Adinda Meitha, Juara 3 Hijab Hunt 2016 yang Dedikasikan Diri Jadi Guru SLB
Arina Yulistara - wolipop
Selasa, 14 Jun 2016 17:45 WIB
Jakarta
-
Adinda Meitha Putri, hijabers muda yang tak hanya cantik secara fisik tapi juga memiliki hati mulia. Bagaimana tidak, wanita 21 tahun itu memutuskan mengabdikan hidupnya untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Ya, Adinda selalu mengedepankan misi sosialnya untuk membantu anak berkebutuhan khusus agar bisa hidup normal di tengah masyarakat. Wanita yang menjadi Juara 3 Sunsilk Hijab Hunt 2016 berkat kepiawaiannya dalam menyanyi sambil berbahasa isyarat itu mampu menginspirasi muslimah muda lain lewat kepeduliannya terhadap anak 'luar biasa'.
Wanita asal Bandung itu menilai hingga saat ini anak berkebutuhan khusus masih merasa 'terbelakang'. Mereka tidak biasa untuk membaur dengan anak-anak normal lainnya. Adinda ingin membangun rasa percaya diri mereka dengan menggali potensi seni yang masih kurang terasah. Bahkan hijabers yang hobi menyanyi itu memiliki impian membuat sekolah modeling untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
"Mimpi Dinda banyak banget, yang terbesar itu ingin memajukan anak-anak berkebutuhan khusus. Salah satu langkahnya dengan membuat sekolah modeling buat mereka supaya ada kesempatan untuk mereka sukses," papar Adinda kepada Wolipop di Aston Rasuna Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (13/6/2016).
Ketika berbincang secara eksklusif dengan Wolipop, Adinda juga bercerita kalau ia mulai peduli dengan anak 'luar biasa' sejak SMA. Kala itu ia tertarik belajar bahasa isyarat agar bisa berbicara dengan sepupunya yang memiliki keterbatasan dalam mendengar (tunarungu). Ternyata belajar bahasa isyarat merupakan hal yang menyenangkan baginya karena dapat berkomunikasi dengan anak-anak tunarungu.
Setelah lulus SMA, wanita yang awalnya memiliki cita-cita menjadi pengacara itu memutuskan untuk berubah haluan dengan mengambil Jurusan Pendidikan Luar Biasa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Adinda menyatakan dengan yakin ia ingin menjadi seorang pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) nantinya.
Keputusan Adinda untuk mendedikasikan diri sebagai guru SLB sempat membuat orangtua khawatir kala itu. Meski demikian, ia berusaha mengatasi rasa kekhawatiran sang ibunda dengan niatnya yang tulus.
"Sempat dilarang sama mama buat ambil Pendidikan Luar Biasa tapi Adinda berusaha yakinin mama kalau apa sih yang kita cari di dunia ini. Dengan jadi guru SLB, Adinda lebih bisa nabung buat dunia maupun akhirat," cerita wanita yang hobi menyanyi itu.
Memiliki keyakinan yang kuat, Adinda tidak hanya mengambil pelajaran formal semasa kuliah. Ia juga mendedikasikan diri dengan berusaha membagikan ilmunya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Adinda mulai terjun sebagai pengajar ekstrakulikuler modeling di SLB Cicendo sejak masuk kuliah di 2012.
Wanita kelahiran 18 Mei 1995 itu berusaha untuk beradaptasi dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Menjadi guru SLB memberikan banyak tantangan dalam hidupnya. Ia pun terus meningkatkan kemampuan belajar bahasa isyarat hingga melatih kesabaran dalam menghadapi murid-muridnya.
Meski hanya seminggu sekali mengajar ekskul di SLB Cicendo tanpa dibayar namun Adinda sangat senang. Ia semakin yakin kalau minatnya memang di sini, mengajar anak berkebutuhan khusus. Kegiatan Adinda mengajar modeling di SLB Cicendo berlangsung hingga 2015 dan semakin bertambah rutinitasnya mulai dari akhir tahun lalu sampai sekarang.
Menurut Adinda, mengajarkan anak berkebutuhan khusus itu banyak manfaatnya. Yang dulu ia mengaku manja kini bisa lebih dewasa. Tidak hanya itu, ia merasakan ada sisi religius yang didapatkan ketika bisa dekat dengan anak-anak muridnya.
"Salah satu sisi religiusnya bisa semakin sabar dan bersyukur. Untuk menghadapi anak berkebutuhan khusus butuh kesabaran tingkat tinggi, dari segi kualitas diri Adinda juga merasa lebih baik," tambah wanita yang bergabung dalam agensi model muslimah Azzura Model Bandung itu.
Mahasiswi tingkat akhir yang ingin segera menyelesaikan skripsinya tersebut berharap bisa cepat lulus dan mengejar impiannya membuat sekolah modeling dan kepribadian untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Menurutnya dengan sekolah modeling, Adinda bisa membantu anak 'luar biasa' menggapai mimpi mereka.
"Karena anak-anak berkebutuhan khusus itu jarang yang mau sampai kuliah akibat nggak percaya diri. Mereka harus meningkatkan bakat mereka yang lain. Sekolah kepribadian kan juga pembentukan mental mereka agar lebih percaya diri saat menghadapi persaingan dengan yang normal," ujarnya.
Selain sekolah modeling, Adinda juga berharap dapat membangun galeri atau museum tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Museum tersebut rencananya untuk menyimpan sekaligus memamerkan hasil karya anak 'luar biasa' di seluruh Indonesia.
Adinda juga bermimpi ingin menggelar pertunjukan seni anak berkebutuhan khusus yang akan berlangsung secara berkala dalam museum itu. Namun perjalanannya masih panjang, saat ini Adinda masih harus terus berusaha. Ikut agensi modeling serta mencoba terjun langsung dalam ajang-ajang seni seperti Sunsilk Hijab Hunt 2016 menjadi salah satu usaha yang dilakoni.
Ketertarikannya ikut Sunsilk Hijab Hunt 2016 juga demi menunjukkan kepada murid-muridnya agar jangan takut bersaing dengan anak-anak normal lainnya. Adinda pun berhasil menunjukkan dengan bakat menyanyi sambil berbahasa isyarat bisa membawanya menjadi seorang pemenang.
Misi mulia yang dijalani Adinda tak hanya menjadi guru SLB tapi juga membuka rumah belajar gratis di rumahnya sendiri. Sejak 2013 lalu, Adinda telah membuka rumah belajar gratis. Ia memberikan les pelajaran Matematika untuk anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.
Murid lesnya cukup banyaksekitar 10 sampai 15 anak. Mereka belajar setiap hari Rabu dan Sabtu di halaman belakang rumahnya. Tanpa dipungut biaya, Adinda mengatakan senang mengajar anak-anak.
Kegiatan tersebut sudah berjalan selama kurang lebih setahun sampai 2014. Kini sedang vakum sejak 2015 karena ia harus fokus kuliah dan mengajar di SLB Cicendo. Setelah lulus, ia ingin kembali membuka kembali rumah belajar gratis dengan tambahan fasilitas yang lebih memadai.
"Ada saung di belakang rumah kita belajar di situ. Cuma modal papan tulis karena terbatas tempatnya. Tapi nanti setelah lulus rencananya mau tambah lagi kursi, meja, dan tenaga pengajar lain yang bisa Adinda bayar. Jadi walaupun Adinda nggak bisa karena mengajar di Cicendo, kegiatan itu masih bisa tetap berjalan," tuturnya.
Di akhir kata, Adinda berharap kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus bisa menular kepada hijabers lainnya.
"Yang mau Adinda contohkan ke muslimah lainnya ayo berusaha tak memikirkan diri sendiri, kita akan dapat kepuasan sendiri ketika kita bermanfaat untuk orang banyak," harap wanita yang hobi berenang itu. (ays/ays)
Ya, Adinda selalu mengedepankan misi sosialnya untuk membantu anak berkebutuhan khusus agar bisa hidup normal di tengah masyarakat. Wanita yang menjadi Juara 3 Sunsilk Hijab Hunt 2016 berkat kepiawaiannya dalam menyanyi sambil berbahasa isyarat itu mampu menginspirasi muslimah muda lain lewat kepeduliannya terhadap anak 'luar biasa'.
Wanita asal Bandung itu menilai hingga saat ini anak berkebutuhan khusus masih merasa 'terbelakang'. Mereka tidak biasa untuk membaur dengan anak-anak normal lainnya. Adinda ingin membangun rasa percaya diri mereka dengan menggali potensi seni yang masih kurang terasah. Bahkan hijabers yang hobi menyanyi itu memiliki impian membuat sekolah modeling untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ketika berbincang secara eksklusif dengan Wolipop, Adinda juga bercerita kalau ia mulai peduli dengan anak 'luar biasa' sejak SMA. Kala itu ia tertarik belajar bahasa isyarat agar bisa berbicara dengan sepupunya yang memiliki keterbatasan dalam mendengar (tunarungu). Ternyata belajar bahasa isyarat merupakan hal yang menyenangkan baginya karena dapat berkomunikasi dengan anak-anak tunarungu.
Setelah lulus SMA, wanita yang awalnya memiliki cita-cita menjadi pengacara itu memutuskan untuk berubah haluan dengan mengambil Jurusan Pendidikan Luar Biasa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Adinda menyatakan dengan yakin ia ingin menjadi seorang pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) nantinya.
Keputusan Adinda untuk mendedikasikan diri sebagai guru SLB sempat membuat orangtua khawatir kala itu. Meski demikian, ia berusaha mengatasi rasa kekhawatiran sang ibunda dengan niatnya yang tulus.
"Sempat dilarang sama mama buat ambil Pendidikan Luar Biasa tapi Adinda berusaha yakinin mama kalau apa sih yang kita cari di dunia ini. Dengan jadi guru SLB, Adinda lebih bisa nabung buat dunia maupun akhirat," cerita wanita yang hobi menyanyi itu.
![]() |
Memiliki keyakinan yang kuat, Adinda tidak hanya mengambil pelajaran formal semasa kuliah. Ia juga mendedikasikan diri dengan berusaha membagikan ilmunya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Adinda mulai terjun sebagai pengajar ekstrakulikuler modeling di SLB Cicendo sejak masuk kuliah di 2012.
Wanita kelahiran 18 Mei 1995 itu berusaha untuk beradaptasi dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Menjadi guru SLB memberikan banyak tantangan dalam hidupnya. Ia pun terus meningkatkan kemampuan belajar bahasa isyarat hingga melatih kesabaran dalam menghadapi murid-muridnya.
Meski hanya seminggu sekali mengajar ekskul di SLB Cicendo tanpa dibayar namun Adinda sangat senang. Ia semakin yakin kalau minatnya memang di sini, mengajar anak berkebutuhan khusus. Kegiatan Adinda mengajar modeling di SLB Cicendo berlangsung hingga 2015 dan semakin bertambah rutinitasnya mulai dari akhir tahun lalu sampai sekarang.
![]() |
Menurut Adinda, mengajarkan anak berkebutuhan khusus itu banyak manfaatnya. Yang dulu ia mengaku manja kini bisa lebih dewasa. Tidak hanya itu, ia merasakan ada sisi religius yang didapatkan ketika bisa dekat dengan anak-anak muridnya.
"Salah satu sisi religiusnya bisa semakin sabar dan bersyukur. Untuk menghadapi anak berkebutuhan khusus butuh kesabaran tingkat tinggi, dari segi kualitas diri Adinda juga merasa lebih baik," tambah wanita yang bergabung dalam agensi model muslimah Azzura Model Bandung itu.
Mahasiswi tingkat akhir yang ingin segera menyelesaikan skripsinya tersebut berharap bisa cepat lulus dan mengejar impiannya membuat sekolah modeling dan kepribadian untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Menurutnya dengan sekolah modeling, Adinda bisa membantu anak 'luar biasa' menggapai mimpi mereka.
![]() |
"Karena anak-anak berkebutuhan khusus itu jarang yang mau sampai kuliah akibat nggak percaya diri. Mereka harus meningkatkan bakat mereka yang lain. Sekolah kepribadian kan juga pembentukan mental mereka agar lebih percaya diri saat menghadapi persaingan dengan yang normal," ujarnya.
Selain sekolah modeling, Adinda juga berharap dapat membangun galeri atau museum tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Museum tersebut rencananya untuk menyimpan sekaligus memamerkan hasil karya anak 'luar biasa' di seluruh Indonesia.
Adinda juga bermimpi ingin menggelar pertunjukan seni anak berkebutuhan khusus yang akan berlangsung secara berkala dalam museum itu. Namun perjalanannya masih panjang, saat ini Adinda masih harus terus berusaha. Ikut agensi modeling serta mencoba terjun langsung dalam ajang-ajang seni seperti Sunsilk Hijab Hunt 2016 menjadi salah satu usaha yang dilakoni.
Ketertarikannya ikut Sunsilk Hijab Hunt 2016 juga demi menunjukkan kepada murid-muridnya agar jangan takut bersaing dengan anak-anak normal lainnya. Adinda pun berhasil menunjukkan dengan bakat menyanyi sambil berbahasa isyarat bisa membawanya menjadi seorang pemenang.
Misi mulia yang dijalani Adinda tak hanya menjadi guru SLB tapi juga membuka rumah belajar gratis di rumahnya sendiri. Sejak 2013 lalu, Adinda telah membuka rumah belajar gratis. Ia memberikan les pelajaran Matematika untuk anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.
![]() |
Murid lesnya cukup banyaksekitar 10 sampai 15 anak. Mereka belajar setiap hari Rabu dan Sabtu di halaman belakang rumahnya. Tanpa dipungut biaya, Adinda mengatakan senang mengajar anak-anak.
Kegiatan tersebut sudah berjalan selama kurang lebih setahun sampai 2014. Kini sedang vakum sejak 2015 karena ia harus fokus kuliah dan mengajar di SLB Cicendo. Setelah lulus, ia ingin kembali membuka kembali rumah belajar gratis dengan tambahan fasilitas yang lebih memadai.
"Ada saung di belakang rumah kita belajar di situ. Cuma modal papan tulis karena terbatas tempatnya. Tapi nanti setelah lulus rencananya mau tambah lagi kursi, meja, dan tenaga pengajar lain yang bisa Adinda bayar. Jadi walaupun Adinda nggak bisa karena mengajar di Cicendo, kegiatan itu masih bisa tetap berjalan," tuturnya.
![]() |
Di akhir kata, Adinda berharap kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus bisa menular kepada hijabers lainnya.
"Yang mau Adinda contohkan ke muslimah lainnya ayo berusaha tak memikirkan diri sendiri, kita akan dapat kepuasan sendiri ketika kita bermanfaat untuk orang banyak," harap wanita yang hobi berenang itu. (ays/ays)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Kisah Wanita Dulu Kelaparan, Kini Pemilik 36 Agensi Model di Indonesia
Intimate Interview
Kisah Wanita Sarjana Peternakan Sukses Bangun Brand Busana dan Hijab Anak
Miss Universe Indonesia 2025
Profil Mahasiswi Kedokteran UI, Finalis Berhijab di Miss Universe Indonesia
Intimate Interview
Hijabers Ini Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Daster, Awalnya Jual Pulsa
Hijab Hunt
Kisah Inspiratif Nabila, Alumni Hijab Hunt Kini Jadi Desainer Modest Fashion
Most Popular
1
Ramalan Zodiak 14 Desember: Libra Ekstra Sabar, Scorpio Jangan Agresif
2
7 Momen Manis Tiffany SNSD & Byun Yo Han, Terungkap Pakai Cincin Couple
3
MCM Rilis Parfum dengan Kemasan Gemas Bentuk Beruang Hingga Gajah
4
Ramalan Zodiak Cinta 14 Desember: Gemini Terlalu Sensitif, Libra Mengalah
5
Han So Hee & Jeon Jong Seo Bintangi Project Y, Tayang di Bioskop Mulai 2026
MOST COMMENTED

















































