Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Harga Tas Branded Berpotensi Ikut Naik Efek Tarif Impor Trump

Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 09 Apr 2025 06:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

A model walks the runway during the Dior pre-fall 2024 ready-to-wear presentation, Monday, April 15, 2024, at the Brooklyn Museum in New York. (Photo by Charles Sykes/Invision/AP)
Tas Dior (Foto: Charles Sykes/Invision/AP)
Washington D.C. -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memberlakukan tarif impor baru sehingga harga barang dari negara-negara yang terdampak diprediksi naik. Negara Uni Eropa, termasuk Italia dan Prancis yang terkenal citranya sebagai produsen barang-barang mewah tak luput dari kebijakan tersebut.

Trump menerapkan tarif impor sebesar 20 persen untuk barang-barang dari Uni Eropa yang masuk ke AS. Kemungkinan konsekuensinya, rumah mode seperti Hermès, Fendi, Chanel, Gucci, dan Dior akan menaikkan harga beberapa produk andalannya untuk pasar luxury brand Negeri Paman Sam.

A model wears a creation as part of the Hermes Fall/Winter 2024-2025 ready-to-wear collection presented Saturday, March 2, 2024 in Paris. (Photo by Scott A Garfitt/Invision/AP)Tas dari koleksi Hermes Fall/Winter 2024-2025 di Paris Fashion Week 2024 lalu. (Foto: Scott A Garfitt/Invision/AP)

Kendati demikian, kenaikan tersebut diprediksi tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap daya beli konsumen di AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembeli barang mewah biasanya tidak terlalu sensitif terhadap harga. Karena itu, penjual bisa menaikkan harga untuk menutup beban tarif," ujar pakar ekonomi dari Florida State University Prof. Randall Holcombe kepada WWD.

Dalam praktiknya, produsen dapat membagi beban tarif dengan pengecer, tergantung pada kondisi pasokan dan permintaan. Namun, khusus untuk pasar barang mewah, hampir seluruh beban tarif kemungkinan akan dialihkan ke konsumen dalam bentuk kenaikan harga.

ADVERTISEMENT

"Hal ini lebih mungkin terjadi pada barang mewah dibandingkan produk yang menyasar konsumen sensitif harga," tambah Holcombe.

(FromR) Chief Executive of LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) Bernard Arnault, CEO of Louis Vuitton Michael Burke and US President Donald Trump visit the new Louis Vuitton factory in Alvarado (40 miles south of Fort Worth), Johnson County, Texas on October 17, 2019. - A workshop of the French brand Louis Vuitton will be inaugurated in Texas by Donald Trump, in the presence of Bernard Arnault, CEO of LVMH, who had indicated to the American President in 2017 that he was ready to invest more in the United States. (Photo by Nicholas Kamm / AFP)Presiden Donald Trump dan CEO LVMH Bernard Arnault saat mengunjungi workshop Louis Vuitton di Texas pada 2019. (Foto: Nicholas Kamm/AFP)

Jika seluruh tarif 20 persen dibebankan kepada konsumen, maka Chanel Flap Bag klasik berukuran kecil bisa mengalami penyesuaian harga dari US$ 10.400 menjadi sekitar US$ 12.480 atau Rp 212 juta (kurs Rp 16.981). Adapun Hermès Birkin mungkin akan dibanderol US$ 14.400 setelah disesuaikan dari US$ 12.000.

Tidak menutup kemungkinan, kenaikan turut dialami tas-tas ikonis keluaran Dior dan Louis Vuitton, dua merek yang berada di bawah naungan LVMH milik Bernard Arnault (ia sempat menghadiri inaugurasi Trump pada Januari lalu). Mungkin tas LV buatan workshop-nya yang berlokasi di Texas, tidak akan terdampak.


Meski implikasinya dapat terasa nyata di pasar domestik AS, harga-harga barang mewah di negara lain bisa saja ikut terdampak. Kebijakan tarif Trump memicu kurs bergerak naik, termasuk rupiah yang sempat menyentuh angka Rp 17.000, sehingga berpotensi ikut menaikkan harga barang-barang impor, termasuk tas mewah di Indonesia.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads