Wanita Berjenggot Ini Ngaku Sulit Dapat Jodoh, Berakhir Jadi Panseksual
Kamis, 10 Mar 2022 09:05 WIB
Harnaam Kaur, wanita keturunan India yang tinggal di Inggris itu menceritakan kesedihannya hidup dengan jenggot tebal. Wanita 31 tahun itu sulit menemukan jodoh karena sampai saat ini dia belum menemukan pria yang bisa menerima kondisinya apa adanya.
Harnaam didiagnosa dengan kondisi polycystic ovary syndrome (PCOS), kondisi di mana banyak dialami wanita yang berkaitan dengan tingkat hormon yang tidak seimbang. Setelah jenggotnya jadi banyak tumbuh di usia 11 tahun, ibu Harnaam rutin membawanya ke salon untuk melakukan waxing agar bulu di wajahnya hilang.
Namun prosedur tersebut membuat Harnaam tidak nyaman karena terasa menyakitkan. Masa muda Harnaam pun dilalui cukup sulit karena dia menjadi target perundungan dari teman-teman di sekolahnya.
Tidak mau hidupnya bergantung dengan wax dan sibuk memikirkan omongan miring orang lain, Harnaam memutuskan untuk setop mencukur jenggotnya. Masalah lainnya pun datang. Dia mengaku bahwa dengan kondisinya saat ini yang memiliki jenggot tebal dia jadi sulit menemukan jodoh.
![]() |
Jika ada pria yang mendekatinya, biasanya Harnaam hanya dijadikan 'bahan' fetish dan fantasi pria tersebut. Diakuinya, pria hanya ingin menginginkannya secara seksual.
"Sejumlah orang yang memperlakukanku seperti fantasi atau fetish, seperti mereka hanya ingin 'mencobaku,'" ungkap Harnaam, seperti dikutip dari Mirror.
"Mereka hanya bersikap nakal terhadapku dan mencari tahu informasi tentang diriku. Aku hanya dianggap seperti itu oleh mereka. Sulit mengetahui siapa yang benar-benar yang tulus menyukai diriku yang sebenarnya," jelas Harnaam lagi.
Saat berusia 21, Harnaam pernah bertunangan dengan seorang pria asal India yang bisa menerima kondisi fisiknya dengan jenggot. Namun dua bulan menjelang pernikahan, keduanya batal menikah. Harnaam mendapatkan banyak larangan dari calon suaminya kala itu. Dia dilarang menggunakan makeup, tato dan tindikan.
Kini, Harnaam memilih untuk menjadi panseksual atau dia tidak melihat gender dalam urusan cinta. Pria, wanita atau transgender bisa saja menjadi kekasihnya, namun sampai saat ini dia mengaku hanya menjalin kencan, bukan pacaran yang serius.
"Aku panseksual. Tidak peduli apa seksualitas atau gendermu, aku mencintaimu apa adanya dirimu," jelasnya.
"Tapi aku butuh seseorang yang berpikir terbuka yang bisa tetap bersamaku, dan aku kesulitan menemukan orang seperti itu," tambah wanita yang kini menjadi aktivis itu.
(kik/kik)