Keinginan untuk memperlambat proses penuaan sebenarnya bukan hal baru. Namun belakangan, tren slow aging justru menarik perhatian lintas generasi di Korea Selatan. Jika dulu isu penuaan hanya identik dengan orang tua, kini generasi milenial dan Gen Z pun mulai serius menjaga kesehatan agar tidak "tua sebelum waktunya".
Asal Mula Tren
Tren ini dipopulerkan oleh Profesor Jung Hee-won, dokter spesialis geriatri di Asan Medical Center, Seoul. Ia memperkenalkan MIND diet, gabungan pola makan Mediterania dan DASH (diet untuk mengontrol hipertensi). Konsepnya menekankan konsumsi makanan utuh, lebih sedikit olahan, serta keseimbangan biji-bijian dengan protein.
Aturan Makan Slow Aging
Prinsip dasar diet ini adalah menghindari gula sederhana dan biji-bijian olahan, lalu menggantinya dengan sumber makanan sehat seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, buah beri, unggas, ikan, dan minyak zaitun.
Dalam bukunya Slow Aging Diet, Prof. Jung merumuskan enam prinsip utama. Ia menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi dari biji-bijian dan kacang-kacangan, memperbanyak konsumsi sayur serta buah, dan menggunakan minyak zaitun sebagai bahan utama memasak. Pola makan ini juga mendorong masyarakat untuk lebih sering mengonsumsi ikan dan unggas, sambil membatasi daging merah, produk olahan, serta keju.
Selain itu, Jung menyarankan agar masyarakat mengurangi gorengan, camilan manis, dan minuman bersoda karena mengandung gula sederhana dan lemak trans yang bisa memicu peradangan.
Sama seperti di Indonesia, untuk orang Korea yang terbiasa makan nasi, Prof. Jung menyarankan untuk mencampur beras putih, beras merah, gandum, dan lentil dengan perbandingan 2:2:2:4. Campuran ini dinilai dapat membantu gula darah naik lebih perlahan, sekaligus menambah asupan protein nabati.
Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"
(kik/kik)