'Silent Cut', Tren Nyalon di Jepang Terinspirasi Pandemi COVID-19
Sudah jadi hal lumrah jika hairstylist mengajak ngobrol pelanggannya saat potong rambut agar tidak bosan atau untuk menghindari rasa canggung. Tapi ternyata tidak semua orang suka mengobrol ketika rambutnya digunting atau ditata.
Terlebih lagi di masa pandemi, makin banyak orang lebih suka nyalon tanpa harus berbincang dengan hairstylist atau staf yang menangani rambutnya. Seperti di Jepang, kini muncul tren servis 'Silent Cut' yang kian hari kian populer.
'Silent Cut' merupakan istilah yang digunakan salon-salon di Jepang saat mereka melayani pelanggan tanpa bicara, atau hanya bicara seperlunya. Menurut sebuah survei, 70 persen orang lebih memilih mendapat pelayanan seperti ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mereka, tidak saling berbicara saat sedang menggunting, mewarnai atau merawat rambut terasa lebih relaks. Pelayanan rambut 'Silent Cut' ini juga memberi waktu bagi para pelanggan untuk istirahat sejenak saat rambut mereka ditata, ketimbang harus menghabiskan energi untuk mendengar informasi yang tidak terlalu penting atau sekadar basa-basi.
Ilustrasi wanita mewarnai rambut di salon. Foto: Getty Images/iStockphoto/Enes Evren |
"Bagus sekali! Saya sudah menunggu servis ini selama 20 tahun. Karena mengobrol itu sangatlah melelahkan, sehingga saya hanya potong rambut 3 tahun sekali," komentar salah satu pelanggan di media sosial.
"Saya terselamatkan karena mengobrol dengan penata rambut sangat merepotkan," ujar pelanggan lainnya.
Menariknya, para hairstylist juga merasakan hal yang sama. Mereka lebih memilih diam saat bekerja dan baru bicara ketika pelanggan yang mengajaknya berbincang lebih dulu.
Ilustrasi cuci rambut di salon. Foto: Thinkstock |
"Saya mengajak ngobrol klien karena dulu diajari untuk banyak berbincang dan mencari informasi tentang preferensi mereka tentang rambut. Tapi fokus pada topik-topik yang kurang saya sukai membuat saya sangat tidak nyaman, jadi saya memutuskan mengutamakan privasi mereka dulu," tutur seorang hairstylist, seperti dikutip dari Oddity Central.
Tren 'Silent Cut' ini bermula saat awal pandemi COVID-19, di mana beberapa salon di Tokyo, Jepang, menerapkannya untuk mencegah penyebaran virus lewat droplet. Langkah ini juga dibuat berdasarkan imbauan pemerintah Jepang yang membuat kebijakan 'tanpa percakapan' atau 'sedikit saja percakapan' di sekolah-sekolah, toko dan supermarket.
Sedikit atau tidak bicara berarti mengurangi risiko penularan virus Corona. Kebijakan itu pun dengan patuh diikuti warga Jepang, termasuk salon dan tempat pangkas rambut, yang ternyata jadi sebuah kebiasaan baru hingga kini.
(hst/hst)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Serum Vitamin C Korea Terbaru yang Lembut di Kulit Tanpa Mengiritasi
Trik Keramas TikTok Viral Shampoo Sandwich, Bisa Bikin Rambut 'Badai'?
Jakarta x Beauty 2025
Berburu Skincare Viral di Jakarta X Beauty 2025, Skintific Diskon 50%
Ini Rahasia Rambut Sehat Berkilau Tasya Farasya dan Davina Karamoy
Jakarta x Beauty 2025
Cara Dapat Produk Gratis di Jakarta X Beauty 2025, Sunscreen Hingga Vitamin
Potret Pasangan Ikonik Shah Rukh Khan & Kajol Resmikan Patung DLJJ di London
Heboh Rumor Pacaran Jungkook BTS dan Winter aespa, Ini Kata Agensinya
Penampilan Terbaru Dilraba Dilmurat Jadi Sorotan, Picu Rumor 'Kloning'
Potret Kimberly Ryder Perdana Tampil Bak Artis Dracin, Anggun Pakai Hanfu













































