Keseksian Beyoncé menghiasi kampanye terbaru Levi's di tengah kontroversi iklan rival sesama label jeans, American Eagle yang dibintangi Sydney Sweeney. Kampanye tersebut memperlihatkan gaya koboi memukau ala Beyoncé.
Dalam kampanye ini, penyanyi 43 tahun itu mengenakan jaket denim rendah dada yang dihiasi permata dan renda, dipadukan dengan celana denim ketat senada, sepatu hak tinggi bertali, serta wig pirang bergaya Marilyn Monroe. Ia juga memperlihatkan grill emas di balik lipstik merahnya, menciptakan tampilan penuh percaya diri dan pesona.
Sebelumnya, pada Februari lalu, Beyoncé juga tampil untuk Levi's dalam kampanye bertema denim-on-denim sambil bermain biliar di sebuah bar.
Namun, unggahan terbarunya ikut terseret dalam perbincangan publik menyusul kontroversi kampanye iklan American Eagle versi Sydney Sweeney.
Aktris 27 tahun itu menjadi wajah utama koleksi musim gugur American Eagle dengan slogan kampanye "Sydney Sweeney Has Great Jeans." Namun, permainan kata "great jeans" yang terdengar seperti "great genes" (genetik unggul) memicu kritik karena dianggap merujuk pada gagasan eugenika dan supremasi kulit putih, mengingat warisan genetik Sweeney yang berkulit putih dan berasal dari daerah pedesaan di Idaho.
Media Salon menyebut slogan tersebut sebagai bentuk pemasaran yang "tidak peka secara budaya" karena istilah "good genes" secara historis digunakan untuk memuja standar kecantikan yang berakar pada ras, tipikal tubuh kurus, dan warisan genetik Eropa. Akan tetapi, sebagian warganet menganggap anggapan tersebut terlalu berlebihan dan menilai kampanye Sweeney hanyalah promosi fesyen biasa.
Perbandingan pun mulai bermunculan antara kampanye Sweeney dan Beyoncé. Keduanya mengusung gaya denim berlapis dan rambut pirang dalam pengambilan gambar close-up. Namun banyak yang menegaskan bahwa Beyoncé tidak menyinggung soal genetik atau membuat narasi serupa.
Menanggapi kontroversi, American Eagle merilis pernyataan lewat Instagram, menyatakan bahwa frasa "Sydney Sweeney Has Great Jeans" memang hanya mengacu pada jins, bukan soal genetika. "Celana jinsnya, ceritanya," tulis pihak brand. "Kami akan terus merayakan bagaimana setiap orang mengenakan AE jeans dengan percaya diri, sesuai gaya mereka masing-masing."
Namun, iklan Sweeney tetap menuai kritik, terutama karena narasi video yang mengaitkan jins dengan warisan genetik. Dalam salah satu cuplikan, kamera menyorot tubuh Sweeney sambil ia berkata: "Gen diturunkan dari orang tua kepada anak... gen saya berwarna biru." Lalu dalam adegan lain, ia menyebut "komposisi tubuh saya ditentukan oleh gen saya," sebelum memotong ke wajahnya dengan berkata, "Hey, lihat ke atas."
Komentar bernada tajam bermunculan, salah satunya menyebut iklan itu "seperti siasat propaganda dari era Jerman 1930-an." Kritikus lain menilai penggunaan kata-kata seperti "offspring" dan "genes" dalam konteks tersebut sangat problematik dan mengandung simbolisme rasis yang tidak pantas.
Namun di sisi lain, banyak pula yang membela Sweeney. "Kalau kalian menganggap iklan jins dengan permainan kata itu adalah propaganda Nazi, kalian butuh istirahat dari media sosial," tulis seorang pengguna di X (Twitter).
Lainnya menambahkan, "Tidak semua perempuan pirang bermata biru adalah Nazi. Ini kampanye denim, bukan manifesto politik." Bahkan pujian tak terduga datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Simak Video "Video Trump: Jika Sydney Sweeney Republikan, Maka Iklannya Fantastis"
(dtg/dtg)