Intimate Interview
Mengenal Stephanie Kurlow, Penari Balet Berhijab Pertama dari Australia
Alissa Safiera - wolipop
Rabu, 22 Mar 2017 16:35 WIB
Melbourne
-
Menggapai sebuah mimpi besar tidak pernah mudah. Proses panjang dan penuh rintangan mungkin dirasakan oleh mereka yang setia mengejar mimpi, tidak terkecuali bagi Stephanie Kurlow.
Nama Stephanie Kurlow tiba-tiba menjadi viral lantaran mimpinya. Remaja 15 tahun asal Sydney itu ingin tampil sebagai penari balet pertama yang mengenakan hijab, bukan hanya di Australia namun dunia.
Stephanie sangat menyukai tari balet sejak usia 2 tahun. Namun ketika ia dan keluarganya memeluk Islam dan memutuskan untuk berhijab di 2010, dia sempat berhenti menjadi penari. Tiga tahun vakum, barulah gadis keturunan Australia dan Rusia ini berkomitmen bila hijab harusnya tak jadi halangan mewujudkan cita-citanya menjadi penari balet profesional.
Beberapa waktu lalu, Wolipop berkesempatan berbincang dengan gadis yang tengah mengejar mimpinya itu. Dalam suasana hangat di Kota Melbourne, Australia, Stephanie mengungkap kisah, dukungan hingga tantangan yang membuatnya berdiri sekarang ini.
"Ketika aku berhenti balet selama tiga tahun aku melihat Zahra Lari, dia adalah wanita berhijab pertama yang menjadi ice skater profesional. Itu seperti hal pertama yang terdekat dengan menari. Aku sangat terinspirasi olehnya dan mulai melakukan balet lagi, sekarang aku melakukan balet secara penuh, 25 jam dalam satu minggu," paparnya kepada Wolipop di tengah acara Wardah Fashion Journey, di The Botanical, Minggu (19/3/2017).
Baginya tantangan terbesar dari melakukan balet dengan hijab bukanlah ruang gerak yang terbatas karena penutup kepala. Komentar negatif dari orang-orang yang mem-bully ia di media sosial adalah halangan terbesar yang ia rasakan.
"Kostum balet bisa diubah sesuai keinginan, yang terberat adalah ketika aku memakai hijab di usia 11 tahun dan itu langkah yang besar. Banyak orang-ornag yang tidak menyukainya. Bagian terburuk adalah komentar negatif dari dunia maya. Aku mencoba mengacuhkannya karena mereka tidak tahu aku yang sebenarnya," imbuh remaja yang namanya masuk dalam berbagai media internasional ini.
Perjuangan Stephanie menjadi hijabers pertama yang melakukan balet dimulai di tahun lalu. Kala itu ia mengadakan kampanye sekaligus menggalang dana di situs projek pengumpulan uang untuk masyarakat muslim yang menginspirasi, LaunchGood. Stephanie berharap bisa mengumpulkan uang 10.000 AUD atau sekitar Rp 100 jutaan untuk membuktikan bahwa agama tidak menjadi penghalang meraih kesuksesan di bidang seni pertunjukan.
Perjuangannya berujung manis, pengumpulan dana itu membawanya lebih dekat untuk menjadi penari balet profesional. Bahkan sukses meraih angka 75.000 AUD atau sekitar 750 juta yang lalu ia gunakan untuk msuk ke sekolah balet di tahun ini.
Meski berbeda dengan penampilan penari balet lain karena hijabnya, Stephanie justru merasa beruntung memiliki perbedaan yang membuatnya unik.
"Aku merasa luar biasa, istimewa dan unik. Ada pula penari balet profesional yang memujiku. Menyukai apa yang aku lakukan dan penampilanku," lanjut gadis yang menyukai tarian balet Sleeping Beauty dan The Nutcracker.
Stephanie mengungkapkan bila sekarang ia memiliki satu impian besar lainnya. Setelah menjadi penari balet profesional nanti, dia bercita-cita untuk membuka studio balet miliknya sendiri.
"Aku ingin membuat sebuah perusahaan, studio balet profesional. Sekolah ini terbuka untuk semua ras dan agama, jadi mereka bisa mengejar mimpinya," pungkas Stephanie. (asf/asf)
Nama Stephanie Kurlow tiba-tiba menjadi viral lantaran mimpinya. Remaja 15 tahun asal Sydney itu ingin tampil sebagai penari balet pertama yang mengenakan hijab, bukan hanya di Australia namun dunia.
Stephanie sangat menyukai tari balet sejak usia 2 tahun. Namun ketika ia dan keluarganya memeluk Islam dan memutuskan untuk berhijab di 2010, dia sempat berhenti menjadi penari. Tiga tahun vakum, barulah gadis keturunan Australia dan Rusia ini berkomitmen bila hijab harusnya tak jadi halangan mewujudkan cita-citanya menjadi penari balet profesional.
Foto: dok. Noor Aldy |
Beberapa waktu lalu, Wolipop berkesempatan berbincang dengan gadis yang tengah mengejar mimpinya itu. Dalam suasana hangat di Kota Melbourne, Australia, Stephanie mengungkap kisah, dukungan hingga tantangan yang membuatnya berdiri sekarang ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginya tantangan terbesar dari melakukan balet dengan hijab bukanlah ruang gerak yang terbatas karena penutup kepala. Komentar negatif dari orang-orang yang mem-bully ia di media sosial adalah halangan terbesar yang ia rasakan.
Foto: dok. Noor Aldy |
"Kostum balet bisa diubah sesuai keinginan, yang terberat adalah ketika aku memakai hijab di usia 11 tahun dan itu langkah yang besar. Banyak orang-ornag yang tidak menyukainya. Bagian terburuk adalah komentar negatif dari dunia maya. Aku mencoba mengacuhkannya karena mereka tidak tahu aku yang sebenarnya," imbuh remaja yang namanya masuk dalam berbagai media internasional ini.
Perjuangan Stephanie menjadi hijabers pertama yang melakukan balet dimulai di tahun lalu. Kala itu ia mengadakan kampanye sekaligus menggalang dana di situs projek pengumpulan uang untuk masyarakat muslim yang menginspirasi, LaunchGood. Stephanie berharap bisa mengumpulkan uang 10.000 AUD atau sekitar Rp 100 jutaan untuk membuktikan bahwa agama tidak menjadi penghalang meraih kesuksesan di bidang seni pertunjukan.
Perjuangannya berujung manis, pengumpulan dana itu membawanya lebih dekat untuk menjadi penari balet profesional. Bahkan sukses meraih angka 75.000 AUD atau sekitar 750 juta yang lalu ia gunakan untuk msuk ke sekolah balet di tahun ini.
Meski berbeda dengan penampilan penari balet lain karena hijabnya, Stephanie justru merasa beruntung memiliki perbedaan yang membuatnya unik.
Foto: dok. Noor Aldy |
"Aku merasa luar biasa, istimewa dan unik. Ada pula penari balet profesional yang memujiku. Menyukai apa yang aku lakukan dan penampilanku," lanjut gadis yang menyukai tarian balet Sleeping Beauty dan The Nutcracker.
Stephanie mengungkapkan bila sekarang ia memiliki satu impian besar lainnya. Setelah menjadi penari balet profesional nanti, dia bercita-cita untuk membuka studio balet miliknya sendiri.
"Aku ingin membuat sebuah perusahaan, studio balet profesional. Sekolah ini terbuka untuk semua ras dan agama, jadi mereka bisa mengejar mimpinya," pungkas Stephanie. (asf/asf)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Kisah Wanita Dulu Kelaparan, Kini Pemilik 36 Agensi Model di Indonesia
Intimate Interview
Kisah Wanita Sarjana Peternakan Sukses Bangun Brand Busana dan Hijab Anak
Miss Universe Indonesia 2025
Profil Mahasiswi Kedokteran UI, Finalis Berhijab di Miss Universe Indonesia
Intimate Interview
Hijabers Ini Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Daster, Awalnya Jual Pulsa
Hijab Hunt
Kisah Inspiratif Nabila, Alumni Hijab Hunt Kini Jadi Desainer Modest Fashion
Most Popular
1
7 Gaya Davina Karamoy Saat Olahraga, Kini Ramai Jadi Sorotan
2
7 Potret Na Daehoon Setelah Cerai dari Julia, Oppa Korea Jadi Mas-mas Jawa
3
Lay EXO Minta Maaf Batal Ikut Fan Meeting, Ini Alasannya Pulang ke Cina
4
6 Zodiak yang Paling Jago Menyembunyikan Perasaan, Terlihat Baik-Baik Saja
5
Most Pop: Malam Pertama Gagal, Istri Minta Cerai 3 Hari Setelah Menikah
MOST COMMENTED












































Foto: dok. Noor Aldy
Foto: dok. Noor Aldy
Foto: dok. Noor Aldy