut pada kesehatan suaminya.

"Prosedur itu terlalu agresif. Sekrup dan pelat logam digunakan, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan akhirnya justru menyebabkan kerusakan lebih parah," jelas Sharon.

Putra mereka, Jack Osbourne turut mengungkapkan rasa marahnya terhadap situasi yang dialami sang ayah. Secara tidak langsung, Jack menyalahkan tindakan dokter yang dinilainya tidak tepat dalam menangani penyakit ayahnya.

"Parkinsonnya memang memburuk, tapi masalah utamanya adalah kerusakan saraf akibat operasi leher yang buruk. Dokter sialan itu melucuti kemampuannya untuk bergerak. Itu membuatku sangat marah, karena aku merasa semua ini seharusnya bisa dihindari," ujarnya.

Sebelum wafat, Ozzy sempat tampil dalam konser perpisahan bersama band legendarisnya, Black Sabbath. Setelah kematiannya, ada isu yang menyebut bahwa Ozzy dan Sharon ingin melakukan euthanasia(tindakan mengakhiri hidup dengan bantuan medis).

"Berhentilah membuat artikel atau unggahan tentang bagaimana menurutmu orang tuaku berencana bunuh diri. Itu omong kosong, ibuku pernah bilang begitu hanya untuk menarik perhatian. Dan ayahku tidak sedang sekarat.," tulisnya di media sosial Juli lalu.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads