Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Menurut Dokter, Pasangan yang Tepat Bisa Tercermin Dari Kinerja Hormon Tubuh

Vina Oktiani - wolipop
Rabu, 21 Mei 2025 10:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi pasangan muslim.
Foto: Redd/Unsplash
Jakarta -

Siapa sangka jika ternyata, tubuh bisa menjadi penunjuk arah dalam urusan percintaan. Melansir New York Post, menurut pakar kesehatan hormon, Mike Kocsis dari Balance My Hormones, kondisi hubungan percintaan bisa tercermin langsung dari cara kerja hormon di tubuh. Jadi, kalau akhir-akhir ini kamu merasa cepat lelah, cemas tanpa alasan, atau hubungan terasa berat, bisa jadi tubuh sedang memberi sinyal bahwa ada yang salah.

Hormon kortisol, misalnya, adalah hormon utama yang muncul saat kita stres. Dalam hubungan yang sehat, kamu seharusnya merasa tenang dan nyaman. Namun, jika kamu justru merasa cemas, tidak aman, atau selalu waspada saat bersama pasangan, artinya kadar kortisolmu bisa saja melonjak terus-menerus karena tubuh menganggap hubungan itu sebagai ancaman.

Tak hanya itu, banyak orang salah mengira bahwa perasaan 'deg-degan' yang intens adalah tanda cinta sejati. Padahal, perasaan itu lebih berkaitan dengan hormon dopamin, zat kimia otak yang membuat kita merasa senang dan bersemangat. Namun, kalau terlalu sering mengandalkan dopamin untuk menjaga semangat dalam hubungan, hasilnya bisa seperti siklus kecanduan; semangat naik-turun, lalu jatuh ke rasa lelah emosional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, hormon serotonin punya peran penting dalam menjaga keseimbangan emosi, suasana hati, dan kualitas tidur. Hubungan yang sehat akan menjaga kadar serotonin tetap stabil. Namun dalam hubungan yang penuh konflik, tidak pasti, atau membuatmu merasa 'kosong', serotonin bisa menurun drastis, memicu rasa sedih, mudah tersinggung, dan bahkan gejala depresi.

Bagi yang sudah menikah, jika belakangan ini kamu mulai merasa enggan berhubungan intim atau merasa aktivitas itu seperti beban, itu pun bisa jadi alarm dari tubuhmu. Perubahan dalam hasrat seksual seringkali berakar dari ketidakseimbangan hormon yang dipicu oleh tekanan emosional dalam hubungan.

ADVERTISEMENT

Selain memperhatikan sinyal dari tubuh, perasaan seperti mulai menjauh secara emosional dari pasangan, menyimpan rasa kesal atau dendam yang tidak kunjung hilang, juga bisa menjadi tanda bahwa hubungan sedang tidak sehat.

Menurut ahli perilaku manusia Jessen James, perasaan tersimpan seperti ini tidak akan hilang begitu saja. Hal itu harus dihadapi dan dibicarakan secara terbuka.

Dan jika pertengkaran yang sama terus berulang tanpa solusi, itu bisa jadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi apakah hubungan tersebut benar-benar masih memberikan sisi possitif untuk kedua belah pihak. Kadang, ikhlas melepaskan adalah pilihan terbaik agar tubuh dan hati bisa kembali seimbang.

(vio/vio)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads