×
Ad

Kumpulan 'Puisi Kemerdekaan' Singkat untuk Rayakan 17 Agustus 2025

Arina Yulistara - wolipop
Rabu, 13 Agu 2025 17:30 WIB
Halaman ke 1 dari 3
Jakarta -

Kamu mencari referensi puisi kemerdekaan Indonesia untuk anak SD? Mungkin beberapa puisi kemerdekaan Indonesia di bawah bisa menginspirasi.

Setiap tanggal 17 Agustus, semangat juang para pahlawan kembali berkobar dalam hati rakyat, memanggil generasi muda untuk terus menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan karya. Melalui puisi, pesan perjuangan, cinta tanah air, dan rasa syukur kepada Tuhan dapat disampaikan dengan indah serta penuh makna.


Puisi kemerdekaan Indonesia sering kali menjadi media yang menyentuh hati karena mampu menggambarkan betapa beratnya perjuangan para pahlawan bisa merdeka. Kata-kata yang tersusun puitis bukan sekadar rangkaian indah, melainkan cermin dari darah, air mata, dan keringat para pejuang bangsa.

Tak jarang, puisi kemerdekaan Indonesia dibacakan di sekolah, upacara, atau lomba untuk menumbuhkan rasa nasionalisme sejak dini. Berikut deretan puisi kemerdekaan Indonesia yang penuh semangat, menghadirkan berbagai tema mulai dari perjuangan, kebanggaan, hingga harapan untuk masa depan.

Puisi Kemerdekaan Indonesia

1. Kita Adalah Pemilik Sah Negeri Ini - Taufik Ismail

Tidak ada pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
"Duli Tuanku?"
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya, inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus

2. Merdeka, Kini dan Nanti - Ahmad Suryadi

Mereka ini adalah upaya yang tak kenal lelah
Usaha yang tak pernah menyerah
Mereka ini adalah cucuran keringat dan dara
Yang setia mencucur hingga melimpah ruah

Mereka ini adalah lelah
Lelah yang dirasakan oleh setiap raga
Merdeka ini tak mudah digapai
Karena berjuta ton darah raib serta tergadai
Merdeka didapat dengan taruhan nyawa

Demi merdeka jutaan nyawa dan jiwa melayang
Demi merdeka untuk senyum esok yang lebih
Demi merdeka untuk senyum bangsa Indonesia
Demi merdeka ibu pertiwi, kini dan nanti

3. Prajurit Jaga Malam - Chairil Anwar

Waktu jalan...
Aku tidak tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua tua keras, bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian
Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan...
Aku tidak tahu apa nasib waktu!

4. Dirgahayu Negeriku - Joeti

Kami mencintaimu
Dengan ribuan gugusan
Pulau-pulaunya
Kami mencintaimu
Dengan jutaan
Keanekaragaman budayanya
Lahir di tanah ibu pertiwi
Dan akan tetap menjaga
Keindahan negeri
Hingga tulang belulang
Kami menyatu dengan
Tanah negeri ini

5. Kita Merdeka - Agil Ramadhan

Pandemi masih membayangi tiap jiwa dan raga para pribumi
Walau riuh terdengar menggema di seluruh penjuru
Dan sang saka merah putih dengan gagahnya berkibar
Mengobarkan semangat para pemuda dan pemudi bangsa

Untuk tiap tetes keringat dan darah yang dikorbankan para pejuang bangsa
Menopang, hingga bumi pertiwi ini berdiri kokoh
Tak satupun yang berhak merampas semangat kemerdekaan ini
Walau pandemi yang perlahan membatasi ruang gerak kita
Dan merebut kebahagiaan dengan orang-orang terkasih

Hari ini kita merdeka!
Bentengi diri dengan nyala semangat yang tak kenal lelah
Tunjukkan kepada para pejuang bangsa, kita layak merdeka
Karena aku, kau dan kita semua adalah Indonesia
Merdeka, merdeka, merdeka!

Puisi Kemerdekaan Indonesia

6. Riwayatmu Kini - Aldi Mubarok

Pertiwi di usia renta genap tujuh puluh enam tahun
Masih menjadi budak nafsu bagi mereka si hidung belang
Gunung menyembul, ranum nan rimbun
Sebelum diremas tangan-tangan binal

Bibir sensual, mengalir sungai
Dilumat hingga kering kerontang
Meringis tatkala beton menancap pada tubuh
Derai air mata tak bisa dibendung

Meluap membasahi pori-pori tiap kota
Berontak dari dekapan galak
Berjalan lunglai setengah sadar
Sambil bergumam:
"Aku ingin kebebasan; kesejahteraan"

7. Merah Putih untuk Pertiwi - Alfin Nihayatul Islamiyah

Guratan tinta emas dalam kertas bekas
Memori masa kelam terlintas
Dalam balutan darah yang masih menggenang
Melaju melewati masa menjadi kenangan

Maksud terbuai dalam hati yang luluh
Kisah puluhan tahun yang beradu dalam pelu
Kelu; rasanya hati berdayuh-dayuh
Kertas bekas waktu menjadi rapuh

Merdeka! Diiringi Indonesia raya yang menggema
Air mata yang siap meluncur kapan saja
Penantian di penghujung usia
Akhir kata yang menjadi lega seluruh warga bumiputera

8. Indonesia - Chatya Fawziyah

Tujuh puluh enam tahun Indonesia merdeka
Meninggalkan segala cerita lama yang penuh duka
Ratusan tahun dijajah dengan kejamnya
Hingga tak sedikit yang gugur karenanya
Indonesia

Sejarah perjuangan tak mungkin dilupa
17 Agustus 1945
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia berkumandang ke penjuru dunia
Indonesia usiamu tak lagi muda
Namun semangatmu harus tetap membara

Demi segala cita-cita para pejuang bangsa
Majulah Indonesia
Jayalah bangsa dengan beragam suku dan budaya
Kepakkan sayapmu setinggi angkasa
Tunjukkan gagahmu di mata dunia

9. Hargai Para Pahlawan - Deni Tri Risawati

Mengenang 76 tahun silam atas jasa para pahlawan
Kemerdekaan bisa diproklamasikan, Indonesia bisa dipersatukan
Banyak darah yang ditumpahkan
Banyak nyawa yang dikorbankan

Semua demi mencari keadilan dan menghapus penjajahan
Kini, telah tiba bulan istimewa bagi rakyat Indonesia
Merah putih berkibar di sepanjang jalan
Sebagai tanda peringatan kemerdekaan
Mari kawan kita jaga persatuan jangan ada perpecahan

Hargai pengorbanan para pahlawan
Kebebasan jangan disalahgunakan
Boleh berdebat adu pendapat tapi untuk meraih mufakat
Bukan untuk tipu muslihat karena kita adalah generasi hebat
Demi Indonesia yang kuat.

10. Mentari Indonesia - Bunda Azki

Derap langkah para penjaga paksa
Letupan senjata tanpa aksama
Ribuan nyawa hilang tanpa dosa
Hanya derai air mata yang berkuasa
Ketika doa dan air mata bersama
Penjuru bumi langit berkuasa
Sebilah bambu runcing mencakar angkasa
Kekuatan besar mencabar bumi seisinya

Merdeka, merdeka, merdeka
Peluh dan lara berganti indahnya nirwana
Luka tikam menganga berganti senyuman sukma
Ribuan dera tergantikan secercah sinar khatulistiwa
Kisah romansa akan indah pada waktunya
Bukan karena kamu dan aku saja
Namun korelasi keduanya
Karena kita sama, kita adalah Indonesia



Simak Video "Video K-Talk: Seruan Semangat dari Puisi 'Aku' Chairil Anwar untuk Warga Korsel"

(eny/eny)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork