Dengan baju putihnya, Paus Fransiskus menyapa ribuan umat Katolik yang telah menantinya untuk misa Paskah di Vatikan, Minggu (20/4/2025). Mereka bersorak gembira karena akhirnya dapat melihat kembali pemimpin tertinggi gereja Katolik itu setelah sempat dirawat di rumah sakit karena masalah paru-paru. Namun, sukacita tersebut berubah menjadi dukacita esok harinya saat kabar Paus Fransiskus wafat tersiar.
Vatikan mengumumkan Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025). Pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu mengembuskan napas terakhirnya setelah menjalani masa kepausan selama 12 tahun 39 hari.
Merupakan Paus Gereja Katolik ke-266, Paus Fransiskus dikenal tak hanya karena pesan-pesan moral dan sosialnya, tetapi juga karena kesederhanaan dan kerendahan hatinya yang tercermin pula dalam pilihan pakaian dan gaya berbusananya.
Berbeda dari pendahulunya, Paus Benediktus XVI yang tampil dengan mozzetta, jubah beludu merah berhias bulu ermine, Paus asal Buenos Aires, Argentina, ini memilih cassock putih polos yang sama, tanpa lambang kebesaran seperti lambang kepausan di sabuk.
Ia pun menolak memakai kalung salib emas baru setelah penahbisannya sebagai paus pada 2013. Kalung salib berbahan besi yang dipakainya sejak diangkat sebagai Uskup Auksilier Buenos Aires, tetap menjadi andalan.
Cincinnya, Ring of the Fisherman, bukan hasil desain baru, melainkan cincin daur ulang yang dahulu dimiliki Uskup Agung Macchi, sekretaris pribadi Paus Paulus VI. Berbeda dari tradisi pembuatan cincin emas untuk setiap Paus baru, cincin Fransiskus hanya berlapis emas di atas perak. Menggunakan barang daur ulang sejalan dengan semangat advokasi Paus Fransiskus dalam melestarikan lingkungan, selain membela kaum marjinal dan memperjuangkan perdamaian.
Soal sepatu, Paus Fransiskus juga mendobrak 'tradisi'. Alih-alih sepatu merah bermerek seperti Prada yang dikenakan Paus Benediktus, Fransiskus mengenakan sepatu kulit hitam polos buatan tangan Carlos Samaria, seorang sahabat lamanya di Buenos Aires.
Aksesori termahal satu-satunya yang sempat menjadi perbincangan publik adalah jam tangan plastik bermerek Swatch senilai US$ 56 atau sekitar Rp 1 juta. Kabarnya, ketika talinya putus, ia bahkan enggan membeli yang baru, kecuali setelah diyakinkan bahwa harga jam tersebut tidak melebihi tali penggantinya.
Pernah pula bingkai kacamatanya rusak tapi ia menolak untuk mengganti lensa kacamata lamanya. Bingkai baru dibelinya, tapi dipasang dengan lensa lama. Demikian pula dengan tas kerja kulit tuanya: tak bermerek, sudah lusuh. Tas tersebut ditentengnya sendiri ke kabin pesawat dalam setiap perjalanan.
Kesederhanaan Paus sempat mencuri hati masyarakat Indonesia saat berkunjung ke Jakarta pada September lalu. Protokol tamu negara sebenarnya memungkinkan Paus untuk dijemput dengan kendaraan mewah. Namun, ia justru lebih memilih mobil Toyota Zenix berwarna putih. Kendaraan tersebut tergolong sederhana untuk standar penjemputan kepala dunia.
Seperti dikabarkan WWD, Paus Fransiskus sebenarnya hanya mengenakan satu gaya pakaian sepanjang tahun. Paling hanya berubah ketebalan bahan setiap berganti musim.
Dalam cuaca sejuk, ia menambahkan pellegrina, jubah pendek terbuka yang dijahit langsung ke jubah utama dan mantel wol putih berpotongan klasik dengan delapan kancing, empat di antaranya hanya hiasan. Scarf putih wol dengan pinggiran rumbai menjadi satu-satunya aksesori pelengkap.
Untuk perawatan diri, Paus terbilang intens melakukannya. Ia mencukur lebih dari sekali sehari. "Karena saya sering memeluk banyak orang," ujarnya. Alat cukur elektriknya termasuk salah satu barang pribadi yang selalu ia bawa di dalam koper kulit tuanya.
Kondisi kesehatan Paus sempat sempat menurun pada Maret lalu akibat infeksi pernapasan serius, termasuk pneumonia pada kedua paru-parunya. Setelah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, Paus muncul di Basilika Santo Petrus, Vatikan, dengan mengenakan kaus putih lengan panjang dan celana panjang gelap. Sebuah kain bermotif garis terlihat disampirkan di dadanya, yang menimbulkan spekulasi apakah itu sebuah ponco atau hanya selimut yang dilipat.
Sebuah momen yang langka melihat Paus berada di tengah publik tanpa seragam andalannya. Surat kabar Il Messaggero sampai memuat berita di halaman depan dengan tajuk, "Paus dengan ponco, revolusi dalam sebuah foto."
Di bawah era kepausannya, Katolik lebih cair dan melebur dengan elemen sekuler seperti fashion. MET Gala 2018 tema 'Heavenly Bodies: Fashion and The Catholic Imagination' yang merayakan pengaruh kostum religius dan instrumen liturgis Katolik terhadap kreativitas insan mode dunia dari masa ke masa.
Perhelatan akbar dalam industri fashion dunia tersebut tentu terselenggara dengan restu dari Paus. Rihanna bahkan menebar pesonanya dalam balutan gaun Maison Margiela yang terinspirasi oleh jubah kebesaran Paus.
Paus Fransiskus tutup usia hanya sehari setelah memberi misa Paskah. Bahkan hingga akhir hayatnya, ia tetap melayani. Meski sosoknya telah tiada, dedikasi dan kesederhanaan Paus akan tetap hidup dan menjadi contoh nyata bagi umat manusia.
Simak Video "Video: Momen Carmen Hearts2Hearts Main Tebak-tebakan Makanan Indonesia"
(dtg/dtg)