Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Lia Kurtz, Keliling Dunia Demi Dirikan Kafe Kucing Berstandar Tinggi

wolipop
Jumat, 27 Feb 2015 11:42 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Instagram Cutie Cats Cafe
Jakarta -

Kafe kucing pertama di Indonesia kini hadir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Lia Kurtz, pendirinya, mengaku sebenarnya telah lama merencanakan untuk membuka tempat yang diberi nama Cutie Cats Cafe ini. Setelah berkeliling luar negeri mendatangi kafe-kafe kucing di berbagai negara selama kurang lebih lima tahun, barulah ibu dua anak ini memberanikan diri untuk mendirikannya secara resmi.

Kafe kucing sangat populer di Jepang, di Tokyo sendiri, ada sekitar 35 kafe dengan konsep serupa. Namun sebenarnya fenomena kafe kucing pertama kali terjadi di Taiwan pada 1998. Dijelaskan Lia, kafe kucing awalnya didirikan untuk orang-orang yang ingin memiliki kucing namun tidak bisa memeliharanya di rumah.

"Di negeri Jepang dan Korea untuk memelihara binatang sangat mahal karena tempatnya terbatas. Rata-rata tinggal di apartemen yang tidak membolehkan pelihara binatang. Untuk itulah kafe semacam ini dibuat," tutur wanita yang juga pemilik butik tas bermerek premium ini, saat ditemui di Cutie Cats Cafe, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (26/2/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring berjalannya waktu, kafe kucing berkembang menjadi tempat para pencinta kucing untuk sekadar bermain-main dan berinteraksi dengan hewan lucu berbulu ini. Mereka yang tidak memiliki kucing pun ingin datang dan melihat bagaimana tingkah polah kucing-kucing lucu tersebut.

Setelah booming di Taiwan, Jepang dan Korea, kafe kucing semakin banyak bermunculan di Jerman, Amerika, Singapura, Thailand, Inggris hingga Austria. Hal inilah yang kemudian mendorong Lia sebagai pencinta kucing untuk mendirikan kafe kucing pertama di Indonesia.

"Saya ke cat cafe lima tahun lalu di Jepang, lalu ketagihan karena saya pencinta kucing. Usulan untuk mendirikan kafe ini sudah lama. Tapi saya punya mimpi untuk bikin cat cafe yang bisa membuat kucing bahagia, pengunjung pun senang dan itu tidak mudah," terang wanita yang berkecimpung di dunia marketing selama 13 tahun ini.

Lia pun mendatangi kafe-kafe kucing di Los Angeles, London, Jepang dan Korea untuk melihat bagaimana mendirikan tempat yang tepat dan sesuai standar. Setelah mengetahui polanya, akhirnya Lia mendirikan kafe yang resmi dibuka Kamis (26/2/2015) lalu.

Menurut wanita berdarah Palembang-Jawa ini, tidak semua kafe kucing di luar negeri memiliki standar bagus. Di Jepang pun hanya ada lima kafe yang menurutnya benar-benar berkualitas tinggi baik dari segi higienitas maupun perlakuan mereka terhadap kucing. Untuk lebih memahami bagaimana mengelola kafe kucing yang benar, Lia mengikuti pendidikan latihan khusus mengenai kucing di Indonesia Cats Association.

"Cat cafe yang ruangannya bau dan menyajikan makanan mengandung hewan untuk pengunjung, itu berarti standarnya kurang baik. Kalau makanannya vegetarian tidak masalah," ujarnya.

Dari situ Lia belajar bagaimana caranya membuat interior sesuai kebiasaan kucing. Ia menuturkan, kucing memiliki perilaku yang disebut 'cat mojo'. Ada pola kemana dia ingin bergerak, hewan ini juga memiliki privasi sendiri. Ketika tidak ingin bermain dengan manusia atau kucing lainnya, ia akan mencari tempat di atas.

"Makanya saya buat ruang horizontal dan vertikal karena kucing akan naik ke atas kalau mereka sedang tidak mau diganggu," tambah Lia.

Visi dari dibukanya kafe ini selain menyediakan kenyamanan untuk para kucing, yang semuanya adalah milik Lia sendiri, juga sebagai terapi bagi para pengunjungnya. Lia ingin setelah keluar dari kafe, rona bahagia yang terlihat di wajah-wajah mereka.

(hst/fer)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads