Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Idap Gangguan Hormon, Florence Pugh Terpaksa Bekukan Sel Telur di Usia 27

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Rabu, 20 Nov 2024 15:53 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

BEVERLY HILLS, CALIFORNIA - MARCH 10: (EDITOR’S NOTE: Image contains partial nudity.) Florence Pugh attends the 2024 Vanity Fair Oscar Party Hosted By Radhika Jones at Wallis Annenberg Center for the Performing Arts on March 10, 2024 in Beverly Hills, California. (Photo by Daniele Venturelli/Getty Images)
Florence Pugh. Foto: Getty Images/Daniele Venturelli
Jakarta -

Aktris Florence Pugh membekukan sel telurnya di usia 27 tahun. Gangguan hormon jadi pemicu bintang film 'Midsommar' ini membuat keputusan besar itu.

Florence mengungkap bahwa dia didiagnosa polycystic ovary syndrome (PCOS) dan endometriosis. Dua kondisi tersebut menjadi tantangan berat bagi wanita yang ingin hamil dan punya anak.

"Saya tiba-tiba merasa harus pergi ke dokter dan memeriksakan semuanya. Saya mengalami beberapa mimpi aneh, saya pikir tubuh saya yang memberi tahu saya," kata Florence saat hadir di podcast 'SHE MD', seperti dikutip dari Female First.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter kemudian bertanya apakah jumlah sel telurnya pernah dihitung. Pertanyaan itupun membuat Florence bingung.

"Tidak pernah. Apa maksudnya? Saya kan masih muda. Kenapa juga saya harus menghitung sel telur?" ceritanya.

ADVERTISEMENT

Florence makin bingung dan terkejut ketika dokter menyarankannya untuk membekukan sel telur. Lawan main Scarlett Johansson dalam film 'Black Widow' ini selalu memimpikan punya anak suatu hari nanti dan tidak pernah menyangka keinginan itu bisa jadi masalah.

Meskipun PCOS adalah penyebab utama infertilitas pada wanita, Florence tidak menyadari bahwa penyakit ini sangat umum terjadi. Sampai akhirnya mendapat penjelasan dari dokter dan dia memutuskan untuk membekukan sel telur demi bisa punya anak.

PCOS adalah gangguan hormonal di mana ovarium menghasilkan androgen dalam jumlah tidak normal. Tingginya androgen bisa mengganggu ovulasi, artinya sel telur tidak berkembang secara teratur dan tidak dilepaskan dari folikel tempat sel telur berkembang.

Sementara endometriosis merupakan penyakit kronik di mana jaringan endometrium yang terdapat di dalam rahim (uterus) ditemukan tumbuh di tempat lain dalam tubuh. Jaringan ini membentuk lesi endometrium yang sangat sering ditemukan pada indung telur dan semua organ di dalam panggul wanita.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads