Barbie Hamil dan Memberi ASI Ini Dibuat untuk Hapus Stigma Buruk Menyusui

Jakarta - Ibu menyusui tak jarang dihadapkan dengan berbagai pandangan negatif, terutama ketika mereka harus memberi ASI di ruang publik. Menyadari hal itu, seorang wanita bernama Betty Strachan pun ingin melakukan usaha edukasi untuk menghapus stigma buruk menyusui. Wanita asal Amerika Serikat ini kemudian membuat rangkaian boneka Barbie yang dibuat tengah mengandung dan memberikan ASI.

Betty yang merupakan ibu dari dua anak lelaki itu sebelumnya memang hobi melukis boneka sejak empat tahun yang lalu. Ketika terinspirasi untuk memberikan edukasi tentang menyusui, wanita 28 tahun tersebut terpikir membuat Barbie sebagai seorang ibu. Diharapkan, boneka-boneka itu bisa membuat anak-anak masa kini punya pengertian lebih mengenai menyusui dan menjadi seorang ibu.

Foto: Betty Strachan

"Keputusan untuk membuat boneka menyusui tidak datang dengan sadar. Aku adalah anggota perkumpulan ibu yang terdiri dari wanita-wanita yang penyanyang dan suportif.

Aku ingat suatu hari, aku tengah melukis wajah boneka Barbie, dan boneka itu seperti mewakili grup kami. Jadi aku meniru posisi bayi menyusui dengan sosok dewasa dan menamakannya Mamas Worldwide Barbie," ungkap Betty kepada Huffington Post.

Rangkaian Barbie yang dihadirkan Betty menampilkan seorang wanita dewasa yang tengah menggendong bayi kecil. Boneka tersebut hadir dengan busana simpel namun menarik yang tampak realistis. Adapun Barbie yang tampak mengandung dan tengah menikmati masa kehamilannya.

Foto: Betty Strachan

Ia kemudian menjual boneka-boneka tersebut di situs belanja Etsy dan mendapat respon positif. Menurut Betty, kebanyakan orang yang membeli Barbie tersebut adalah ibu untuk anak-anak mereka. Betty bahkan pernah mendapat beberapa foto yang menunjukkan pelanggan bermain dengan bahagia bersama bonekanya.

"Setiap orang dalam grup berpikir boneka itu bagus, jadi aku mengunggahnya ke Instragram-ku. Setelahnya, aku mendapatkan beberapa permintaan untuk membuat lebih banyak dan aku menyadari itu sesuatu yang seharusnya ada. Karena seperti hal lain yang masyarakat anggap tidak bisa diterima, mengedukasi anak adalah cara menghapus stigma," kata Betty.

Foto: Betty Strachan

(ami/ami)