Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Donor Sperma Kaget Saat Tahu Punya 97 Anak, Diperkirakan Ada 250 Anak Lainnya

Kiki Oktaviani - wolipop
Jumat, 26 Jan 2024 11:52 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dylon Stone-Miller, pendonor sperma dengan anak biologisnya
Foto: dok. Instagram/@donordylan
Jakarta -

Dylon Stone-Miller menjadi donor sperma saat masih kuliah pada 2011 silam. Pria 32 tahun itu punya 97 anak, namun jumlahnya bisa lebih bahkan mencapai 250.

Pada tahun 2020, seorang wanita yang telah melahirkan anak perempuan dengan sperma yang pertama kali dia sumbangkan ke bank sperma melacaknya lewat media sosial dan ingin berterima kasih. Tidak lama kemudian, Dylan mengklik profil Instagram wanita itu, menatap foto anak perempuan biologisnya.

"Melihat wajah cantik gadis kecil ini benar-benar membuat saya penuh dengan kebahagiaan, cinta, dan rasa syukur. "Saya harus menahan diri untuk tidak menangis," ungkap Dylan, seperti dikutip dari People.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam beberapa bulan berikutnya, Dylan kaget mengetahui anak-anak biologis lainnya secara online lewat kelompok Facebook yang menggunakan nomor donornya. Dylan kemudian memperkirakan ia memiliki 97 anak biologis di enam negara. Tetapi ia memprediksi bahwa jumlah sebenarnya bisa jadi lebih dari 250.

Dylon Stone-Miller, pendonor sperma dengan anak biologisnyaDylon Stone-Miller, pendonor sperma dengan anak biologisnya Foto: dok. Instagram/@donordylan

Fakta tersebut ini mengubah jalur hidupnya dan akhirnya menginspirasinya untuk menjadi advokat bagi para donor dan keluarga penerima. Ia menyerukan batasan hukum pada jumlah kehamilan yang berasal dari satu donor sperma.

ADVERTISEMENT

Dylan pun mencari anak-anak biologis dengan rela pergi ke negara lain untuk bertemu dengan mereka. Saat ini Dylan telah bertemu langsung dengan 26 anak hasil donor spermanya.

Bagian paling menyedihkan adalah saat tiba waktunya untuk pulang ke rumah setelah bertemu dengan anak-anaknya.

"Sangat sulit bagi saya untuk mengucapkan selamat tinggal pada anak-anak, tahu-tahu ini adalah kali terakhir saya melihat mereka pada usia itu," katanya.

"Saya menghargai kenangan yang bisa saya buat bersama mereka. Ada banyak air mata dan percakapan tentang kapan mereka akan melihat saya lagi," tambahnya lagi.

Ide menjadi donor berasal dari teman sekamarnya di Universitas Georgia State pada tahun 2011. Tak lama kemudian, ia mendapatkan $100 per sumbangan di bank sperma Xytex berbasis di Atlanta, yang melayani klien di seluruh dunia. Ia menghitung bahwa telah melakukan 400 sumbangan donor sperma antara usia 20 sampai 25 tahun.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads