Brand lokal semakin mempunyai tempat di hati konsumen Tanah Air. Sebab, produk buatan anak negeri sudah bertumbuh dan kualitasnya tak kalah dengan merek luar.
Seperti brand hijab dan modest, Glashka yang berkolaborasi Shaddy, brand sepatu wanita, dengan meluncurkan koleksi sepatu yang bertajuk Empowerment Soiree. Melalui sepatu lokal karya anak bangsa ini menggambarkan romansa sosok wanita yang tangguh dan keberanian.
Koleksi sepatu Empowerment Soiree dari Shaddy hadir dengan sentuhan floral bordir handmade yang merupakan ciri khas Glashka. Setiap pasang sepatu dibuat dengan ketelitian untuk mencerminkan komitmen pada kualitas dan buatan tangan.
"Uniknya, kalau kolaborasi dua DNA berbeda, cuman ini konsepnya sama dan mirip. Semoga bisa berlanjut ke tahap selanjutnya," kata Ega Augustia sebagai pemilik Glashka dalam peluncuran koleksi Empowerment Soiree, di Glashka Studio, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024).
Irma Rismalia sebagai Co founder Shaddy menuturkan pernah bertemu dengan Glashka pada saat Jakarta Fashion Week 2023. "Momen pertama pas JFW dan pegang bahannya. Nah, lalu aku reach out dan disambut dengan baik. Kita punya DNA yang sama dan lokal craftsmanship. Kita punya satu komitmen yang sama. Shaddy sendiri kita baru launching belum open for public, Maret 2023. Tapi kita belum grand launching karena sedang mencari lokasi offline storenya," jelas Irma.
Lalu apa alasan keduanya untuk berkolaborasi? Maya mengungkapkan dirinya dan Ega sama-sama yakin jika produk yang dibuat dengan tangan ada hati pada setiap produknya.
"Tak hanya mendukung gerakan penjahit lokal dan komitmen kita untuk berkolaborasi karena mendukung craftmanship. Jadi aku dan mba Ega sama-sama yakin produk yang digunakan dengan tangan. Kita berdua full handmade dan minim sampah," ucap Maya.
Komitmennya yang mau disampaikan melalui produk ini adalah agar wanita bisa lebih ekspresif dan penuh keberanian melalui koleksi sepatu.
"Produk Glashka dan Shaddy ada dua model totalnya ada lima artikel yang terdiri dari 9 produk. Pertama ada Asmara yang terdiri dari tiga warna. Binar punya dua warna. Terakhir itu ada Gaya itu core produk Shaddy yang kita banggakan, kita tawarkan juga untuk Glashka," kata Maya.
Maya menambahkan Shaddy mempunyai 12 jenis warna sepatu yang terbuat dari bahan kulit. Namun untuk koleksi kolaborasi kali ini menyesuaikan dengan warna signature Glashka yang tidak jauh dari earth tone.
Ibu dari dua orang anak ini juga mengucapkan tantangan koleksi sepatu yang terbuat dari jahitan tangan atau handmade. "Paling dari bordirnya kejar-kejaran. Benar-benar menggunakan tangan karena pembuatan bahan, jahit, lem dan full dengan handmade. Tantangannya apa? Craftsmanshipnya itu untuk satu bunga bisa matahin beberapa jarum. Karena ada tekniknya learning by doing, patah jarum dan pasang lagi," tutur Ega.
Maya melanjutkan jika dalam satu orang dalam sehari produksi menghasilkan 10 sepatu. Seluruh produksi sepatu menggunakan kulit asli dan tidak mengandung bahan kimia.
"Kesulitannya bikin handmade itu di men powernya karena buatan tangan maksimal 10 per harinya. Untuk embroidery ada sketch pada setiap motifnya. Kalau kita melakukan kesalahan pasti harus ulang terus dan pola yang sama ada gambar dan eco leather itu geuine leather bukan sintetic pure kulit sepatu dan tidak mengandung chemical," tuturnya panjang lebar.
Harapan dari kolaborasi ini Ega ingin mendukung pengrajin lokal agar karyanya juga bisa terkenal hingga ke luar negeri. Maya juga berharap semoga para wanita bisa ikut mendukung produk handmade lokal dan ingin memperkenalkan warna sepatu kulit tak hanya warna hitam dan cokelat saja.
Harga koleksi sepatu Asmara dan binar dibanderol Rp 1,490 juta, sedangkan untuk Gaya harganya bisa kamu pesan melalui sistem pre order Rp 1,590 juta.
(gaf/eny)