Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Protes Atas Aturan Hijab di Iran, Mahasiswi Ini Hanya Pakai Bra & Underwear

Kiki Oktaviani - wolipop
Selasa, 05 Nov 2024 11:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi hijab pashmina
Ilustrasi Foto: Getty Images/iStockphoto/Erika Parfenova
Jakarta -

Seorang mahasiswi di Iran, yang tidak disebutkan identitasnya, membuat geger publik setelah ia memprotes aturan hijab ketat dengan cara yang mengejutkan. Minggu lalu, mahasiswa tersebut ditangkap setelah berjalan di sekitar kampus Universitas Azad, Tehran, hanya mengenakan bra dan celana dalam, sebagai bentuk protes terhadap perlakuan kasar yang dialaminya karena tidak mengenakan hijab.

Dalam video yang kini viral, tampak mahasiswi tersebut berdiri di lapangan kampus dengan pakaian minim, sementara mahasiswa lain menyaksikan aksinya. Aksi tersebut diduga dilatarbelakangi insiden di mana aparat keamanan kampus dilaporkan merobek pakaiannya karena ia menolak mengenakan hijab, seperti yang diwajibkan oleh hukum Iran. Hukum tersebut mewajibkan seluruh wanita, baik Muslim maupun non-Muslim untuk mengenakan jilbab di ruang publik.

Tak lama kemudian, video tersebut menunjukkan mahasiswi itu didorong dengan paksa ke dalam sebuah mobil oleh beberapa pria. Salah seorang di antaranya bahkan terlihat menelpon sebelum mengabaikannya dan berjalan pergi, sementara beberapa mahasiswa tampak kebingungan menyaksikan kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswi di Iran protes soal hijabMahasiswi di Iran protes soal hijab Foto: dok. Telegram

Pihak Universitas Azad memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Seorang perwakilan universitas mengatakan bahwa mahasiswi tersebut sudah diamankan

"Petugas keamanan kampus segera turun tangan dan menyerahkan wanita tersebut kepada otoritas penegak hukum," ungkap perwakilan universitas.

ADVERTISEMENT

Namun, kelompok mahasiswa daring yang menyuarakan dukungan untuknya menyebut bahwa mahasiswi itu diperlakukan lebih buruk lagi setelah penangkapan. Mereka mengklaim bahwa ia mengalami kekerasan selama penangkapannya, termasuk pukulan keras di bagian kepala yang menyebabkan pendarahan hebat.

"Bekas darah dari mahasiswi itu bahkan terlihat di ban mobil aparat," tulis kelompok mahasiswa itu di media sosial, menurut laporan Iran International.

Setelah dibawa ke kantor polisi, mahasiswi tersebut kemudian dikirim ke fasilitas kesehatan mental. Seorang pejabat universitas mengatakan bahwa ia diduga mengalami tekanan psikologis berat sebelum insiden tersebut terjadi.

Aksi protes ini menjadikan sang mahasiswi sebagai simbol perlawanan bagi banyak pihak yang menentang perlakuan keras pemerintah Iran terhadap mereka yang menentang aturan ketat. Seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa turut menanggapi insiden tersebut.

"Saya akan memantau insiden ini dengan cermat, termasuk respons dari otoritas terkait," tulis Mai Sato, pemantau khusus PBB untuk hak asasi manusia, melalui platform media sosial X.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads