Kontroversi Pemenang Miss Universe 2022, Ada Dugaan Manipulasi Pemilik Baru

Kontroversi mewarnai kemenangan R'Bonney Gabriel sebagai Miss Universe 2022. Ada dugaan kecurangan yang melibatkan pemilik baru organisasi Miss Universe, pengusaha Thailand Anne Jakrajutatip.

Miss USA R'Bonney Gabriel berhasil merebut mahkota Miss Universe 2022 di gelaran final yang berlangsung di New Orleans, AS, pada Sabtu (14/1/2023), setelah berhasil menyisihkan 82 kontestan dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia yang diwakili oleh Laksmi DeNeefe.

Kemenangan tersebut mencatatkan sejumlah rekor. Ia menjadi perwakilan AS pertama dalam 10 tahun yang dinobatkan sebagai Miss Universe saat negaranya menjadi tuan rumah (Olivia Culpo mengukir prestasi tersebut pada 2012).

Selain itu, belum pernah ada pula pemenang asal AS dengan latar wanita imigran berdarah Filipina sampai akhirnya perempuan 28 tahun ini menyandang gelar Miss Universe 2022.

R'bonney Gabriel Miss Universe 2022 (Foto: Getty Images)

Namun, pencapaian tersebut tak luput dari kritikan. Di media sosial, ramai pembahasan soal kemenangan R'Bonney Gabriel yang disebut-sebut hasil 'setting-an', bahkan sejak ia berpartisipasi di ajang Miss USA 2022. Kala itu, ia mewakili negara bagian Texas.

Dugaan tersebut bermula saat rival Gabriel, Miss Montana Heather Lee O'Keefe, mengklaim terjadi manipulasi dalam pemilihan pemenang Miss USA 2022 pada Oktober lalu.

Sebagai buktinya, ia menunjuk sebuah iklan yang menampilkan Gabriel tak lama setelah nama pemenang Miss USA 2022 diumumkan.

"@MissUSA baru saja dinobatkan kurang dari 24 jam lalu, tapi dia sudah dapat sponsor liburan ke @NIZUCResort," tulisnya di Twitter seperti dikutip Daily Mail.

Menanggapi kritikan tersebut, Gabriel berdalih bahwa dirinya adalah brand ambassador, MIA Beaute, merek kecantikan yang terafiliasi dengan NIZUC, sekaligus sponsor Miss Texas.

Miss USA R'Bonney Gabriel saat tampil di panggung preliminary Miss Universe 2022. (Foto: TIMOTHY A. CLARY/AFP via Getty Images)

Namun, pernyataan tersebut malah menjadi bumerang bagi Gabriel karena pendiri MIA termasuk dalam panel juri Miss USA 2022. O'Keefe menyebut, hubungan Gabriel dengan perusahaan tersebut melanggar aturan yang melarang kontestan punya hubungan kerja dengan sponsor Miss USA.

Dugaan 'anak kesayangan' semakin santer terasa saat muncul foto Gabriel sedang didandani oleh Crystle Stewart, Presiden Miss USA, di belakang panggung. Gabriel mengklarifikasi bahwa momen tersebut terjadi saat pemotretan Miss USA 2022 atau sehari setelah namanya diumumkan sebagai pemenang.

"Aku tidak mengikuti kontes kecantikan atau kompetisi apapun yang sengaja akan memenangkanku. Aku memiliki integritas yang tinggi," kata Gabriel kepada E! News pada Oktober 2022 saat merespons kontroversi Miss USA 2022.

Anne Jakrajutatip saat mengumumkan pengakuisisian Miss Universe Organization di Bangkok, Thailand, pada Oktober 2022. (Foto: AP Photo/Sakchai Lalit)

Pada bulan yang sama, kepemilikan Miss Universe baru saja berpindah tangan ke Anne Jakrajutatip, konglomerat media Thailand sekaligus pemilik JKN Global Group setelah membeli Miss Universe Organization seharga US$ 20 juta atau sekitar Rp 311 miliar. Ia pun berhak mengontrol semua lisensi yang berada di bawah naungan organisasi tersebut, termasuk Miss USA 2022.

Miss Universe telah memberhentikan semantara Crystle Stewart selama investigasi terkait kecurangan tersebut masih berlangsung. Namun, tindakan tersebut belum cukup untuk memperbaiki citra Miss Universe, terutama Jakrajutatip.

Masih santer terdengar omongan bahwa Jakrajutatip punya andil besar dalam memilih pemenang. Sentimen terhadap Jakrajutatip juga muncul karena latar belakangnya sebagai seorang transpuan.

Anne Jakapong Jakrajutatip di panggung Miss Universe 2022. (Foto: Getty Images/Jason Kempin)

Apalagi setelah pidatonya di panggung Miss Universe 2022 menyita perhatian penonton.

Ia mengatakan Miss Universe telah memasuki era baru. Setelah selama 70 tahun dikelola oleh pria, dia mengambil alih Miss Universe agar para wanita bisa memimpin.

"Mulai sekarang ini akan dijalankan oleh perempuan, dimiliki oleh seorang wanita transgender. Ini saatnya wanita di seluruh dunia merayakan kekuatan dari feminisme. Inilah momennnya, untuk wanita memimpin," ucap Anne.