Hebat! Bisa Daki Tebing Tanpa Alat, Wanita Ini Dijuluki Spiderwoman
Anggi Mayasari - wolipop
Selasa, 03 Okt 2017 10:30 WIB
Jakarta
-
Biasanya untuk memanjat tebing yang curam dibutuhkan serangkaian alat keselamatan. Tapi, seorang wanita di China ini telah terbiasa memanjat tebing tinggi tanpa alat. Adalah Luo Dengping yang dikenal sebagai 'spider woman' karena mampu mendaki tebing vertikal setinggi 100 meter, tanpa tali atau peralatan keselamatan apapun.
Awalnya, panjat tebing ini merupakan sebuah tradisi dari orang-orang Miao di Cina Barat Daya sebagai bagian dari kebiasaan penguburan untuk mengangkat peti mati kerabat ke tebing dan menempatkannya di gua-gua kecil atau hanya menggantungnya di tebing. Tak hanya itu, mereka juga mendaki tebing untuk mencari obat langka. Saat ini, hanya sedikit suku Miao yang masih mempraktikkan tradisi kuno ini.
Tradisi tersebut cukup melekat pada Luo Dengping, dan ayahnya melatih Dengping untuk mendaki selama masa kecilnya. Secara tradisional, hanya pria Miao yang dianggap berani dan cukup terampil untuk menjadi 'spider man', tapi Dengping tak punya pilihan selain melanggar norma sosial dan berlatih mendaki.
Tanpa saudara laki-laki untuk menjalankan tradisi keluarganya, Dengping mulai mendaki tebing dekat desa Getuhe saat ia baru berusia 15 tahun. Pada awalnya Dengping merasa takut dan tak bisa bergerak. Tapi, seiring berjalannya waktu, Dengping mampu mendaki tanpa menggunakan apa-apa selain tangan dan kakinya.
"Saya pikir pria dan wanita setara, jika pria dapat melakukannya, saya juga bisa melakukannya," tutur Dengping kepada Shanghai Daily.
Pada 2015, pemerintah daerah memutuskan untuk mempromosikan gunung Karst sebagai objek wisata dan mulai mempekerjakan orang-orang 'spider' dan mempraktikan keterampilan mendakinya untuk tujuan hiburan. Dengping pun menjadi satu-satunya wanita yang berada di sebuah timnya yang memamerkan keterampilan dan keberaniannya di depan turis, dua kali per hari.
Wanita berusia 37 tahun ini bekerja dari jam delapan pagi hingga jam enam sore setiap harinya, dan mendapatkan gaji bulanan 3.000 yuan atau Rp 6 jutaan. Bagi Dengping sendiri hal tersebut merupakan salah satu cara yang baik untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Tidak terlalu buruk, karena kawasan wisata bisa ditempuh dengan berjalan kaki, jadi saya bisa mengurus anak-anak saya. Mereka juga menyediakan makan siang. Saya ingin anak-anak saya terus sekolah," kata Dengping. (agm/agm)
Awalnya, panjat tebing ini merupakan sebuah tradisi dari orang-orang Miao di Cina Barat Daya sebagai bagian dari kebiasaan penguburan untuk mengangkat peti mati kerabat ke tebing dan menempatkannya di gua-gua kecil atau hanya menggantungnya di tebing. Tak hanya itu, mereka juga mendaki tebing untuk mencari obat langka. Saat ini, hanya sedikit suku Miao yang masih mempraktikkan tradisi kuno ini.
Foto: Istimewa |
Tradisi tersebut cukup melekat pada Luo Dengping, dan ayahnya melatih Dengping untuk mendaki selama masa kecilnya. Secara tradisional, hanya pria Miao yang dianggap berani dan cukup terampil untuk menjadi 'spider man', tapi Dengping tak punya pilihan selain melanggar norma sosial dan berlatih mendaki.
Tanpa saudara laki-laki untuk menjalankan tradisi keluarganya, Dengping mulai mendaki tebing dekat desa Getuhe saat ia baru berusia 15 tahun. Pada awalnya Dengping merasa takut dan tak bisa bergerak. Tapi, seiring berjalannya waktu, Dengping mampu mendaki tanpa menggunakan apa-apa selain tangan dan kakinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2015, pemerintah daerah memutuskan untuk mempromosikan gunung Karst sebagai objek wisata dan mulai mempekerjakan orang-orang 'spider' dan mempraktikan keterampilan mendakinya untuk tujuan hiburan. Dengping pun menjadi satu-satunya wanita yang berada di sebuah timnya yang memamerkan keterampilan dan keberaniannya di depan turis, dua kali per hari.
Foto: Istimewa |
Wanita berusia 37 tahun ini bekerja dari jam delapan pagi hingga jam enam sore setiap harinya, dan mendapatkan gaji bulanan 3.000 yuan atau Rp 6 jutaan. Bagi Dengping sendiri hal tersebut merupakan salah satu cara yang baik untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Tidak terlalu buruk, karena kawasan wisata bisa ditempuh dengan berjalan kaki, jadi saya bisa mengurus anak-anak saya. Mereka juga menyediakan makan siang. Saya ingin anak-anak saya terus sekolah," kata Dengping. (agm/agm)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Ayah Meghan Markle Sakit Keras, Kini Memohon Bisa Bertemu Putrinya
Most Pop: Gaya Verrell Bramasta Kunjungi Korban Banjir Sumatera Pakai Vest
Idol Cocona XG Umumkan Identitas sebagai Transmaskulin Nonbiner, Apa Artinya?
Jessica Alba Kapok Pernah Beradegan Tanpa Busana di Film, 'Sangat Memalukan'
Influencer Viral Nikah Setelah 14 Hari Kenal, Ending-nya Bisa Ditebak
Most Popular
1
8 Foto Audi Marissa ke Seoul Tanpa Anak & Suami, Jalani Operasi Sedot Lemak
2
Jessica Alba Kapok Pernah Beradegan Tanpa Busana di Film, 'Sangat Memalukan'
3
5 Gaya Berani Katie Holmes Pakai Busana Lingerie di Musim Dingin
4
Siapa Bonnie Blue? Bintang OnlyFans Kontroversial yang Ditangkap di Bali
5
Ayah Meghan Markle Sakit Keras, Kini Memohon Bisa Bertemu Putrinya
MOST COMMENTED












































Foto: Istimewa
Foto: Istimewa