Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Psikolog: Jangan Larang Anak Laki-laki Main Boneka, Ini Alasannya

wolipop
Selasa, 14 Okt 2014 17:12 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta - Semua orangtua tentu ingin anaknya tumbuh besar sesuai dengan kodratnya. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, banyak orangtua yang khawatir dengan perkembangan buah hati tercinta. Oleh sebab itu, beberapa orangtua sering melarang anak perempuan bermain mobil-mobilan atau ketika memiliki anak laki-laki juga tidak diizinkan bermain boneka. Padahal itu bisa menghambat perkembangan imajinasinya. Mengapa?

Psikolog anak Ajeng Raviando, Psi., menjelaskan, ketika anak masih kecil terutama di usia balita, mereka harus sudah mulai diasah daya imajinasinya karena akan mempengaruhi cara berpikirnya di masa depan. Maka dari itu, Anda disarankan agar tidak membatasi permainannya.

"Sebenarnya nggak perlu ya terlalu mengkotak-kotakan antara anak perempuan dan laki-laki karena menurut saya semakin lama pemikiran mereka semakin berkembang sesuai dengan imajinasi mereka. Biarkan mereka berimajinasi tapi tetap mendampingi mereka agar tidak keluar batas ketika berusaha mengembangkan daya kreativitasnya," tutur Ajeng saat berbincang dengan Wolipop di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (9/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, wajar saja bila anak laki-laki suka bermain boneka. Sama halnya dengan anak perempuan yang tidak senang bermain boneka tapi lebih tertarik dengan mobil-mobilan. Mungkin saja anak senang bermain mobil-mobilan karena imajinasinya lebih menyatu dengan lingkungan.

Tidak perlu memaksakan anak melakukan permainan yang tidak disukainya. Misalnya saja seorang anak laki-laki tidak suka bermain mobil-mobilan tapi lebih senang main dengan boneka. Namun sang ibu melarangnya bahkan memarahinya sehingga membuat anak tertekan. Hal itu bisa memengaruhi mental anak ke depannya. Coba lihat bagaimana caranya memainkan peran. Bisa saja boneka tersebut diperankannya sebagai atlet atau astronot.

Ketika sudah tahu imajinasi anak yang ingin menjadi astronot, Anda bisa menggantinya dengan boneka astronot atau hal lain yang terkait dengan harapan si kecil. Lain halnya bila anak sudah terobsesi dengan boneka tersebut. Saat anak sudah mulai terobsesi penting bagi orangtua untuk memperingatinya. Oleh sebab itu, orangtua harus selalu mendampingi anak saat sedang bermain.

"Misalnya anak laki-laki sudah mulai terobsesi ingin mendandani bonekanya maka orangtua harus bertindak. Saya tekankan lagi inilah pentingnya orangtua mendampingi anak di saat bermain. Jadi poin utamanya gimana orangtua menyisihkan waktunya untuk mendampingi anak-anak sehingga ketika anak memperlihatkan ada kecenderungan yang negatif, orangtua bisa memberikan pengarahan kepadanya," tambah psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Ajeng pun menyarankan agar Anda harus bisa meluangkan waktu setiap hari untuk dekat dengan anak. Bila memang sibuk bekerja, ambil waktu di pagi atau malam hari sebelum tidur untuk bermain dengan si kecil. Ingat, pola asuh orangtua lah yang akan membangun karakter, potensi, bakat, dan passion anak nantinya.

(aln/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads