×
Ad

Penyintas Kanker Payudara Lari Maraton Bertelanjang Dada, Cetak Rekor Dunia

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Minggu, 07 Jul 2024 20:00 WIB
Louise Butcher. Foto: Instagram/@louisebutcher39
Jakarta -

Mengidap kanker payudara, wanita ini harus menjalani mastektomi ganda demi menyelamatkan nyawanya. Tak lagi memiliki payudara tidak membuat wanita bernama Louise Butcher ini rendah diri, dia justru bisa menorehkan prestasi.

Louise saat ini memegang rekor Guinness Book of World Records sebagai pelari maraton tercepat yang pernah menjalani operasi pengangkatan kedua payudara. Selain memecahkan rekor, sosoknya juga jadi sorotan karena berlari tanpa mengenakan busana atasan.

Lari dengan bertelanjang dada, ibu dua anak ini ingin menyampaikan pesan kepada para wanita penyintas kanker, bahwa mastektomi bukanlah akhir dari segalanya. Dia juga ingin menormalisasikan mastektomi, bahwa wanita tanpa payudara, adalah tetap seorang wanita seutuhnya.


"Yang ingin saya lakukan adalah menormalkan mastektomi. "Rekornya ada untuk dipecahkan, jadi (Guinness) membuat rekor bahwa saya akan menjadi wanita tercepat yang menjalani mastektomi ganda. Itulah yang saya inginkan - para wanita lain mungkin ingin mengalahkannya," tutur Louise, seperti dikutip dari People.

"Itu hanya bagian dari normalisasi mastektomi dan tidak memiliki payudara," tambahnya.

Keputusan wanita 51 tahun ini lari maraton tanpa pakai baju muncul setelah banyaknya anggapan negatif seputar operasi pengangkatan payudara tanpa rekonstruksi. Ada tuntutan tak tertulis bahwa wanita sebaiknya memasang implan setelah mastektomi agar tetap 'menjadi wanita'.

"Orang-orang membicarakan tentang hilangnya kewanitaan, hilangnya jati diri, menjadi seorang wanita dan rasanya tidak ada hal positif dari situ," ujarnya.

Namun bagi Louise, yang mengikuti London Marathon dengan bertelanjang dada tahun ini, merasa cukup bebas untuk berlari tanpa busana dan tanpa payudara. Tak ada benturan, beban, maupun bra.

Louise Butcher. Foto: Instagram/@louisebutcher39

"Saya benar-benar ingin menunjukkan sisi positifnya. Terutama kenyataan bahwa kamu hidup, kamu tahu. Kamu bertahan. Kamu belum mati," tegasnya.

Louise didiagnosa kanker ganas yang anehnya tidak muncul saat pemeriksaan mammogram rutin. Beberapa minggu setelah mammogram, Louise melakukan sadari (periksa payudara sendiri) dan. menemukan ada gumpalan kecil di sekitar payudaranya, sekitar dua tahun lalu.

Dokter akhirnya merujuknya untuk melakukan USG dan saat itulah ditemukan 'area misterius' yang tampak tidak normal. Setelah biopsi, dia diberitahu bahwa dirinya mengidap kanker lobular, yakni kanker di saluran susu yang bentuknya lebih kecil dibandingkan jenis kanker lain yang membentuk benjolan tegas di payudara.

"Area yang mereka temukan adalah area kecil, tetapi ketika payudara saya diangkat, ukurannya lima sentimeter," Louise mengisahkan.

Louise sempat melalui proses berduka selama enam bulan setelah kedua payudaranya diangkat. Kala itu dia tidak dapat menerima kondisi tubuhnya yang tanpa payudara.

Wanita asal North Devon, Inggris, ini lalu menemukan cara untuk mengatasi rasa berdukanya dengan berlari. Saat lari, dia bisa lebih menerima bahwa tubuhnya tidak seperti dulu lagi dan kecemasannya hilang.

"Saya harus berevolusi menjadi sesuatu yang lain tanpa payudara. Saat saya mulai berlari topless, membuat saya semakin menerimanya karena cara saya memberdayakan dan menerima diri sendiri serta menunjukkan diri saya kepada orang lain," ucapnya.

"Lari membuatku lebih menerimanya karena aku tidak menyembunyikan diriku sendiri," pungkasnya.



Simak Video "Video: Gaya Hidup Tak Sehat Picu Kanker Payudara pada Remaja"

(hst/hst)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork