Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Terungkap! Gaya Hidup Mewah Anak-anak Pejabat di Nepal, Picu Demo Berdarah

Rahmi Anjani - wolipop
Rabu, 10 Sep 2025 19:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Demo Nepal.
Foto: Reuters
Jakarta -

Unjuk rasa berdarah yang terjadi di Nepal telah memakan korban. Selagi menuntut para pejabat yang korupsi, demonstran yang dipimpin oleh Gen Z ikut menyerang anak-anak mereka. Di tengah situasi negara yang sedang kacau, keturunan dari orang pemerintahan dituduh menikmati hidup dengan uang rakyat. Mereka pun mengungkap kelakuan 'nepo baby' yang pamer di media sosial.

Istilah Nepo Kids Nepal atau Nepo Baby Nepal jadi perbincangan di media sosial. Sebelum aksi unjuk rasa jadi sorotan dunia, kaitan nepo dan Nepal mungkin tidak terpikirkan. Namun berdasarkan konten-konten yang tersebar, terungkap banyak anak dari tokoh politik dan pemerintahan di sana yang bergelimang harta padahal kondisi rakyat sedang tidak baik-baik saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dalam postingan yang viral, netizen membuat kolase perbandingan kehidupan 'nepo kids' dengan rakyat Nepal. Sepasang pria dan wanita diperlihatkan menikmati liburan ke Eropa, makan enak di restoran hingga menggelar pernikahan mewah.


Sebagai perbandingannya, video kemudian beralih menampilkan potret orang-orang miskin di Nepal. Adapun berita tentang penyakit, kelaparan, dan kemiskinan yang membunuh rakyat kecil. Para 'nepo' dianggap memanfaatkan fasilitas yang tidak seharusnya di tengah situasi Nepal yang jauh dari kata nyaman.

"Mereka hidup dalam kemewahan sementara kita kesulitan untuk bertahan. Mereka bisa membeli hotel Hilton bahkan kita saja kesulitan bayar sewa. Pohon Natal dari Gucci, Chanel, Birkin. Dari mana uangnya? Kalau itu uang bersih, mengapa hanya dimiliki segelintir orang kaya? Mengapa beberapa orang telanjang kaki dan yang lain hidup mewah. Ini adalah perjuangan kita," tulis sebuah video.


Nepo Kids sendiri sering dikaitkan dengan orang yang mendapat privilese karena memiliki orang tua atau kenalan berpengaruh. Di kolom komentar, netizen dari berbagai belahan dunia pun ikut mengecam para pejabat yang korupsi dan nepo baby mereka. Postingan tersebut juga menyulut orang-orang dari negara lain untuk melakukan hal serupa.

Kampanye Gen Z untuk mengungkap keburukan pejabat dan anak-anaknya ini lah yang memotori aksi protes hingga Perdana Menteri Nepal Sharma Oil mengundurkan diri. Rangkaian demonstrasi awalnya dipicu oleh keputusan pemerintah minggu lalu untuk melarang 26 platform media, termasuk WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

Para pemrotes menuduh hal itu dilakukan pemerintah berusaha membungkam kampanye antikorupsi. Selagi memprotes kebebasan berekspresi dan menyebarkan informasi, anak-anak muda Nepal juga menyalurkan ketidakpuasan yang lebih mendalam terhadap otoritas negara, terkait ketidakbecusan mereka memimpin rakyat.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads