Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Miris Pria Jadi Korban Perdagangan Manusia, Ditipu Gadis 17 Tahun

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Selasa, 02 Sep 2025 08:31 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Color portrait of a young man in a shirt and black tie, upset, hands on his face, against plain studio background.
Ilustrasi pria mengalami trauma. Foto: Dok. iStock
Jakarta -

Seorang pria asal China selamat setelah terjebak dalam 'perbudakan', akibat ulah kekasih, yang ternyata sindikat perdagangan manusia. Lebih mencengangkan lagi, sang pelaku ternyata masih remaja.

Belum lama ini, seorang pria yang jadi korban penipuan kekasihnya sendiri dan dijebloskan ke dalam dunia gelap, jadi sorotan di China. Kisahnya ramai diberitakan sejumlah media di Negeri Tirai Bambu.

Pria asal Zhanjiang, Provinsi Guangdong, mengalami empat bulan penyekapan dan penyiksaan oleh jaringan penipuan di Myanmar. Dia jadi korban perdagangan manusia setelah dipancing oleh kekasihnya, seorang remaja berusia 17 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan Pertama di Tempat Billiard

Kakak korban menceritakan bahwa pria berusia 19 tahun itu pertama kali bertemu dengan kekasihnya di arena billiard setempat. Di sanalah, remaja perempuan tersebut biasa menghabiskan waktu, mengenakan busana terbuka dan menjinjing tas desainer palsu untuk terlihat seperti orang kaya.

ADVERTISEMENT

Penampilannya yang mencolok berhasil menarik perhatian sang pria. Keduanya pun langsung dekat. Selama berhubungan, remaja tersebut sesumbar tentang bisnis besar keluarganya di Asia Selatan.

Dia beberapa kali mencoba meyakinkan korban untuk pergi bersamanya ke negara tetangga, dengan iming-iming mendapatkan peluang kerja yang menguntungkan. Tergoda janji-janji manis, korban pun menerima tawaran kerja di luar negeri, meskipun sempat ditentang keluarganya.

Pergi Diam-diam ke Luar Negeri

Pada Februari 2025, pasangan tersebut diam-diam pergi ke Thailand. Pada saat akan kembali, di perbatasan antara Thailand-Myanmar, gadis 17 tahun tersebut mengarang cerita bahwa dia harus menjemput seseorang dan meninggalkan korban di antah berantah.

Tak lama, sekelompok pria bersenjata mendekatinya, mengambil semua dokumen perjalanan dan ponsel sebelum memaksanya ikut ke sebuah kompleks tersembunyi.

"Adik saya bilang beberapa pria bersenjata menculiknya, hanya itu teks yang sempat dia kirim ke saya, sebelum diculik," ujar sang kakak, seperti dikutip dari Oddity Central.

Dipaksa Kerja Jadi Penipu Online

Pria 19 tahun tersebut dibawa ke sebuah kamp terpencil, rambutnya dicukur, dan dipaksa duduk di depan komputer selama 16-20 jam sehari. Dia dipaksa melakukan penipuan terhadap orang-orang di negaranya.

Jika gagal memenuhi kuota harian atau kerjanya tidak membuahkan hasil, pemuda itu akan mendapat hukuman fisik yang berat. Salah satu penyiksaan yang dialaminya adalah dipukul dengan tongkat logam di punggung dan kepala.

Selama empat bulan ditahan, pria tersebut kehilangan berat badan lebih dari 10 kg karena kekurangan makanan. Akibat dipukul berulang kali, dia juga mengalami gangguan pendengaran permanen.

'Kinerja' pemuda itu dianggap sangat buruk dalam menipu orang, sehingga tidak banyak menghasilkan uang. Sindikat itu pun memutuskan untuk menghubungi keluarganya dan minta tebusan.

Bebas Setelah Bayar Tebusan

Pada Juni 2025, keluarga pria tersebut berhasil mengumpulkan uang tebusan sebesar 350,000 yuan atau sekitar Rp 806 juta dan membebaskannya. Namun, bahkan setelah selamat, dia terus-menerus hidup dalam kecemasan dan ketakutan akan penculikan dan penyiksaan lagi. Dia mengalami mimpi buruk tentang memorinya selama empat bulan disekap dan disiksa, hingga menjadi paranoid.

Sementara itu, kekasihnya yang berkhianat ditangkap setelah kembali ke China, dari liburan selama 10 hari di Thailand. Kini, gadis tersebut menghadapi dakwaan atas keterlibatannya dalam penculikan korban oleh komplotan penipuan Myanmar.

"Dia baru berusia 17 tahun. Siapa sangka dia bisa melakukan hal sekeji itu?" tutur kakak korban.

"Sungguh tidak dapat dipercaya dia mampu melakukan tindakan keji seperti itu di usia semuda itu," pungkasnya.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads