Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Petinju Imane Khelif Difitnah Transgender, Ini Kisahnya dengan Kondisi Langka

Kiki Oktaviani - wolipop
Sabtu, 10 Agu 2024 13:22 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Paris 2024 Olympics - Boxing - Womens 66kg - Victory Ceremony - Roland-Garros Stadium, Paris, France - August 09, 2024. Gold medallist Imane Khelif of Algeria bites her medal. REUTERS/Peter Cziborra
Foto: REUTERS/Peter Cziborra
Jakarta -

Petinju asal Aljazair Imane Khelif menjadi sorotan di Olimpiade Paris 2024 bukan hanya karena prestasinya di ring, tetapi juga karena kontroversi yang melingkupinya. Atlet ini menghadapi tuduhan dan fitnah terkait identitas gendernya yang menimbulkan perdebatan.

Kontroversi ini mencuat setelah Khelif berhasil mengalahkan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar, yang mundur hanya dalam 46 detik karena mengaku menerima pukulan terkeras sepanjang kariernya. Kemenangan ini menimbulkan spekulasi global mengenai jenis kelamin Khelif. Petinju wanita 25 tahun itu dituduh lahir sebagai laki-laki dan menjadi transgender perempuan.

Imane Khelif adalah perempuan biologis. Sang ayah, Amar Khelif telah menunjukkan akta kelahirannya untuk mengklarifikasi hal ini. Namun, dilaporkan bahwa Khelif memiliki kondisi langka yang dikenal sebagai differences in sex development (DSD) yang dapat menyebabkan individu perempuan memiliki kromosom atau anatomi pria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi tuduhan tersebut, Khelif meminta publik untuk berhenti mem-bully atlet.

"Saya mengirim pesan kepada semua orang di dunia untuk menegakkan prinsip-prinsip Olimpiade dan Piagam Olimpiade. Berhenti membully semua atlet, karena ini memiliki dampak besar. Ini bisa menghancurkan orang, membunuh pikiran dan semangat seseorang. Ini bisa memecah belah orang," kata Khelif.

ADVERTISEMENT
Paris 2024 Olympics - Boxing - Women's 66kg - Final - Roland-Garros Stadium, Paris, France - August 09, 2024. Imane Khelif of Algeria embraces Liu Yang of China after winning the match. REUTERS/Peter CziborraImane Khelif. REUTERS/Peter Cziborra Foto: REUTERS/Peter Cziborra

Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga menegaskan bahwa jenis kelamin atlet didasarkan pada paspor mereka. Juru bicara IOC, Mark Adams, menyatakan bahwa semua atlet yang bertanding di kategori wanita telah memenuhi aturan kelayakan kompetisi.

Pada 2023, Khelif dikeluarkan dari Kejuaraan Tinju Dunia karena gagal dalam tes kelayakan gender. Federasi Tinju Internasional (IBA) mengklaim bahwa tes tersebut bersifat rahasia dan menegaskan bahwa Khelif tidak menjalani tes testosteron. Sebaliknya, ia menjalani tes terpisah yang menunjukkan bahwa ia memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan atlet wanita lainnya.

Setelah kembali berkompetisi, Khelif menunjukkan kekuatannya dan berusaha fokus untuk bertanding di tengah kontroversi yang meliputinya. Meski dia sempat mengaku kena mental dengan hasil kelayakan gendernya.

"Tahun 2023 adalah tahun yang sangat sulit bagi saya setelah tahun yang luar biasa. Itu adalah pukulan berat bagi saya, tetapi saya kembali lebih kuat untuk menunjukkan kekuatan dan tekad saya," ungkap Khelif.

Sejak kecil, Khelif menghadapi berbagai tantangan. Dalam sebuah wawancara dengan kanal televisi Aljazair, Canal Algerie, ia menggambarkan masa kecilnya sangat sulit. Berasal dari wilayah yang konservatif dan keluarga yang kurang mampu, Khelif harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan mendanai latihan tinju.

Ia menjual roti di jalanan dan mengumpulkan barang-barang bekas untuk mendapatkan uang. Meski berasal dari latar belakang yang penuh tantangan, Khelif menemukan cinta sejatinya dalam tinju sejak ia kecil.

"Saya jatuh cinta dengan tinju sejak pertama kali mencoba," ujar Khelif.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads