Manfaat Masker Tisu, Melembabkan Hingga Membuat Kulit Lebih Halus

Jakarta - Perawatan wajah dengan masker tisu belakangan tengah menjadi tren. Tren kecantikan tersebut diawali dari banyaknya brand kosmetik Korea merilis masker tisu yang terbuat dari bahan-bahan unik, mulai dari lendir siput hingga bisa ular.

Masker tisu pun tak hanya digemari wanita di Korea saja, namun juga menjadi perawatan andalan selebriti-selebriti Hollywood seperti Jessica Alba hingga Lady Gaga. Baru-baru ini, sang Mother Monster, panggilan penggemar untuk Gaga itu menunjukkan di Instagramnya bahwa ia tengah melakukan perawatan wajah dengan masker yang juga biasa disebut sheet mask itu.

Tidak seperti masker sebelumnya yang harus dioleskan di wajah. Masker yang teksturnya seperti tisu itu bisa langsung dipakai pada wajah. Pengaplikasiannya yang sangat mudah dan sederhana tersebut, membuat masker tisu semakin digemari oleh wanita. Tapi, apakah masker jenis tersebut benar-benar memiliki manfaat kecantikan?

Masker tisu memang menjanjikan untuk membuat kulit wajah lebih ternutrisi. Tekstur tisunya biasanya basah dan berlendir yang mengandung banyak vitamin dan kandungan-kandungan yang bermanfaat bagi kulit seperti vitamin C dan retinol. Kandungan tersebut mencegah kulit kering dan ketika rutin digunakan maka dapat membuat wajah lebih flawless karena pori-pori dapat lebih mengecil.

"Masker tisu memiliki lebih banyak kandungan pelembab di banding menggunakan serum atau essence karena masker tisue digunakan minimal 20 menit," ujar pakar kecantikan di New York, Dr. Arielle Kauvar, seperti dikutip dari Fashionista.

Fungsi utama masker tisu untuk melembabkan wajah, untuk itu masker jenis tersebut kurang cocok bagi kulit yang berjerawat atau saat jerawat tengah meradang. Kandungan pelembab yang berlebihan bisa membuat jerawat semakin meradang dan memperparah kondisi kulit. Selain itu, perbedaan suhu saat masker masih dibungkus dengan setelah diaplikasikan pada wajah memicu timbulnya bakteri.

"Peningkatan suhu dapat memicu timbulnya bakteri yang bisa menyebabkan jerawat," jelas Debbie Palmer, dermatologis di New York, seperti dikutip Womens Health.

(kik/aln)