Cerita Ferry, Sukses Jual dan Pakai Cadar di Papua
Silmia Putri - wolipop
Senin, 09 Jul 2018 14:41 WIB
Jakarta
-
Banyak orang menyangka kehidupan di Papua masih primitif. Kehidupan toleransi beragama di Papua juga masih jarang terdengar. Padahal, kehidupan perkotaan di Papua sudah mirip daerah lain di Indonesia. Kehidupan beragama pun cukup beragam.
Seorang wanita bercadar bernama Ferry Diah Ratnajuwita menjalani hidup yang normal di kawasan Abepura, Jayapura. Tak hanya tampil bercadar, Ferry juga aktif menjual produk khimar cadar di toko miliknya.
Selama ini, Fey sapaan akrabnya, mengaku kehidupan toleransi beragama di Papua sudah cukup membaik. Tapi memang pandangan orang-orang terhadap wanita bercadar masih buruk.
"Ada yang merespons biasa saja, ada juga yang melihat dengan sinis. Bahkan ada pula yang berteriak mengatakan kami ninja atau teroris. Terutama sejak kejadian bom Surabaya. Tapi sekarang sudah berangsung pulih," ujar Fery kepada Wolipop hari Minggu (08/07/2018), via telepon.
Menjadi kaum minoritas tak membuat para wanita bercadar mundur. Fey mengaku penjualan khimar cadarnya justru sangat ramai sejak tahun 2016. Bahkan, yang berjualan cadar tak hanya Fey saja.
Sebuah brand khimar cadar yang cukup besar di Bandung, bernama Khadijah memiliki distributor di berbagai daerah di Indonesia. Distributor Care Khadijah Indonesia, Tita Hawa mengaku Papua masuk ke dalam list 10 besar distributor berpenghasilan terbanyak.
Baca juga: Nggak Nyangka, Jualan Cadar di Papua Laris Manis
Tonton juga 'Desainer Ini Buktikan Aksi Teror Tak Pengaruhi Penjualan Cadar':
"Ada dua distributor di Papua, mba Fey dan Ibu Husnul. Dua-duanya tinggal di kawasan Abepura, Jayapura cuma beda kecamatan," tutur Tita kepada Wolipop hari Minggu (08/07/2018), via telepon.
Selama ini, Fey mengaku tidak pernah mengalami kejadian ekstrim karena pakai hijab cadar. Tatapan tidak suka atau sinis bagi Fey adalah sesuatu yang wajar, dan tak hanya didapatkan di Papua.
Baca juga: Desainer Ini Buktikan Cadar Tetap Laris Walau Pernah Dipakai Teroris
"Tapi, ada karyawan saya yang sering sekali mendapat pengalaman kurang baik. Entah diteriakin, disuruh lepas cadar, atau dibilang teroris," tutur wanita berusia 37 tahun ini.
Meski tidak ada komunitas khusus wanita bercadar di Papua, Fey mengaku menjalin silaturahmi dengan banyak wanita bercadar di sana. Mereka rutin melaksanakan kajian bersama, layaknya saudara sedarah.
(sil/sil)
Seorang wanita bercadar bernama Ferry Diah Ratnajuwita menjalani hidup yang normal di kawasan Abepura, Jayapura. Tak hanya tampil bercadar, Ferry juga aktif menjual produk khimar cadar di toko miliknya.
Butik milik Ibu Ferry di Jayapura. Foto: Dok. Ibu Ferry |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang merespons biasa saja, ada juga yang melihat dengan sinis. Bahkan ada pula yang berteriak mengatakan kami ninja atau teroris. Terutama sejak kejadian bom Surabaya. Tapi sekarang sudah berangsung pulih," ujar Fery kepada Wolipop hari Minggu (08/07/2018), via telepon.
Menjadi kaum minoritas tak membuat para wanita bercadar mundur. Fey mengaku penjualan khimar cadarnya justru sangat ramai sejak tahun 2016. Bahkan, yang berjualan cadar tak hanya Fey saja.
Sebuah brand khimar cadar yang cukup besar di Bandung, bernama Khadijah memiliki distributor di berbagai daerah di Indonesia. Distributor Care Khadijah Indonesia, Tita Hawa mengaku Papua masuk ke dalam list 10 besar distributor berpenghasilan terbanyak.
Baca juga: Nggak Nyangka, Jualan Cadar di Papua Laris Manis
Tonton juga 'Desainer Ini Buktikan Aksi Teror Tak Pengaruhi Penjualan Cadar':
"Ada dua distributor di Papua, mba Fey dan Ibu Husnul. Dua-duanya tinggal di kawasan Abepura, Jayapura cuma beda kecamatan," tutur Tita kepada Wolipop hari Minggu (08/07/2018), via telepon.
Selama ini, Fey mengaku tidak pernah mengalami kejadian ekstrim karena pakai hijab cadar. Tatapan tidak suka atau sinis bagi Fey adalah sesuatu yang wajar, dan tak hanya didapatkan di Papua.
Baca juga: Desainer Ini Buktikan Cadar Tetap Laris Walau Pernah Dipakai Teroris
"Tapi, ada karyawan saya yang sering sekali mendapat pengalaman kurang baik. Entah diteriakin, disuruh lepas cadar, atau dibilang teroris," tutur wanita berusia 37 tahun ini.
Meski tidak ada komunitas khusus wanita bercadar di Papua, Fey mengaku menjalin silaturahmi dengan banyak wanita bercadar di sana. Mereka rutin melaksanakan kajian bersama, layaknya saudara sedarah.
Home & Living
Bikin Natal Lebih Ceria, Lampu Hias Ini Cocok Jadi Dekorasi Natalmu!
Home & Living
Rekomendasi 3 Hampers Natal Eksklusif yang Siap Bikin Momen Kamu Makin Spesial!
Home & Living
Rekomendasi 3 Dekorasi Natal Simple tapi Bikin Rumah Auto Hangat!
Health & Beauty
Skincare Set Ini Layak Jadi Hadiah Natal untuk Orang Terdekatmu
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Juara Emeron Hijab Hunt Nakeisha Rilis Single Nanti, Ini Kisah di Baliknya
126 Brand Lokal Diskon Baju dan Hijab Hingga 90% di Bazar GlamLocal, PIM 3
Ivan Gunawan Gelar Garis Poetih 2026, 12 Desainer Rilis Koleksi Lebaran
Modest Fashion & Art Trade Show, 9 Negara Satukan Estetika Modest di Turki
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia Brand Modest Damakara & Khaanan Indonesia Tembus Eropa & Amerika
Most Popular
1
8 Gaya Bilqis Anak Ayu Ting-ting yang Beranjak Remaja, Didoakan Satu Indonesia
2
Makna Tersembunyi di Balik Foto Kartu Natal Kate Middleton & Pangeran William
3
7 Artis Indonesia yang Ngaku Operasi Payudara, Terbaru Denada
4
Ramalan Zodiak 19 Desember: Sagitarius Beda Pendapat, Libra Diminta Mengalah
5
Member Boyband Sepi Job, Beralih Jadi Supir Bus Tuai Pujian Netizen
MOST COMMENTED












































Butik milik Ibu Ferry di Jayapura. Foto: Dok. Ibu Ferry