Kisah Kelam Bintang Reality Show Jadi Korban Pemerkosaan Hingga Harus Aborsi
Megan Barton Hanson, seorang bintang reality show dan salah satu influencer terkaya di Inggris akhirnya membuka suara tentang trauma kelam masa lalunya. Mantan peserta 'Love Island' itu menceritakan pengalaman menjadi korban kekerasan seksual dan pelecehan emosional yang membekas hingga membuatnya trauma.
Megan menceritakan bahwa saat berusia 19 tahun, ia pernah menjadi korban tindakan kekerasan yang baru ia ketahui sebagai pemerkosaan. Saat berhubungan intim, mantan kekasihnya melakukan pencopotan kondom tanpa persetujuan. Aksi yang disebut sebagai stealthing itu termasuk tindakan pemerkosaan.
Megan pertama kali menyadari kejahatan ini saat berbicara di sebuah podcast bersama pakar hubungan Paul Carrick Brunson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paul mengatakan, 'Kamu tahu ini termasuk pemerkosaan, bukan?' Awalnya, aku menyangkal. Aku berpikir bahwa karena aku sudah setuju berhubungan intim, itu bukan pemerkosaan. Tapi dia menjelaskan, 'Kamu tidak memberikan persetujuan untuk dia melepas kondom tanpa sepengetahuanmu,'" ujar Megan kepada Daily Mail.
Saat menyadari fakta tersebut, Megan merasa begitu sedih dan naif karena kala itu dia masih sangat muda.
"Aku baru 19 tahun, sangat polos, dan dia adalah pasangan seksualku yang kedua," kenangnya.
Lebih menyakitkan lagi, tindakan tersebut membuat Megan hamil. Saat mengetahui kehamilannya karena gejala mual-mual, Megan dan pacarnya saat itu memutuskan untuk melakukan aborsi. Namun, keputusan itu memicu kekerasan fisik dari sang mantan.
Setelah menjalani prosedur aborsi, Megan mengalami hari yang paling menakutkan dalam hidupnya. Dalam perjalanan pulang, pacarnya berubah menjadi agresif, menyerangnya secara fisik, termasuk memukul, membelitkan sabuk pengaman di lehernya, dan merekam video dirinya untuk mempermalukannya.
"Aku hanya berdiri di sana, mencoba menenangkannya. Namun, ketika aku sampai di rumah orangtuaku, dia datang membawa linggis, mencoba menghancurkan pintu depan," ujarnya.
Polisi akhirnya menangkap pria tersebut, yang kemudian dijatuhi hukuman penjara satu setengah bulan atas kekerasan yang dilakukannya.
Selama bertahun-tahun, Megan menjalani berbagai terapi untuk menyembuhkan traumanya. Mulai dari konsultasi dengan terapis hingga meditasi.
"Aku telah mencoba terapi perilaku kognitif, yang sangat membantu saat aku merasa negatif atau mulai terpuruk," katanya.
Kini, Megan secara terbuka berbicara tentang masa lalu kelamnya sebagai bentuk edukasi untuk perempuan muda lainnya tentang bahayastealthingdan pentingnya memahami hak mereka dalam hubungan intim.
"Ketika kamu setuju untuk berhubungan seks dengan perlindungan, tidak ada yang boleh memutuskan sepihak tanpa persetujuanmu," tegas Megan.
(kik/kik)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Kate Cassidy Beri Utimatum untuk Calon Pacar: Akan Selalu Cinta Liam Payne
Byun Yo Han Jadi Dewa Judi di Tazza: The Song of Beelzebub, Ini Sinopsisnya
Influencer Berpenampilan Ekstrem Ditemukan Tewas, Dugaan Lompat dari Balkon
15 Tahun Berlalu, Foto Banjir Keluarga Ini Viral karena Kasur yang Sama
Gelar Miss Universe Finland 2025 Dicopot Usai Unggahan Rasis
Potret Chloe Anak Melaney Ricardo Ikut Sekolah Model, Curi Atensi
Wanita 37 Kali Oplas Demi Mirip Fan Bingbing, Akui Hidup Berubah & Menyesal
Byun Yo Han Jadi Dewa Judi di Tazza: The Song of Beelzebub, Ini Sinopsisnya
Prosedur Estetika Non-Bedah yang Bikin Tubuh Lebih Ramping Sekaligus Berotot











































