ADVERTISEMENT

Obsesi Buat Anak Terkenal

Ini Risiko yang Muncul Saat Orangtua Terlalu Ambisius Ingin Anaknya Terkenal

Intan Kemala Sari - wolipop Sabtu, 24 Okt 2015 14:08 WIB
Dok. Thinkstock
Jakarta -

Mengasah minat dan bakat anak memang sebaiknya dilakukan sejak buah hati berusia dini. Dengan demikian, sang anak akan mengetahui dan memahami keahlian yang dimiliki terlebih dengan dukungan orangtua.

Tetapi terkadang, ada beberapa orangtua yang justru menginginkan sang anak memiliki keahlian khusus semata-mata untuk tujuan ingin membuatnya terkenal. Misalnya, dengan mengikutsertakan si kecil pada kontes kecantikan, lomba unjuk bakat, kelas akting, atau melakukan casting iklan berkali-kali.

Menginginkan anak menjadi terkenal dan sukses berkat prestasi yang diraih sejatinya memang hal yang baik. Namun jika orangtua terlalu terobsesi dan ambisius ingin mempopulerkan anaknya kepada khalayak umum, hal tersebut akan menimbulkan risiko tersendiri. Apa saja?

1. Anak Merasa Tertekan
Diterangkan oleh psikolog anak Vera Itabiliana, saat orangtua terobsesi ingin sang anak menjadi terkenal, bisa saja buah hati merasa tertekan dengan tuntutan dari orangtua. Hal itu menyebabkan kemampuan yang dimilikinya menjadi tidak berkembang.

"Obsesi orangtua karena yang ingin anaknya terkenal ya justru salah. Anak akan merasa tertekan karena bisa saja yang dilakukannya itu bukan passion dia atau memang dia tidak minat," tuturnya saat ditemui Wolipop di Conclave, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

2. Gangguan Emosi
Risiko lain yang bisa timbul seperti yang dipaparkan oleh psikolog Irma Gustiana M.Psi adalah sang anak berpotensi untuk mengalami gangguan emosi. Misalnya, depresi akibat tuntutan dan tekanan orangtua yang mengikutsertakannya pada berbagai macam lomba dan kontes agar sang anak jadi terkenal.

3. Anak Tidak Bisa Mengeksplor Keahlian Lain
Jika anak terus-terusan 'dicekoki' dengan kegiatan yang hanya direstui orangtua, ia tidak akan pernah tahu apakah yang dilakukannya benar atau salah. Sang anak juga tidak mampu mengeksplor hal-hal lain yang mungkin saja menjadi bakat terpendamnya.

"Yang dia tahu adalah apa yang diperkenalkan oleh orangtua sejak dini dan akhirnya turun-temurun. Dia jadi tidak tahu hal lain dan tidak mampu mengeksplor talenta lain yang dimilikinya karena orangtua terlalu ambisius membuat anaknya terkenal," tutur psikolog Elizabeth Santosa saat dihubungi Wolipop, Selasa, (20/10/2015).

4. Berseberangan dengan Orangtua
Lebih lanjut psikolog yang akrab disapa Lizzie ini menjelaskan akibat lain atas obsesi orangtua ini bisa saja terjadi saat sang anak mulai beranjak dewasa. Ia sudah mulai bisa menemukan jalan hidup atau hobi dan kegemaran lain yang bisa saja berseberangan dengan keinginan orangtua.

Misalnya, sang anak yang hobi melukis bercita-cita ingin menjadi pelukis. Sedangkan orangtua berpikiran bahwa menjadi pelukis tidak bisa menghasilkan pendapatan tetap dan menginginkan anaknya menjadi dokter atau pengusaha.

5. Terjadi Konflik Keluarga
Psikolog yang juga menjadi dosen di Swiss German University Serpong ini mengatakan, semakin anak dan orangtua memiliki perbedaan pandangan terhadap masa depan, maka hal itu berpeluang untuk menimbulkan konflik di dalam keluarga.

"Konfliknya bermacam-macam. Mungkin saja adu pendapat dengan orangtua pada saat ambil jurusan kuliah. Atau pada saat ingin melakukan sesuatu yang disenanginya, orangtua melarangnya akhirnya jadi tidak bertegur sapa," tutup Lizzie.

(int/ami)