Seorang ayah di Tiongkok tega menyembunyikan anak perempuannya selama tujuh tahun agar mantan istrinya tidak bisa bertemu sang anak. Ia menakut-nakuti anaknya dengan mengatakan bahwa ibunya akan menjualnya jika mereka bertemu. Tindakan ini dilakukan demi bisa menguasai apartemen yang seharusnya menjadi milik mantan istrinya setelah perceraian.
Melansir SCMP, Chen Jiayuan, gadis yang mengalami kejadian ini, masih sangat kecil saat kedua orang tuanya bercerai, saat itu usianya enam tahun. Hak asuh atas Chen sebenarnya jatuh kepada sang ibu, termasuk hak atas tempat tinggal mereka. Namun, ayahnya malah membawa kabur Chen dan mengatakan kepada semua orang bahwa ibunya telah meninggalkannya.
Untuk mencegah mantan istrinya mencari anak mereka, sang ayah bahkan membuat cerita palsu bahwa Chen menderita kanker dan sedang dirawat di rumah sakit. Ia tidak mengizinkan mantan istrinya menjenguk, sehingga selama bertahun-tahun, sang ibu tak bisa bertemu anaknya.
Setahun setelah itu, sang ibu berhasil bertemu Chen di sekolah dengan bantuan seorang guru. Mereka berpelukan sambil menangis karena rindu. Namun, pertemuan itu hanya sebentar karena sang ayah datang, merobek kertas berisi nomor telepon sang ibu, dan langsung membawa Chen pergi.
Sejak saat itu, sang ayah terus berpindah tempat tinggal untuk menghindari mantan istrinya. Chen dimasukkan ke sekolah berasrama yang berbeda setiap tahun, bahkan namanya diganti agar tidak mudah dilacak. Di tengah pelarian itu, sang ayah menikah lagi, dan Chen kadang-kadang diperlakukan dingin oleh ibu tirinya.
Chen tumbuh dengan perasaan tidak aman dan sulit mempercayai orang lain. Ia merasa seperti taj memiliki orangtua, meskipun mereka masih hidup.
"Aku punya ayah, tapi rasanya tidak seperti punya. Aku punya ibu, tapi tidak bisa bertemu. Aku merasa seperti anak yatim," katanya.
Saat Chen berusia 13 tahun, ibunya akhirnya berhasil menemukannya lagi. Mereka diam-diam bertemu di depan gerbang sekolah. Chen terharu ketika mengetahui bahwa ibunya sudah berjuang keras selama bertahun-tahun, menyewa pengacara, detektif, dan bahkan melibatkan polisi untuk mencarinya. Ibunya sampai menghabiskan semua tabungan demi bisa bertemu kembali.
Setelah kembali terjadi konflik dengan ayahnya, Chen memutuskan untuk melarikan diri. Ia diam-diam mengambil surat tanah dan dokumen keluarga, lalu kabur. Ia sempat bersembunyi di sebuah supermarket dan menelepon ibunya agar menjemput.
Ibunya sangat senang dan langsung menerima Chen. Bahkan demi bisa hidup bersama putrinya kembali, sang ibu rela menyerahkan apartemen kepada mantan suaminya. Namun kemudian diketahui, mantan suaminya itu sudah menjual apartemen tersebut dan memutus semua hubungan dengan mereka.
Chen menganggap apa yang dilakukan ayahnya seperti memperdagangkan anak sendiri. Ia merasa kehilangan waktu yang seharusnya bisa dihabiskan bersama ibunya.
Kasus seperti ini ternyata bukan hal yang jarang di Tiongkok. Banyak ibu yang tidak bisa melihat anaknya setelah bercerai, karena sang ayah menyembunyikan atau bahkan membawa kabur anak mereka.
Menurut laporan Today's Woman News, sekitar 80.000 anak di Tiongkok disembunyikan atau dijauhkan dari salah satu orang tuanya setiap tahun. Sebagai tanggapan atas masalah ini, pemerintah Tiongkok mengeluarkan peraturan baru pada Februari lalu. Peraturan ini memungkinkan orang tua yang menjadi korban untuk mengajukan perlindungan hukum jika anak mereka disembunyikan secara paksa oleh mantan pasangan.
Simak Video "Video Sosok Ayah di Mata Pejuang Rupiah di Jakarta"
(vio/vio)