Sirikit, Pianis Cantik yang Setia Dampingi Raja Thailand Hingga Akhir Hayat
Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 14 Okt 2016 13:20 WIB
Jakarta
-
Kepergian Raja Thailand meninggalkan duka bagi rakyatnya. Tapi duka itu mungkin tidak sedalam yang dirasakan oleh wanita yang setia mendampinginya selama 68 tahun. Dialah sang istri, Ratu Sirikit.
Perjalanan cinta mereka bermula pada 1948 di Paris, kota yang mendapat julukan 'The City of Love'. Raja Bhumibol memang sering berkunjung ke Paris semasa menimba ilmu politik dan hukum di Swiss.
Sementara Sirikit Kitiyakara, seorang pianis cantik berbakat yang sebetulnya masih sepupu jauh Raja Bhumibol, berada di Paris karena ayahnya bertugas sebagai Duta Besar Kerjaan Thailand untuk Prancis.
Pertama kali bertemu, pesona Sirikit langsung berhasil mencuri hati sang Raja. Bagai cinta pada pandangan pertama, Raja Bhumibol langsung jatuh hati pada wanita yang berusia lima tahun lebih muda darinya.
Memiliki banyak kesamaan, terutama dalam bidang musik, Raja Bhumibol, seorang penikmat Jazz, dan Sirikit pun semakin yakin bahwa mereka ditakdirkan untuk bersama.
Hubungan mereka lalu berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Pada 19 Juli 1949, bertepatan dengan ulang tahun ke-17 Sirikit, Raja Bhumibol akhirnya melamar pujaan hatinya itu.
Baru setahun kemudian, tepatnya pada 28 April 1950, keduanya meresmikan hubungan mereka dalam tali pernikahan. "Aku masih sangat muda dan belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Itu membuatku sangat bahagia," ujar Sirikit dalam sebuah wawancara seperti dikutip Sydney Morning Herald.
Pernikahan mereka berlangsung hanya seminggu sebelum pemahkotaan resmi Raja Bhumibol. Ia diangkat sebagai raja untuk menggantikan kakaknya yang tewas secara mengenaskan setelah dibunuh di istananya sendiri pada 1946. Acara pemahkotaan baru bisa digelar setelah Raja Bhumibol menamatkan studinya di Swiss.
Kebahagiaan mereka semakin sempurna saat buah hati pertamanya, seorang putri, lahir, setahun kemudian. Dari pernikahan itu, Raja dan Ratu Thailand dikaruniai seorang putra dan tiga putri.
Sebagai seorang figur publik, Ratu Sirikit sadar bahwa penampilannya selalu menjadi pusat atensi. Ia lantas sangat memerhatikan penampilannya terutama dalam hal gaya busana. Tidak heran jika koleksi busananya didominasi oleh karya-karya desainer papan atas dunia, seperti Balmain, Chanel, dan Balenciaga. Tapi uniknya, gaun tersebut dibuat secara khusus menggunakan sutra khas Thailand.
Terlepas dari gaya hidupnya yang mewah, Ratu Sirikit bukan tipikal wanita bangsawan yang tutup mata pada kehidupan rakyatnya sendiri. Bersama suaminya, Ratu aktif menggagas program-program sosial untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, terutama di daerah pelosok.
Misi sosialnya banyak berfokus pada pelestarian kain-kain tradisional Negeri Gajah Putih itu. Salah satu programnya adalah memberdayakan suku-suku pedalaman di dataran tinggi (Hilltribes) Thailand yang memiliki keahlian menenun.
Dalam programnya, Rata menggelar pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para perajin sehingga karya mereka memiliki nilai jual tinggi. Harapannya, karya tersebut dapat diterima masyarakat dan mendatangkan keuntungan demi kesejahteraan mereka.
Karya Hilltribes itu sempat dipamerkan di Queen's Gallery Bangkok beberapa waktu lalu dalam sebuah ekshibisi bertajuk 'Crafts from the Hands of the Hills... To the Hands of the Queen'. Wolipop juga berkesempatan menghadiri acara peresmian pameran tersebut.
"Pameran ini adalah bukti nyata dedikasi dan cinta Ratu terhadap rakyatnya. Ratu ingin memastikan semua rakyat Thailand mendapatkan hidup yang layak," ujar Pharani, Deputy Private Secretary to the Queen kepada Wolipop.
Tidak heran jika rakyat Thailand begitu mencintai Raja dan Ratunya. Terlihat dari foto-foto mereka yang terpampang di setiap sudut jalan, gedung-gedung pemerintahan, alun-alun, atau tempat peribadatan.
Tapi Ratu yang dulunya aktif belakangan sudah jarang menunjukkan batang hidungnya di muka publik. Kondisi kesehatannya terus menurun seiring usianya yang semakin senja. Pada 2012, Ratu sempat terserang stroke. Lalu pada pertengahan Juli 2016, ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran radang paru-paru.
Setelah Raja Thailand wafat, kini Ratu harus berjuang sendiri dalam kesakitannya tanpa sang belahan jiwa.
(dng/dng)
Perjalanan cinta mereka bermula pada 1948 di Paris, kota yang mendapat julukan 'The City of Love'. Raja Bhumibol memang sering berkunjung ke Paris semasa menimba ilmu politik dan hukum di Swiss.
Sementara Sirikit Kitiyakara, seorang pianis cantik berbakat yang sebetulnya masih sepupu jauh Raja Bhumibol, berada di Paris karena ayahnya bertugas sebagai Duta Besar Kerjaan Thailand untuk Prancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raja & Ratu Thailand semasa muda (AFP PHOTO / Inconnu) |
Pertama kali bertemu, pesona Sirikit langsung berhasil mencuri hati sang Raja. Bagai cinta pada pandangan pertama, Raja Bhumibol langsung jatuh hati pada wanita yang berusia lima tahun lebih muda darinya.
Memiliki banyak kesamaan, terutama dalam bidang musik, Raja Bhumibol, seorang penikmat Jazz, dan Sirikit pun semakin yakin bahwa mereka ditakdirkan untuk bersama.
Hubungan mereka lalu berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Pada 19 Juli 1949, bertepatan dengan ulang tahun ke-17 Sirikit, Raja Bhumibol akhirnya melamar pujaan hatinya itu.
Foto: Dok. Inconnu / AFP |
Baru setahun kemudian, tepatnya pada 28 April 1950, keduanya meresmikan hubungan mereka dalam tali pernikahan. "Aku masih sangat muda dan belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Itu membuatku sangat bahagia," ujar Sirikit dalam sebuah wawancara seperti dikutip Sydney Morning Herald.
Pernikahan mereka berlangsung hanya seminggu sebelum pemahkotaan resmi Raja Bhumibol. Ia diangkat sebagai raja untuk menggantikan kakaknya yang tewas secara mengenaskan setelah dibunuh di istananya sendiri pada 1946. Acara pemahkotaan baru bisa digelar setelah Raja Bhumibol menamatkan studinya di Swiss.
Kebahagiaan mereka semakin sempurna saat buah hati pertamanya, seorang putri, lahir, setahun kemudian. Dari pernikahan itu, Raja dan Ratu Thailand dikaruniai seorang putra dan tiga putri.
Ratu Sirikit & Ratu Elizabeth II dari Inggris Foto: REUTERS/Dylan Martinez |
Sebagai seorang figur publik, Ratu Sirikit sadar bahwa penampilannya selalu menjadi pusat atensi. Ia lantas sangat memerhatikan penampilannya terutama dalam hal gaya busana. Tidak heran jika koleksi busananya didominasi oleh karya-karya desainer papan atas dunia, seperti Balmain, Chanel, dan Balenciaga. Tapi uniknya, gaun tersebut dibuat secara khusus menggunakan sutra khas Thailand.
Terlepas dari gaya hidupnya yang mewah, Ratu Sirikit bukan tipikal wanita bangsawan yang tutup mata pada kehidupan rakyatnya sendiri. Bersama suaminya, Ratu aktif menggagas program-program sosial untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, terutama di daerah pelosok.
Raja & Ratu Thailand bersama Putra Mahkota Vajiralongkorn (Foto: AFP PHOTO/PORNCHAI KITTIWONGSAKUL) |
Misi sosialnya banyak berfokus pada pelestarian kain-kain tradisional Negeri Gajah Putih itu. Salah satu programnya adalah memberdayakan suku-suku pedalaman di dataran tinggi (Hilltribes) Thailand yang memiliki keahlian menenun.
Dalam programnya, Rata menggelar pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para perajin sehingga karya mereka memiliki nilai jual tinggi. Harapannya, karya tersebut dapat diterima masyarakat dan mendatangkan keuntungan demi kesejahteraan mereka.
Karya Hilltribes itu sempat dipamerkan di Queen's Gallery Bangkok beberapa waktu lalu dalam sebuah ekshibisi bertajuk 'Crafts from the Hands of the Hills... To the Hands of the Queen'. Wolipop juga berkesempatan menghadiri acara peresmian pameran tersebut.
Koleksi pameran kain tenun Hilltribes Thailand (Daniel Ngantung/Wolipop) |
"Pameran ini adalah bukti nyata dedikasi dan cinta Ratu terhadap rakyatnya. Ratu ingin memastikan semua rakyat Thailand mendapatkan hidup yang layak," ujar Pharani, Deputy Private Secretary to the Queen kepada Wolipop.
Tidak heran jika rakyat Thailand begitu mencintai Raja dan Ratunya. Terlihat dari foto-foto mereka yang terpampang di setiap sudut jalan, gedung-gedung pemerintahan, alun-alun, atau tempat peribadatan.
Foto: REUTERS/Chaiwat Subprasom |
Tapi Ratu yang dulunya aktif belakangan sudah jarang menunjukkan batang hidungnya di muka publik. Kondisi kesehatannya terus menurun seiring usianya yang semakin senja. Pada 2012, Ratu sempat terserang stroke. Lalu pada pertengahan Juli 2016, ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran radang paru-paru.
Setelah Raja Thailand wafat, kini Ratu harus berjuang sendiri dalam kesakitannya tanpa sang belahan jiwa.
(dng/dng)
Health & Beauty
Auto Cantik! Styling Rambut Jadi Cepat & Mudah dengan NVMEE Taurus Hair Styler 2.0
Health & Beauty
Wajib Dicoba! 3 Body Lotion Wangi & Melembabkan Yang Bikin Mood Naik dan Kulit Makin Glowing
Health & Beauty
Yuk Kenalan Sama Blackmores Ultimate Radiance Skin, Suplemen Kulit dari Dalam Untuk Wajah Glowing dan Awet Muda!
Fashion
Anti Gerah dan Bau! 3 Jaket Sport ini Bisa Jadi Pilihan untuk Temani Aktivitasmu
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Mengenal Kim Yoo Jung, Pemeran Psikopat di Drakor Dear X
Klarifikasi Ken Chu Tak Ikut Konser Reuni F4, Ungkap Fakta Mengejutkan
Ratu Kecantikan Nangis Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup, Tewaskan Anak Kekasih
10 Drakor Komedi Romantis 2025 Paling Cocok Ditonton Saat Butuh Mood Booster
Sinopsis Batman Begins di Bioskop Trans TV Hari Ini
Most Popular
1
7 Foto Rumah Maia Estianty, Ada Kolam Renang Mengandung Anti Aging
2
6 Suplemen yang Tak Boleh Diminum Bersamaan, Bisa Kurangi Manfaatnya
3
Viral Diet Hormon 21 Hari Bisa Turunkan Berat Hingga 6 Kg, Ini Faktanya
4
Mengenal Kim Yoo Jung, Pemeran Psikopat di Drakor Dear X
5
Ramalan Zodiak 10 Desember: Capricorn Sulit Menabung, Pisces Tetap Tenang
MOST COMMENTED












































Raja & Ratu Thailand semasa muda (AFP PHOTO / Inconnu)
Foto: Dok. Inconnu / AFP
Ratu Sirikit & Ratu Elizabeth II dari Inggris Foto: REUTERS/Dylan Martinez
Raja & Ratu Thailand bersama Putra Mahkota Vajiralongkorn (Foto: AFP PHOTO/PORNCHAI KITTIWONGSAKUL)
Koleksi pameran kain tenun Hilltribes Thailand (Daniel Ngantung/Wolipop)
Foto: REUTERS/Chaiwat Subprasom