Artis Ini Memilih Childfree, Mengaku Bahagia di Usia 55 Tanpa Anak

Di tengah budaya yang masih sering menekan perempuan untuk menikah dan memiliki anak, aktris senior Heather Graham punya pilihan hidup yang berbeda. Di usianya yang ke-55, bintang film Boogie Nights itu dengan jujur mengungkapkan bahwa ia merasa bahagia karena memilih untuk childfree atau tidak memiliki anak.

"Aku pikir, sekitar 80% dari waktu, aku merasa senang tidak punya anak. Aku merasa bebas dan sangat baik-baik saja dengan keputusan itu," ujar Graham dalam wawancara bersama The Guardian.

"Dan mungkin 20% dari waktu aku bertanya-tanya, seperti apa rasanya kalau aku punya anak. Tapi pada akhirnya, kamu hanya perlu menghargai hidup yang kamu punya," tambahnya.

Baca Juga :Jepang Terancam Musnah, Makin Banyak Orang Muda Ingin Childfree

Heather Graham mengungkapkan bahwa ia menghargai tren di mana semakin banyak perempuan mulai menyuarakan keinginan mereka untuk childfree.

"Aku pikir sekarang luar biasa karena semakin banyak perempuan yang berani mengatakan mereka tidak ingin punya anak. Budaya mengatakan: 'Kamu harus punya anak.' Tapi kenapa? Kalau kamu berhenti menyenangkan orang lain, apa sebenarnya yang kamu inginkan?" ujarnya.
Keputusannya untuk childfree sejalan dengan transformasi pribadi yang ia alami setelah melewati usia 40-an. Sebelumnya, Graham mengakui dirinya adalah seorang people pleaser atau selalu berusaha menyenangkan orang lain, dan baru menyadari pentingnya kebahagiaan diri sendiri belakangan ini.

Transformasi ini juga turut mempengaruhi hubungannya dengan keluarga. Heather secara terbuka mengakui bahwa ia telah memutuskan hubungan dengan orang tua dan adik perempuannya, Aimee Graham, sejak usia pertengahan 20-an.

"Sebagai orang yang lebih muda, aku merasa tidak bisa menetapkan batasan yang akan dihormati oleh mereka, jadi aku ingin mengeksplorasi hal itu lewat filmku," ujar Graham tentang film terbarunya, Chosen Family, yang ia tulis, sutradarai, dan bintangi.

Hubungan dengan ayahnya yang sangat religius dan bersifat otoriter menjadi salah satu faktor utama yang membuatnya mengambil keputusan drastis tersebut.

"Ayahku sangat religius dan mereka, terutama ayah, sangat kritis terhadap semua yang aku lakukan. Rasanya bukan hubungan yang sehat," ungkapnya.
"Aku berhenti berbicara dengan mereka dan harus kuakui, itu terasa sangat melegakan. Saat itu aku merasa hidupku terbuka dengan kebebasan. Aku tidak perlu lagi menyenangkan mereka," ceritanya lagi.