Di tengah sorot lampu yang menyusup di antara asap tipis, derap langkah para model. Latarnya layar lebar yang justru merekam para tamu di depannya.
Ada aura teatrikal yang tidak sekadar memamerkan busana, tapi menyampaikan sesuatu yang lebih dalam, tentang hidup, pengorbanan, dan keinginan untuk menjadi terang bagi sesama.
Berlangsung dalam rangkaian JF3 Fashion Festival 2025 di Summarecon Mall Serpong, Rabu malam (30/7/2025). Pentas tersebut menyajikan koleksi terbaru Lakon Indonesia yang dirintis oleh Mareta Thresia dan desainer Irsan.
Koleksi bertajuk 'Altruis/Urub' ini bukan sekadar permainan siluet atau kombinasi tekstur. Ia adalah tafsir visual atas sebuah filosofi Jawa kuno yang menggema lewat kalimat Sunan Kalijaga, "Urip iku urub." Hidup adalah nyala. Sebuah gagasan bahwa hidup sebaiknya tidak hanya dihabiskan untuk mengejar, tapi untuk memberi.
Dari awal pertunjukan, busana-busana yang tampil mencuri perhatian bukan hanya karena konstruksi yang kompleks, tapi juga karena energi naratif yang kuat. Lihat saja bagaimana jaket loreng militer disandingkan dengan flanel kotak-kotak dan celana pendek bergaya seragam sekolah, menyiratkan benturan antara kerasnya dunia luar dan nostalgia personal yang lembut.
Ada pula kaus putih bertuliskan "Fashion Kills" dalam desain yang menyerupai bungkus rokok, dengan tagline "Never Ending Celebration". Ironi ini jelas: bahwa mode, yang kerap diasosiasikan dengan konsumsi dan glamor, justru sedang dikritik dari dalam. Dan Lakon melakukannya tanpa kehilangan estetika.
Namun kekuatan utama koleksi ini bukan pada tren atau kejutan visual. Ia justru terletak pada dedikasi terhadap akar budaya Indonesia. Beberapa potongan memadukan unsur tradisional seperti sarung tenun, bordiran tangan, dan rok batik motif parang yang dimodifikasi dengan sentuhan yang lebih kontemporer. Dalam sorot spotlight, tekstur-tekstur itu seolah berbicara, tentang para perajin di balik layar yang tak pernah tampil di panggung, namun justru menjadi nyawa dari setiap helai.
Dalam pernyataan resminya, Lakon menyampaikan bahwa Altruis/Urub adalah bentuk dedikasi terhadap semangat semesta. Bahwa seperti ibu yang bertaruh nyawa saat melahirkan, atau letusan gunung yang menciptakan kehidupan baru, hidup selalu punya sisi pengorbanan yang mendalam. Dan mode, bagi Lakon, bisa menjadi medium untuk mengingatkan hal itu.
Lebih dari sekadar koleksi busana, 'Urub' adalah manifesto tentang bagaimana mode bisa-dan seharusnya, menjadi lebih dari konsumsi tren. Ia bisa menjadi ruang refleksi, ajakan untuk kembali pada makna, dan lilin kecil yang menyala dalam hiruk pikuk dunia yang serba cepat.
Karena kadang, yang kita butuhkan bukan hanya apa yang kita pakai, tapi apa yang kita nyalakan dari dalam.
JF3 Fashion Festival sendiri digelar oleh Summareconsejak 2004. Melalui JF3, Summarecon secara konsisten menghadirkan platform untuk mengangkat potensi industri mode tanah air dan berkomitmen mendukung perkembangan ekosistem fashion Indonesia, mulai dari pelestarian warisan budaya, pemberdayaan talenta muda, hingga memperluas konektivitas ke pasar internasional.
Tahun ini, bertepatan dengan perayaan 50 tahun Summarecon, semangat inovasi yang menjadi DNA perusahaan turut tercermin dalam penyelenggaraan JF3 2025, menghadirkan terobosan program, kolaborasi global, dan dukungan nyata bagi para pelaku industri kreatif Tanah Air.
Simak Video "Video: Seberapa Kenal Kamu dengan Batik di Indonesia?"
(dtg/dtg)