Desainer Nepal Prabal Gurung Berbagi Rasa Damai di Koleksi Busana Terbaru

Dunia sedang tidak baik-baik saja. Desainer Prabal Gurung kemudian mencoba berbagi rasa damai di tengah situasi yang tak menentu lewat kreasi terbarunya.

Koleksi tersebut dipresentasikan dalam rangkaian New York Fashion Week Spring-Summer 2026 baru-baru ini. Prabal memilih lokasi yang tak lazim untuk perhelatan sebuah fashion show.

Pilihannya jatuh pada Saint Bartholomew's Church, sebuah gereja Episkopal di New York City, Amerika Serikat. "Saya pikir ini satu-satunya tempat kita dapat menenangkan diri, dan saya ingin mengajak orang-orang untuk merasakan hal yang sama," ujar Prabal kepada WWD.

Untuk tema, Prabal merujuk pada "Angels in America" (1991), pentas teater karya Tony Kushner tentang komunitas LGBTQ dalam memperjuangkan haknya di tengah wabah AIDS, yang kemudian sempat diadaptasi menjadi serial televisi.

Koleksi ini terasa kian personal bagi Prabal karena beberapa hari sebelum peragaan kerusuhan pecah di Nepal, negara kelahirannya.

"Di waktu seperti sekarang, ketika semuanya terasa berat, aku ingin menemukan malaikatku," kata pria 46 tahun itu.

Diiringi suara merdu paduan suara yang bernyanyi sepanjang peragaan, para model pun muncul bak malaikat. Keharmonisan antara arsitektur bangunan dan nuansa koleksi semakin hidup berkat paduan suara yang membawakan "Starry, Starry Night" (Don McLean), "Hallelujah" (Leonard Cohen), hingga "Running Up That Hill" (Kate Bush).

Koleksi Angels in America menampilkan ciri khas Gurung: gaun-gaun lembut tanpa lengan dengan siluet longgar yang melebar di bagian bawah, jumper rajut bertekstur ringan dipadukan celana lebar, hingga gaun malam dramatis dengan punggung menjuntai.

Palet warnanya pun menggugah perasaan. Mulai fuchsia, coral, kuning terang, dan lavender, diseimbangkan dengan hitam, putih, serta beige keemasan. Pilihan material seperti brokat, tafeta, hingga cloque berembos menambah kemewahan. Beberapa karya menonjol berkat sentuhan tangan: sebuah gaun seolah ditumbuhi bulu emas berkilau, sementara yang lain dihiasi sulaman bunga yang tampak beterbangan.

Dalam proses kreatifnya, Prabal kembali mengingat masa kecil di Nepal, termasuk interaksinya dengan komunitas hijra, yakni kelompok non-biner yang dianggap "penyelamat" baginya. Dari sana, ia ingin merayakan tubuh-tubuh yang kerap terpinggirkan: komunitas kulit hitam, kulit cokelat, dan transgender.

Alih-alih menggunakan slogan, Prabal mengemas pesan tersebut lewat simbol. Bunga terompet khas Nepal, yang kerap dikaitkan dengan pemujaan malaikat, diadaptasi ke dalam siluet busana. Wakil Ketua Council of Fashion Designers of America (CFDA) ini juga bekerja sama dengan Gender Liberation Movement (GLM), organisasi akar rumput yang memperjuangkan otonomi tubuh.

Koleksi ini semakin kuat dengan pemilihan model. Di antara mereka, muncul anak Elon Musk Vivian Jenna Wilson yang sempat menjadi sorotan karena transisinya dari laki-laki menjadi perempuan. Peragaan kemudian ditutup dengan penampilan aktris transpuan Dominique Jackson dari serial Netflix 'Pose'.

"Saya tahu tidak bisa menyelesaikan masalah siapa pun. Tapi dalam 10-12 menit sebuah peragaan, saya punya ruang untuk menghormati mereka semua. Saya ingin penonton ikut merasakan dan menjadi bagian dari itu," tutur Gurung.