Pernahkan kamu mendengar istilah haus validasi? Istilah ini ramai dibahas di media sosial. Tak jarang orang mempertanyakan dirinya termasuk orang yang haus validasi atau bukan.
Apa itu haus validasi? Temukan pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasi haus validasi pada uraian di bawah.
Pengertian Haus Validasi
Secara umum, haus validasi adalah ungkapan yang berarti sangat membutuhkan pengakuan dari orang lain. Arti validasi adalah pengujian kebenaran atas suatu hal.
Mengutip laman LifeHack, pengakuan dalam kondisi haus validasi meliputi berbagai hal. Misal berbagai hal yang telah dilakukan, dikatakan, maupun diyakini.
Dilansir PsychCentral, validasi dari pihak eksternal sebenarnya baik dan kadang diperlukan bagi kesehatan mental. Tentunya, validasi diperlukan dalam batas yang normal dan wajar.
Apabila berlebihan hingga bergantung, keperluan atas validasi menjadi hal yang buruk untuk kesehatan mental. Pentingnya pengakuan tidak seharusnya menjadi haus validasi, apalagi menyebabkan gangguan kesehatan bagi pelakunya.
Ciri-ciri Haus Validasi
Ada beberapa tanda yang menunjukkan seseorang haus validasi dari orang lain. Kamu dapat melihat apakah ciri-ciri ini ada pada diri sendiri atau tidak.
1. Mencapai Sesuatu karena Ingin Dipuji
Masing-masing orang memiliki cita-cita dan pencapaian yang ingin diraihnya. Tenaga hingga waktu akan dikerahkan waktu untuk mencapai keinginan itu. Saat berhasil, ia biasanya bakal membanggakan diri sendiri dan puas.
Namun pada orang yang haus validasi, ia berprestasi karena ingin memperoleh pujian dari pihak eksternal. Sehingga ketika berhasil mencapainya, ia akan menceritakan kepada orang lain untuk dipuji. Dari pujian itulah baru ia akan senang dan puas dengan dirinya.
2. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Orang yang haus validasi biasanya akan terus membandingkan dirinya dengan orang lain. Ia selalu merasa kurang dan tidak mengakui kelebihannya. Baginya, nilai diri seseorang diukur dari pengakuan eksternal saja.
3. Rasa Takut Ditinggalkan
Saat seseorang punya pendapat sendiri, seharusnya ia mempertahankan pandangannya itu. Tapi pada orang yang haus validasi, ia justru akan ikut dengan orang lain meski tidak setuju dengannya.
Alasannya karena ia tidak ingin ditinggalkan dan takut dihakimi. Ketakutan ini membuat ia menekan diri dan perasaan sebenarnya demi alasan demi tidak ditinggalkan orang lain.
4. Tidak Mampu Mengambil Keputusan Sendiri
Ketergantungan terhadap orang lain dalam mengambil keputusan termasuk perilaku orang yang haus validasi. Sebelum membuat pilihan, ia merasa perlu persetujuan orang lain terlebih dahulu. Dirinya khawatir keputusan yang dibuat tidak sah tanpa validasi eksternal.
5. Sensitif Terhadap Kritik atau Masukan
Ketika ada masukan yang membangun, orang haus validasi terkadang menganggapnya sebagai ancaman terhadap harga dirinya. Sehingga ia perlu validasi dari orang lain dengan segera untuk meringankan kritik yang menyinggung perasaannya itu.
6. Terus-menerus Mencari Pengakuan
Tanda orang haus validasi yang paling terlihat adalah dengan mencari pengakuan dan kepastian secara terus-menerus. Hal ini dapat ditunjukkan dari dirinya yang selalu bertanya sesuatu yang sama dari waktu ke waktu. Misal, penampilannya hari ini dan rasa cinta dari pasangannya.
Penyebab Haus Validasi
Dikutip dari Health Shots, haus validasi bisa disebabkan rendahnya harga diri, merasa cemburu, kesepian, hingga mengalami gangguan kepribadian tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat timbul saat seseorang merasa diabaikan lingkungannya.
Dalam laman PsychCentral juga dijelaskan, orang yang haus validasi pada usia dewasa bisa disebabkan karena menerima terlalu banyak pengakuan eksternal selama masa kanak-kanaknya.
Dengan kata lain, orang yang menerima pujian berlebih pada masa kecilnya justru dapat menimbulkan haus validasi ketika dirinya dewasa. Ia merasa berhak memperoleh pengakuan itu, karena telah terbiasa sejak kecil.
Di sisi lain, orang yang terlalu sedikit menerima pengakuan di masa kecil juga dapat mengakibatkan dirinya haus validasi ketika dewasa. Keinginan memperoleh validasi berdampak pada emosi dan kepribadiannya, sehingga menimbulkan kesulitan interpersonal saat dewasa.
Cara Mengatasi Haus Validasi
Kalau menemukan tanda-tanda haus validasi dalam dirimu, kamu dapat coba mengatasinya dengan cara berikut:
1. Akui Perilaku Haus Validasi
Cara pertama untuk mengatasi haus validasi adalah dengan mengakuinya perilakumu itu. Setelah mengakuinya, pahami validasi apa yang selama ini kamu inginkan dari pihak lain. Apakah ingin diakui melalui media sosial? Atau ingin diakui sebagai orang yang pandai dalam kerjaan?
Dengan mengakui bahwa kamu haus validasi, kamu kemudian bisa mencari cara terbaik agar dirimu terlepas dari itu.
2. Belajar Memvalidasi Diri Sendiri
Selanjutnya, kamu bisa belajar validasi secara internal. Maksudnya, kamu bisa memvalidasi diri sendiri tanpa harus memperoleh pengakuan dari orang lain. Afirmasi positif dapat dilakukan untuk memvalidasi diri.
Contohnya, kalau ingin meningkatkan rasa percaya diri maka kamu bisa coba katakan, "Saya yakin pada diri sendiri," atau, "Saya kuat." Selain itu, tanamkan juga dalam pikiran bahwa kamu itu kuat dan percaya dengan dirimu sendiri.
3. Kelilingi Diri dengan Lingkungan yang Mendukung
Di samping itu, kamu juga perlu mengelilingi diri dengan hal-hal positif dan mendukung. Sebagai contoh, lakukan hal-hal bermanfaat yang kamu senangi seperti membaca buku, menulis buku harian, atau olahraga.
Kamu juga bisa mengobrol hal-hal positif bersama sahabat dan teman atau berbicara dengan psikolog untuk mendapat dukungan lain.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai haus validasi, mulai dari pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya. Jangan ragu segera berkonsultasi pada ahli yang kompeten, jika haus validasi sudah mengganggu kehidupan sehari-hari dan menurunkan produktivitas.
Simak Video "Video: Masyarakat Desak Hadirnya Ruang Publik yang Aman dari Kekerasan"
(azn/row)