Studi: Butuh 6 Bulan Untuk Bisa Move On Setelah Putus Cinta

Jakarta -

Setelah putus cinta mungkin Anda sudah sering dengar banyak sahabat yang meminta Anda untuk melihat sisi positif dari segala kejadian buruk yang terjadi. Namun hal itu terasa mustahil, apalagi jika Anda baru saja mengalaminya.

Jika Anda tengah mengalaminya dan merasa sulit move on saat baru putus cinta, Anda tak sendirian. Sebuah penelitian yang dirilis oleh US Magazine, The Journal of Positive Psychology, menemukan bahwa butuh 11 minggu bagi seseorang untuk melihat sisi positif dari perpisahan. Setelah melihat sisi cerah dari hal yang tak menyenangkan, tentu move on akan lebih mudah dilakukan.

Penemuan dari Monmouth University, New Jersey, yang diteliti oleh Gary Lewandowski dan Nicole Bizzoco itu juga menemukan fakta butuh 6 bulan untuk seseorang bisa move on setelah patah hati. 11 minggu pertama, umumnya orang akan merasa lebih baik terhadap dirinya dan mulai membuat strategi untuk membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Gary dan Nicole mengundang 155 responden yang baru putus cinta selama 6 bulan terakhir ini. Mereka menemukan, 71 persen responden mengaku sudah bisa move on dari patah hati kurang lebih selama 6 bulan. Penelitian juga menemukan, 3 bulan pasca patah hati adalah masa penyembuhan, periode untuk menerima kenyataan yang ada sekarang.

11 minggu sampai 6 bulan bisa dibilang waktu yang sebentar. Namun itu berlaku untuk hubungan dalam jangka pendek dan menengah. Lantas, bagaimana dengan hubungan yang sudah menahun atau bagi mereka yang bercerai. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk move on dari perceraian?

Penelitian lain dari sebuah situs kencan online, Fifties menemukan setidaknya butuh 18 bulan untuk bisa bangkit lagi setelah perceraian dalam pernikahan. 6 kali lebih lama dari jangka waktu yang dibuat oleh Gary dan Nicole di penelitian sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena pernikahan memiliki komitmen yang lebih serius dan dalam. Satu dari enam responden mengatakan sulit untuk menerima perasaan gagal dalam pernikahan. 31 persen mengatakan bahwa mereka kadang masih merasakan kesedihan setelah 18 bulan, sementara 43 persen lainnya merasa lebih lega ketika kasus perceraian selesai.

(asf/fer)